1.Pengertian
a.Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Barbara, dkk, 2003).
b.Tanda bahaya kehamilan adalah suatu tanda dan gejala yang menyertai saat kehamilan yang dapat membahayakan atau menimbulkan kelainan dan komplikasi dalam kehamilan (Anggoro, 2008).
2.Macam-macam tanda bahaya kehamilan dini
a.Hipertensi gravidarum
Ketika kehamilan berlanjut, hipoksia plasenta menginduksi ploriferasi sitotrofoblas dan penebalan membran basalis trofoblas yang mungkin mengganggu fungsi metabolik plasenta.sekresifasodilator protasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang dan sekresi trombosan oleh trombosit bertambah, sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini terjadilah pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50 persen, hipertensi ibu dan penurunan volume plasma ibu.
1)Hipertensi gravidarum ringan. (hipertensi kehamilan)
Tekanan darah diastolik 90-99 mmHg dan kenaikan ini paling sedikit terditeksi dalam dua kali pemeriksaan yang sekurang-kurangnya berselang 6 jam. Urin tidaj menunjukan protein signifikan(<30 mg/dl). Hipertensi ringan berpengaruh sedikit pada ibu dan janin.
2)Hipertensi grafidarum sedang.
Tekanan darah pasien teeletak antara 140-170/100-110 yang dikonfirmasi dalam dua kali pemeriksaan berturut setelah istirahat. Jika didapati protein urin (>30 dan <300 mg/dl) kategori ini berubah menjadi hipertensi gravidarum berat.
3)Hipertensi gravidarum berat. (pre-eklamsia atau gestational proteinuric hypertention)
Tekanan darah pasien melebihi 170/110 dan/atau terdapat proteiuria nyata. Hipertensi gravidarum berat mengenai kira-kira 1 persen primigravida.
Ketika pertama kali diidentifikasi hipertensi selama kehamilan seorang wanita dan dia adalah kurang dari 20 minggu kehamilan, peningkatan tekanan darah biasanya menunjukkan hipertensi kronis. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur. Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.
Edema dapat terjadi pada semua derajad hipertensi gravidarum tetapi mempunyai sedikit nilai diagnostik kecuali jika edemanya generalisata, karena edema sama seringnya dengan edema pada wanita yang tidak mengalami gangguan antenatal.
Penatalaksanaan dalam pemberian perawatan hipertensi gravidarum adalah memungkinkan pertumbuhan janin berlangsung terus hingga cukup maturdan dapat bertahan hidup diluar uterus, atau diperkirakan resiko kematian interna-uteri lebih besar daripada keberadaannya diluar uterus. Lama perawatan tergantung pada keparahan hipertensi gravidarum, Lama kehamilan dan Respon pasien terhadap perawatan.
b.Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal sekali kehamilan, ibu mungkin akan
mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu
pertama haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi,
dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh atau erosi .
Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi. Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang -kadang, tetapi tidak selalu, disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta.
1)Abortus: Abortus adalah kehamilan yang berakhir sebelum berat janin 500 gram atau sebelum umur kehamilan mencapai 20 minggu sejak hari pertama haid terakhir. Pada hamil muda abortus selaiu didahului oleh kematian janin. Kematian janin disebabkan oleh: Kelainan telur (kelainan kromosom : trisomi, poliploid) kelainan telur menye babkan kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa shingga janin tidak mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan pertumbuhan selain oleh kelainan benih dapat juga disebabkan oieh kelainan lingkungan atau faktor ekstrogen virus, radiasi, zat kimia). Penyakit ibu Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
-Infeksi akut yang berat pneumonia, typaus dan lain-lain, dapat menyebabkan abortus prematum : janin dapat meninggal oleh toxin-toxidkarena penyehuan yang toxis dapat menyebabkan abortus wdaupun janin hidup.
-Kelainan endoktri, misalnya kekurangan progesteron atau disfungsi kelenja.r gondok.
-Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan abortus
-Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat menimbulkan abortus.
a)Abortus Imminens: Abortus imminens adalah terjadinya perdarahan dari rahim sebelum kehamilan mencapai usia 20 minggu, dimana janin masih berada di dalam rahim dan tanpa disertai pembukaan dari leher rahim. Apabila janin masih hidup maka kehamilan dapat dipertahankan, akan tetapi apabila janin mengalami kematian, maka dapat terjadi abortus spontan. Penentuan kehidupan janin dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG (Ultrasonografi) untuk melihat gerakan dan denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat juga didengarkan melalui alat Doppler atau Laennec apabila janin sudah mencapai usia 12 – 16 minggu.
Penanganan abortus imminens meliputi :
Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan berkurangnya rangsang mekanik.
Terapi hormon progesteron intramuskular atau dengan berbagai zat progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti efektivitasnya tidak diketahui secara pasti.
Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apaka}r janin masih hidup.
b)Abortus inkompletus: Pada abortus inkompletus, produk konsepsi (janin) sebagian sudah keluar akan tetapi masih ada sisa yang tertinggal di dalam rahim. Gejala yang terjadi adalah keram pada rahim disertai perdarahan rahim dalam jumlah banyak, terjadi pembukaan, dan sebagian jaringan keluar. Penanganan yang dilaksanakan adalah mengawasi kondisi ibu agar tetap stabil dan pengeluaran seluruh jaringan hasil konsepsi yang masih tertinggal di dalam rahim.
c)Abortus kompletus: Abortus kompletus adalah pengeluaran seluruh hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu .. Apabila plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga menyebabkan hipovolemia berat. Penanganan abortus komplit:
Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum iso prostol4 00 mcg per oral.
Jika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
d)Abortus Insipien: Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari rahim pada kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya pembukaan leher rahim, namun janin masih berada di dalam rahim. Pada tahapan ini terjadi perdarahan dari rahim dengan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering, diikuti dengan pembukaan leher rahim.
Sabtu, 28 Januari 2012
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar