PIN atau Pekan Imunisasi Nasional adalah pekan dimana setiap balita termasuk bayi baru baru lahir di Indonesia diimunisasi dengan vaksin polio, tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi dilakukan dua kali, masing-masing dua tetes dengan selang waktu satu bulan.
PIN adalah kegiatan imunisasi Polio terhadap Balita (usia 0 – 59 bulan) yang mendapatkan imunisasi polio serentak di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memutuskan rantai virus polio dan juga dapat meningkatkan kekebalan badan bayi terhadap penyakit polio. Tim atau petugas imunisasi akan memberi tanda pada kelingking jari kiri anak-anak yang telah diimunisasi.
Pemberian vaksin polio dilakukan di Pos PIN, yakni bisa di Posyandu, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (pustu), rumah sakit dan tempat pelayanan kesehatan lainnya termasuk pelayanan kesehatan swasta.
Tempat – tempat umum lainnya yang strategis letaknya dimanfaatkan sebagai pos PIN seperti pelabuhan udara dan laut, terminal, stasiun, pasar, taman kanak – kanak, kelompok bermain, SLB, panti asuhan, tempat penitipan anak, YPAC dan lain – lain.
Kegiatan Pos PIN dan pemberian Imunisasi Polio:
1.Kegiatan Pos imunisasi harus dimulai pada pagi hari.
2.Imunisasi pada anak – anak harus teratur dan bergilir (antri), siapa yang datang duluan terlebih dahulu dilayani.
3.Buka hanya satu vial vaksin dan diletakkan diluar thermos atau vaccine carrier.
4.Ice pack atau kantong es tidak boleh dikeluarkan dari vaccine carrier atau thermos dan jangan membuka vaccine carrier/thermos terlalu sering karena akan berakibat suhu didalam vaccine carrier/thermos menjadi panas.
5.Satu petugas menerima orang tua dan anaknya, mendaftarkannya pada form register serta petugas memberikan imunisasi pada anak – anak Balita.
6.Setelah anak balita diimunisasi, orang tuanya diberi saran untuk meneruskan imunisasi rutin dan mengingatkan mereka untuk kembali pada pelayanan putaran berikutnya.
7.Satu petugas lain mencatat anak yang sudah diimunisasi dan petugas lainnya memberikan tanda pada jari kelingking kiri anak.
8.Satu anggota bertugas mengatur alur antrian agar tidak berdesakan.
9.Lokasi Pos imunisasi hendaknya yang teduh sehingga vaksin dalam vial yang berada diluar dan vaksin carrier tidak terkena sinar matahari.
10.Pada waktu siang hari ketika kunjungan mulai menurun, kader melakukan kunjungan rumah dan menggerakkan sasaran untuk datang ke Pos PIN sementara itu petugas lainnya tetap di Pos imunisasi untuk memberikan imunisasi.
Strategi dalam pelaksanaan PIN dapat diupayakan adanya:
1.Dukungan politisi dari pemerintah pusat dan daerah. Peranan kabupaten/kota sangat menentukan keberhasilan PIN.
2.Peran aktif sektor terkait termasuk swasta, LSM, masyarakat dalam persiapan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi PIN.
3.Pemasaran sosial yang efektif dalam rangka penyebarluasan informasi serta penggerakan masyarakat.
4.Penggerakan sasaran oleh sektor – sektor terkait, PKK, tokoh masyarakat serta Lembaga Swadaya Masyarakat.
5.Dukungan sumber daya dan teknologi dalam pelayanan imunisasi.
Pemerintah Indonesia mempunyai empat strategi yang dianggap manjur untuk memberantas polio:
1.Memberi imunisasi polio kepada semua anak sebanyak empat kali sebelum usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit utama anak (tuberkolosis atau meningitis, polio, dipteri, pertusis, tetanus, campak, hepatitis B).
2.Lewat PIN semua anak di bawah usia lima tahun diberi dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan.
3.Sistem pengamatan dibuat sedemikian rupa sehingga tak ada kasus polio yang tak teridentifikasi.
4.Mengirim tim untuk melakukan imunisasi dari rumah ke rumah di wilayah virus polio dicurigai masih beredar.
Minggu, 08 Januari 2012
PEKAN IMUNISASI NASIONAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar