Sabtu, 28 Januari 2012

ASUHAN PADA KEHAMILAN DENGAN ABORTUS

A.Pengkajian
Pada kasus abortus keluhan yang biasanya dirasakan adalah perdarahan pada kehamilan muda yang biasanya kehamilan kurang dari 20 minggu dan biasanya disertai dengan nyeri atau tidak, kadang juga klien juga merasakan ada jaringan yang keluar dari kemaluannya. Pada riwayat kehamilan sebelumnya juga kadang pasien mengatakan bahwa pernah mengalami abortus dan jika terjadi lebih dari tiga kali berturut-turut dinakan abortus habitualis. Pada kasus missed abortion gejalanya yaitu pasien mengalami perdarahan sedikit-sedikit dan gejala kehamilan hilang. Hal ini sesuai dengan buku sinopsis obstetri jilid 1.

B.Pemeriksaan
Pada pemeriksaan kasus abortus terdapat perdarahan pervaginam, pada pemeriksaan servik kasus abortus iminen servik masih menutup, namun pada kasus abortus yang lain servik sudah terjadi dilatasi atau penipisan. Pada kasus abortus inkoplit sebagian jaringan sudah keluaran dan tejadi perdarahan terus menerus, sedangkan pada kasus abortus komlit seluruh jaringan sudah keluar dan rongga rahim kosong. Dan pada kasus abortus iminen servik sudah membuka namun dan fetus masih berada dirongga perut. Hal ini berdasarkan buku sinopsis obstetri jilis.

C.Interpretasi Data Dasar: Pada data subjektif klien menapatkan keluhan seperti kehamilan normal dan merasakan perdarahan pervaginam dan pada kasus abortus ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak tergantung jenis dari abortus tersebut. Pada pemeriksaan didapatkan data objektif servik membuka dan ada jariangan yang sudah keluar keseluruan , keluar sebagian bahkan belum keluar sama sekali jaringan dari rongga perut. Hal ini sesuai dengan teori Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH.

D.Diagnosa Potensial: Adanya di antarabanding dari abortus antara lain Perdarahan,Perforasi, Infeksi dan tetanus, Ginjal akut, Syok. buku kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid 1.

E.Identifikasi Tindakan Segera: Rujuk pasien dan kolaborsi dengna dokter.

F.Perencanaan
1.Abortus imminens
a.tirah baring secara total
b.bila perdarahan: Berhenti: lakukan asuhan antenatal terjadual dan penilaian ulang bila terjadi perdarahan lagi dan terus berlangsung: nilai kondisi janin (USG).
2.Abortus insipiens: lakukan prosedur evakuasi hasil konsepsi
3.Abortus inkomplit
a.Tentukan besar uterus
b.Hasil konsepsi yang terperangkap pada servik yang disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara digital atau cunam ovum. Setelah itu evaluasi perdarahan:
c.Bila tidak ada tanda-tanda infeksi, beri antibiotik profilaksis
d.Bila terjadi infeksi antibiotik
e.Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16 minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM ( Aspirasi Vakum Manual )
f.Bila pasientampak anemik, berikan sulfas ferosus 600 mg per hari selama 2 minggu (anemia sedang) atau transfusi darah (anemia berat)
4.Abortus komplit
a.Apabila kondisi pasien baik, cukup diberikan tablet ergometrin 3x1 tablet/ hari untuk 3 hari
b.Apabila pasien mengalami anemia sedang, anjurkan Fe 600 mg/hari selama 2 minggu disertai dengan anjuran mengkonsumsi makanan bergizi
c.Apabila tidak terdapat tanda-tanda infeksi perlu diberi antibiotik, atau apabila kawatir akan infeksi dapat diberi antibiotik profikaksis.
5.Missed Abortion: Berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, jika tidak berhasil dapat dilakukan histerotomia anterior. Hendaknya pada penderita juga diberikan tonika dan antibiotik.
6.Abortus Habitualis: Pengobatan pada kelainan endometrium pada abortus habitualis lebih besar hasilnya jika dilakukan sebelum ada konsepsi dari pada sesudahnya

G.Pelaksanaan: Sesuai dengan perencanaan

H.Evaluasi: Sesuai dengan hasil dari pelaksanaan

Tidak ada komentar: