Sabtu, 28 Januari 2012

EMBOLI AIR KETUBAN

A.Pengertian
Emboli air ketuban ad alah sindrom dimana setelah sejumlah besar cairan ketuban memasuki sirkulasi darah maternal , tiba – tiba terjadi gangguan pernafasan yang akut dan shock 25% wanita yang menderita keadaan ini meninggal dunia dalam waktu 1 jam (aisyiyah blog,2009).
Emboli air ketuban adalah penyumbatan arteri pulmoler (arteri paru-paru ) ibu oleh cairan ketuban (nurcahyo,2008)

B.Penyebab
1.Multi paritas yaitu ibu sudah pernah hamil dan melahirkan lebih dari 3 kali
2.Usia lebih dari 30 thn termasuk resoki tinggi untuk kemungkinan emboli air ketuban
3.Janin yang besar bisa karena hidramnion maupun ibu yang mempunyai riwayat Diabetes Melitus
4.Kematian janin intrauterine(IUFD)
5.Meconium dalam cairan ketuban
6.Kontraksi uterus yang kuat disebabkan karena pemberian induksi yang tidak sesuai dosis
7.Insidensi yang tinggi kelahiran dengan operasi(SC).

C.Tanda dan gejala
1.Hipotensi ( syok ), terutama disebabkan reaksi anapilactis terhadap adanya bahan – bahan air ketuban dalam darah terutama emboli meconium bersifat lethal.
2.Gawat janin ( bila janin belum dilahirkan )
3.Edema paru atau sindrom distress pernafasan dewasa.
4.Henti kardiopulmoner yaitu berhentinya kerja jantung dan paru-paru
5.Sianosis (Kebiruan)
6.Koagulopati (masuknya air ketuban ke pembulu darah )
7.Dispnea / sesak nafas yang sekonyong – konyongnya
8.Kejang , kadang perdarahan akibat KID merupakan tanda awal.
9.Berupa trias gejala yaitu ketuban pecah, diikuti sesak nafas, dan syok, serta diikuti perdarahan.

D.Pengaruh dalam persalinan pada ibu
Air ketuban yang terisap dengan benda padatnya (rambut lanugo, lemah, dan lainnya) menyambut kapiler paru sehingga terjadi hipertensi arteri pulmonum, edema paru, dan gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Akibat hipertensi pulmonum menyebabkan tekanan atrium kiri turun, curah jantung menurun, terjadi penurunan tekanan darah sistemik yang mengakibatkan syok berat. Gangguan pertukaran oksigen dan karbon monoksida menyebabkan sesak nafas, sianosis,dan gangguan pengaliran oksigen ke jaringan yang mengakibatkan asidosis metabolic dan metabolisme anaerobic.
Edema paru dan gangguan pertukaran oksigen dan karbon monoksida menyebabkan terasa dada sakit – berat – dan panas, penderita gelisah karena kekurangan oksigen, dikeluarkannya histamine yang menyebabkan spasme bronkus, pengeluaran prostaglandin dapat menambah spasme bronkus dan sesak nafas.
Terjadi refleks nervus vagus yang menyebabkan bradikardia dan vasokontriksi arteri koroner yang menimbulkan gangguan kontraksi otot jantung dan dapat menimbulkan henti jantung akut. Manifestasi keduanya menyebabkan syok dalam, kedinginan, dan sianosis. Kematian dapat berlangsung sangat singkat dari 20 menit sampai 36 jam.

E.Pencegahan
Upaya pencegahan dengan memperhatikan indikasi induksi persalinan. Memecah ketuban saat akhir his sehingga tekanannya tidak terlalu besar dan mengurangi masuk ke dalam pembuluh darah, tangan tetap di dalam untuk mengurangi aliran air ketubannya. Saat seksio sesarea dilakukan pengisapan air ketuban perlahan sehingga dapat mengurangi asfiksia intrauterine dan emboli air ketuban melalui perlukaan lebar insisi operasi.

F.Penatalaksanaan
1.Terapi krusnal , meliputi : resusitasi , ventilasi , bantuan sirkulasi , koreksi defek yang khusus ( atonia uteri , defek koagulasi )
2.Penggatian cairan intravena & darah diperlukan untuk mengkoreksi hipovolemia & perdarahan .
3.Oksitosin yang di tambahkan ke infus intravena membantu penanganan atonia uteri.
4.Morfin (10 mg) dapat membantu mengurangi dispnea dan ancietas .
5.Heparin membantu dalam mencegah defibrinasi intravaskular dengan menghambat proses perbekuan
6.Amniofilin ( 250 – 500 mg ) melalui IV mungkin berguna bila ada bronkospasme .
7.Isoproternol di berikan perlahan – lahan melalui IV untuk menyokong tekanan darah sistolik kira – kira 100 mmHg
8.Kortikosteroid secara IV mungkin bermanfaat
9.0ksigen selalu merupakan indikasi intubasi dan tekan akhir ekspirasi positif (PEEP) mungkin diperlukan
10.Untuk memperbaiki defek koagulasi dapat digunakan plasma beku segar dan sedian trombosit.

Tidak ada komentar: