Minggu, 27 November 2011

PEDOMAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

a.Para wanita harus mulai melakukan tes Pap smear sekitar 3 tahun setelah mereka mulai melakukan hubungan seks, tetapi tidak lebih tua dari usia 21 tahun.
b.Pengujian harus dilakukan setiap tahun jika tes Pap smear biasa digunakan, atau setiap 2 tahun sekali jika Pap smear berbasis cairan digunakan.
c.Dimulai pada usia 30 tahun, para wanita yang mempunyai hasil tes NORMAL sebanyak 3x berturut-turut mungkin dapat menjalani tes Pap smear setiap 2 sampai 3 tahun sekali. Pilihan lainnya untuk wanita di atas 30an adalah menjalani tes Pap smear setiap 3 tahun sekali plus tes HPV DNA.

d.Wanita yang memiliki faktor resiko tertentu (seperti infeksi HIV atau punya imunitas lemah) harus mendapatkan tes Pap smear setiap tahun.
e.Wanita usia 70 tahun atau lebih tua dengan hasil tes Pap NORMAL selama 3 tahun berturut-turut (dan tidak mempunyai hasil tes ABNORMAL dalam 10 tahun terakhir) dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap smear ini. Tapi wanita yang telah menderita kanker serviks atau yang memiliki faktor risiko lain (seperti yang disebutkan di atas) harus terus melalukan tes ini selama mereka berada dalam kesehatan yang baik.
f.Wanita yang pernah menjalani total histerektomi juga dapat memilih untuk berhenti melakukan tes Pap kecuali telah menjalani pembedahan untuk mengobati kanker serviks atau pra-kanker. Wanita yang pernah menjalani histerektomi sederhana (leher rahim tidak dihapus) harus tetap mengikuti pedoman di atas.
Beberapa wanita percaya bahwa mereka bisa berhenti melakukan tes Pap smear setelah mereka berhenti mempunyai anak. Ini tidak benar. Mereka harus terus mengikuti pedoman diatas.
Pemeriksaan Panggul vs Tes Pap Smear
Banyak orang sering rancu antara pemeriksaan panggul vs tes Pap smear, mungkin karena kedua hal ini sering dilakukan pada saat bersamaan. Pemeriksaan panggul adalah bagian dari perawatan kesehatan rutin seorang wanita. Selama pemeriksaan ini, dokter mungkin melihat dan merasakan organ reproduksi. Beberapa wanita berpikir bahwa mereka tidak perlu pemeriksaan panggul setelah mereka berhenti memiliki anak. Hal ini tidak benar.
Pemeriksaan panggul dapat membantu menemukan penyakit pada organ kewanitaan. Tapi hal itu tidak akan menemukan kanker serviks pada stadium awal. Untuk itu, tes Pap smear diperlukan. Tes Pap smear sering dilakukan sesaat sebelum pemeriksaan panggul.

Alternatif lain Tes Pap Smear: Metode IVA
Untuk deteksi dini kanker serviks, selain test Pap Smear, metoda lain yang dapat menjadi pilihan adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

IVA digunakan untuk mendeteksi abnormalitas sel serviks Anda setelah mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka3-5%) pada leher rahim. Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite change). Hasilnya dapat diketahui saat itu juga atau dalam waktu 15 menit.

Metode IVA mengandung kelebihan dibanding test Pap smear, karena sangat sederhana (dapat dilakukan di Puskesmas), hasilnya cukup sensitif dan harganya amat terjangkau (mulai Rp. 5000).
Berbeda dengan test Pap smear, pemeriksaan dengan metode IVA juga dapat dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi, saat asuhan nifas atau paska keguguran. Bila hasilnya bagus, kunjungan ulang untuk tes IVA adalah setiap 5 tahun.

Tidak ada komentar: