DEFINISI
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam rongga amnion. Tindakan ini umumnya dilakukan pada saat pembukaan lengkap atau hampir lengkap agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana mestinya. Pada kondisi selektif, amniotomi dilakukan pada fase aktif awal, sebagai upaya akselerasi persalinan. Pada kondisi demikian, penilaian serviks, penurunan bagian terbawah dan luas panggul, menjadi sangat menentukan keberhasilan proses akselerasi persalinan. Penilaian yang salah, dapat menyebabkan cairan amniotomi sangat berkurang sehingga menimbulkan distosia dan meningkatkan morbiditas/ mortalitas ibu dan bayi yang dikandungnya.
AMNIOTOMI ELEKTIF. Pemecahan selaput ketuban secara sengaja dengan tujuan mempercepat persalinan merupakan salah satu prosedur yang paling sering dilakukan di bidang obstetri. Melalui penelitian diketahui bahwa amniotomi pada pembukaan sekitar 5cm mempercepat persalinan 1 sampai 2 jam tanpa meningkatkan angka keseluruhan seksio sesarea atau kebutuhan akan stimulasi olsitosin. Dalam studi oleh Garite dkk. (1993), pemakaian oksitosin berkurang apabila dilakukan amniotomi elektif dini. Yang utama, tidak terjadi efek samping pada neonatus. Namun, para peneliti ini memang mengidentifikasi adanya peningkatan pola penekanan tali pusat ringan sampai sedang akibat amniotomi. Walaupun demikian, deselerasi berat tidak terjadi dan karena itu angka seksio sesarea atas indikasi gawat janin tidak terpengaruh.
INDUKSI AMNIOTOMI. Pemecahan selaput ketuban secara sengaja dapat digunakan untuk menginduksi persalinan, tetapi hal ini mengisyaratkan komitmen yang pasti untuk melahirkan per vaginam. Kerugian utama amniotomi apabila digunakan secara tunggal untuk induksi persalianan adalah interval yang tidak dapat diperkirakan dan kadang berkepanjangan sampai timbulnya kontraksi. Walaupun hal ini dipraktikkan secara luas, hanya sedikit penelitian yang sudah dilakukan untuk membandingkan amniotomi saja dengan metode lain. Dalam sebuah uji coba klinis acak, Bakos dan Backstrom (1987) mendapatkan bahwa amniotomi saja atau amniotomi plus oksitosin lebih baik dari pada oksitosin saja. Mercer dkk. (1995) membagi secara acak 209 wanita yang menjalani induksi oksitosin ke dalam kelompok amniotomi pada pembukaan 1 sampai 2 cm (amniotomi dini) atau pembukaan 5cm (amiotomi lanjut). Amniotomi dini menyebabka durasi persalinan yang secara bermakna lebih singkat (sekitar 4 jam), tetapi terjadi peningkatan insidensi korioamnionitis (23%) dan pola pemantauan penekanan tali pusat (12%).
AMNIOTOMI UNTUK AUGMENTASI. Amniotomi sering dilakukan apabila persalinan spontan berlangsung terlalu lambat. Berdasarkan bukti-bukti yang diperoleh dari uji coba klinis pada persalinan spontan dan dari induksi persalinan, besar kemungkinan bahwa amniotomi akan meningkatkan kemajuan persalinan yang disfungsional. Rouse dkk. (1994) melakukan sebuah studi teracak dan mendapatkan bahwa penambahan amniotomi pada augmentasi oksitosin atas indikasi persalinan macet pada fase aktif dan mempersingkat persalinan sebesar 44 menit. Tindakan ini juga secara bermakna meningkatkan insidensi koroamnionitis. Amniotomi, sebagai tambahan untuk infus oksitosin, tidak mempengaruhi rute pelahiran dibandingkan dengan oksitosin saja.
Alasan dilakukannya amniotomi ini adalah bahwa keluarnya cairan amnion dapat mengurangi perdarahan dari tempat implentasi dan mengurangi masuknya tromboplastin dan mungkin faktofaktor pembekuan aktif pada sekmen dari bekuan retroplasenta ke dalam sirkulasi ibu. Namun, tidak ada bukti bahwa keduanya tercapai dengan amniotomi. Apabila janin sudah cukup matur, pemecahan selaput ketuban dapat mempercepat persalinan. Apabila janin imatur, ketuban yang utuh mungkin lebih efisien untuk mendorong pembukaan servik dari pada tekanan yang ditimbulkan bagian tubuh janin yang berukuran kecil dan kurang menekan serviks.
INDIKASI
1.Persalinan kala II
2.Akselerasi persalinan
3.Persalinan pervaginam dengan menggunakan instrument
4.Untuk pemantauan internal frekuensi denyut jantung janin secara elektronik apabila diantisipasi terdapat gangguan pada janin
5.Untuk melakukan penilaian kontraksi intra uterus apabila persalinan kurang memuaskan
6.Amniotomi elektif untuk mempercepat persalinan spontan atau mendeteksi mekonium.
KONTRA INDIKASI
1.Polihidramnion
2.Presentasi muka
3.Tali pusat terkemuka
4.Vasa previa
5.Letak lintang
Senin, 05 Desember 2011
AMNIOTOMI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar