Sabtu, 27 Agustus 2011

LAPORAN PENDAHULUAN OKSIGENASI

A.DEFINISI
Oksigenasi adalah proses penambahan O ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O ruangan setiap kali bernapas
(Tarwanto, 2006).
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.
B.FUNGSI FISIOLOGIS
1.Anatomi sistem pernapasan
a.Saluran Napas Atas
1)Hidung
a)Terdiri atas bagian eksternal dan internal
b)Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago
c)Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum
d)Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
e)Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
f)Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
g)Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
h)Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia
2)Faring
a)Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring
b)Faring dibagi menjadi tiga region: nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
c)Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif
3)Laring
a)Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea
b)Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
Epiglotis: daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan
Glotis: ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid: kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
Kartilago krikoid: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)
Kartilago aritenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid
Pita suara: ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)
c)Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi
d)Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu
4)Trakea
a)Disebut juga batang tenggorok
b)Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
b.Saluran Napas Bawah
1)Bronkus
a)Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
b)Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)
c)Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental
d)Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
2)Bronkiolus
a)Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
b)Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
3)Bronkiolus Terminalis: Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)
4)Bronkiolus respiratori
a)Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
b)Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas
5)Duktus alveolar dan Sakus alveolar: Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli
6)Alveoli
a)Merupakan tempat pertukaran O dan CO
b)Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2
c)Terdiri atas 3 tipe:
Sel-sel alveolar tipe I: adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli
Sel-sel alveolar tipe II: adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)
Sel-sel alveolar tipe III: adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
PARU
a)Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
b)Terletak dalam rongga dada atau toraks
c)Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar
d)Setiap paru mempunyai apeks dan basis
e)Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris
f)Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus
g)Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya
PLEURA
a)Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
b)Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
c)Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
d)Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru
2.Fisiologi sistem pernapasan dan faktor yang mempengaruhi
Bernafas / pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O yang dihirup (inspirasi) dan CO yang dibuang (ekspirasi). Proses bernapas terdiri dari 3 bagian, yaitu:
a.Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif. Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi:
1)Tekanan udara atmosfir
2)Jalan napas yang bersih
3)Pengembangan paru yang adekuat
b.Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi:
1)Luas permukaan paru
2)Tebal membran respirasi
3)Jumlah darah
4)Keadaan/jumlah kapiler darah
5)Afinitas
6)Waktu adanya udara di alveoli
c.Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.
Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi:
1)Curah jantung (cardiac Output / CO)
2)Jumlah sel darah merah
3)Hematokrit darah
4)Latihan (exercise)
C.GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
1.Jenis-jenis gangguan oksigenasi
a.Hiperventilasi: Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
b.Hipoventilasi: Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O tubuh atau untuk mengeluarkan CO dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.
c.Hipoksia: Tidak adekuatnya pemenuhuan O seluler akibat dari defisiensi O yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam sianosis, sesak napas.
2.Tanda dan gejala
a.Suara napas tidak normal.
b.Perubahan jumlah pernapasan.
c.Batuk disertai dahak.
d.Penggunaan otot tambahan pernapasan.
e.Dispnea.
f.Penurunan haluaran urin.
g.Penurunan ekspansi paru.
h.Takhipnea
3.Etiologi
a.Patologi
1)Penyakit pernafasan menahun (TBC, Asma, Bronkhitis)
2)Infeksi, Fibrosis kritik, Influensa
3)Penyakit sistem syaraf (sindrom guillain barre, sklerosis, multipel miastania gravis)
4)Depresi SSP / Trauma kepala
5)Cedera serebrovaskuler (stroke)
b.Maturasional
1)Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2)Bayi dan taddler, adanya resiko infeksi saluran pernapasan dan merokok
3)Anak usia sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
4)Dewasa muda dan pertengahan. Diet yang tidak sehat, kurang aktifitas stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5)Dewasa tua, adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arterios klerosis, elastisitasi menurun, ekspansi pann menurun.
c.Situasional (Personal, Lingkungan)
1)Berhubungan dengan mobilitas sekunder akibat: pembedahan atau trauma, nyeri, ketakutan, ancietas, keletihan.
2)Berhubungan dengan kelembaban yang sangat tinggi atau kelembaban rendah.
3)Berhubungan dengan menghilangnya mekanisme pembersihan siliar, respons inflamasi, dan peningkatan pembentukan lendir sekunder akibat rokok, pernapasan mulut.
D.PENATALAKSANAAN
1.Terapi oksigen. Prosedur pemberian oksigen:
a.Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.
b.Siapkan pasien dan keluarga.
1)Atur posisi pasien dengan semi fowler jika memungkingkan. Posisi ini memungkingkan ekspansi dada lebih mudah sehingga memudahkan bernapas
2)Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea. Informasi ke pasien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan dengan penggunaan oksigen
c.Atur peralatan oksigen dan humidifier
d.Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat tetap berfungsi
1)Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang. Seharusnya tidak ada suara pada selang dan sambungan tidak cocok. Seharusnya ada gelembung udara pada humidifier saat oksigen mengalir lewat air. Perawat measakan keluar pada kanul, masker atau tenda.
2)Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2-6 l/min.
e.Pasang alat pemeberian oksigen yang sesuai
1)Kanul:
a)Letakan kanul pada wajah pasien, dengan lubang kanul harus kehidung dan elastik band melingkar ke kepala. Beberapa model yang lain elastik band ditarik ke bahwa
b)Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian wajah.
c)Alasi selang dengan kasat pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
2)Masker wajah:
a)Tempatkan masker kearah wajah pasien dan letakan dari hidung kebawah.
b)Atur masker sesuai dengan bentuk wajah. Masker harus menutupi wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
c)Ikatkan elastik band melingkar pada klien sehingga masker terasa nyaman.
d)Alasi band dibelakang telinga dan ditas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker.
3)Tandah wajah: Tempatkan tanda pada wajah klien dan ikatkan melingkar pada kepala.
f.Kaji pasien secara teratur.
1)Kaji tingkat kecemasan pasien, warna mukosadan kemudahan bernapas, saat pasien dipasang alat.
2)Kaji pasien dalam 15-30 menit pertama, ini tergantung kondisi pasien dan setelah itu secara teratur. Kaji vital sing atau warna, pola bernapas dengan gerakan dada.
3)Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hypoxia, tachicardi, confuse/bingung , dispenea, kelelahan dan sianosis. Dilihat data hasil BGA jika memungkingkan.
4)Kaji hidung pasien jika ada iritasi beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapisi membran mukosa.
5)Inspeksi kulit wajah bila ada basah/goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.
g.Inspeksi peralatan secara teratur.
1)Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat memberkan perawatan pada klien.
2)Pertahankan tinggi air di humidifier
3)Pastikan petunjuk kemanan diikuti
h.Catat data yang relevan dan dokumnetasi keperawatan atau Catat terapi dan semua hasil pengkajian keperawatan.
2.Terapi pengobatan sesuai program

Tidak ada komentar: