Senin, 27 Februari 2012

GAGAL JANTUNG KONGESTIF (CHF)

A.PENGERTIAN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Gagal jantung adalah suatu keadaan patologis adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan kemampuannnya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri. (Braunwald, 1996)
Gagal jantung yaitu suatu sindrom klinis yang ditandai dengan adanya abnormalitas fungsi ventrikel kiri dan kelainan regulasi neurohormonal disertai dengan intoleransi kemampuan kerja fisis, retensi cairan dan memendeknya umur hidup. (Packer, 1996)
Ketidakmampuan jantung memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh pada tekanan pengisian normal padahal aliran balik vena (venous return) ke jantung dalam keadaan normal. (Sonnenblik, 2000)

B.ETIOLOGI GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Penyebab gagal jantung kongestif dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.Intrinsik :
Kardiomiopati
Infark miokard
Miokarditis
Penyakit jantung iskemik
Defek jantung bawaan
Perikarditis / tamponade jantung
2.Sekunder :
Emboli paru
Anemia
Tirotoksikosis
Hipertensi sistemik
Kelebihan volume darah
Asidosis metabolik
Keracunan obat
Aritmia jantung ( dr. Jan Tambayong, 2000 )

C.TANDA DAN GEJALA GAGAL JANTUNG KONGESTIF
1.Tanda dan gejala gagal jantung yang disebabkan oleh penurunan kardiak out put :
Cepat lelah, cemas, oliguri, kulit dingin, pucat
2.Tanda dan gejala gagal jantung akibat kongesti balik dari ventrikel kiri :
Dyspneu, hasil x-ray menunjukkan kongesti paru – paru, rales paru – paru, batuk
3.Tanda dan gejala gagal jantung akibat kongesti balik ventrikel kanan :
Edema perifer, hepatomegali, distensi vena leher, peningkatan CVP

D.PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Respon kompensasi terhadap out put kardiac yang tidak adekuat. Cardiac out put yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk mempertahankan perfusi organ- organ tubuh yang vital. Respon awal adalah stimulus kepada saraf simpati yang menimbulkan dua pengaruh utama :
1.Meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi myocardium.
2.Vasokontriksi perifer
Vasokontriksi perifer menggeser arus darah arteri ke organ-organ yang kurang vital, seperti kulit dan ginjal dan juga organ-organ yang lebih vital, seperti otak. Kontriksi vena meningkatkan arus balik dari vena ke jantung. Peningkatan peregangan serabut otot myocardium memungkinkan kontraktilitas.
Pada permulaan respon berdampak perbaikan terhadap cardiac out put, namun selanjutnya meningkatkan kebutuhan oksigen untuk myocardium, meregangkan serabut- serabut myocardium dibawah garis kemampuan kontraksi. Bila orang tidak berada dalam status kekurangan cairan untuk memulai peningkatan volume ventrikel dapat memperberat preload dan kegagalan komponen- komponen.
Jenis kompensasi yang kedua yaitu dengan mengaktivkan sistem renin angiotensin yang akhirnya berdampak pada peningkatan preload maupun afterload pada waktu jangka panjang dan seterusnya.
Kompensasi yang ketiga yaitu dengan terjadinya perubahan struktur miocardium itu sendiri yang akhirnya lama- kelamaan miocardium akan menebal atau menjadi hipertropi untuk memperbaiki kontraksi namun ini berdampak peningkatan kebutuhan oksigen untuk miokardium.

Kegagalan ventrikel kiri. Kegagalan ventrikel kiri untuk memompakan darah yang mengandung oksigen guna memenuhi kebutuhan tubuh berakibat dua hal :
1.Tanda- tanda dan gejala- gejala penurunan kardiak output.
2.Kongesti paru- paru.
a.Dispnea
Pernafasan yang memerlukan tenaga merupakan gejala dini dari kegagalan ventrikel. Bisa timbul akibat gangguan pertukaran gas karena cairan di dalam alveoli. Hal ini bisa menjadi payah karena pergerakan tubuh, misal menaiki tangga, berjalan mendaki dll. Karena dengan kegiatan tersebut memerlukan peningkatan oksigen.
b.Orthopnea
Timbul kesukaran bernafas pada waktu berbaring terlentang dan orang harus tidur pakai sandaran di tempat tidur atau tidur duduk pada sebuah kursi. Bila orang tidur terlentang ventilasi kurang kurang dan volume darah pada pembuluh- pembuluh paru- paru meningkat.

Kegagalan ventrikel kanan
Kegagalan ventrikel kanan terjadi bila bilik ini tidak mampu memompa melawan tekanan yang naik pada sirkulasi pada paru- paru. Kegagalan ventrikel kanan dalam memompakan darah akan mengakibatkan oedema pada ekstrimitas. Pada hati juga mengalami pembesaran karena berisi cairan intra vaskuler, tekanan di dalam sistem portal menjadi begitu tinggi sehingga cairan didorong melalui pembuluh darah masuk ke rongga perut (acites) akibatnya akan mendesak diafragma yang akhirnya akan susah untuk bernapas (Dr. Soetomo Kasiman dkk, 2001)

E.PENGOBATAN
Pengobatan dilakukan agar penderita merasa lebih nyaman dalam melakukan berbagai aktivitas fisik, dan bisa memperbaiki kualitas hidup serta meningkatkan harapan hidupnya.
Pendekatannya dilakukan melalui 3 segi, yaitu :
1.Mengobati penyakit penyebab gagal jantung.
2.Menghilangkan faktor-faktor yang bisa memperburuk gagal jantung.
3.Mengobati gagal jantung.

Ad. 1. Mengobati penyebab gagal jantung
a.Pembedahan bisa dilakukan untuk :
▪Memperbaiki penyempitan atau kebocoran pada katup jantung
▪Memperbaiki hubungan abnormal diantara ruang-ruang jantung
▪Memperbaiki penyumpatan arteri koroner yang kesemuanya bisa menyebabkan gagal jantung.
b.Pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi.
c.Kombinasi obat-obatan, pembedahan dan terapi penyinaran terhadap kelenjar tiroid yang terlalu aktif.
d.Pemberian obat anti-hipertensi.
Ad. 2. Menghilangkan faktor yang memperburuk gagal jantung
Menghilangkan aktifitas fisik yang berlebihan merupakan tindakan awal yang sederhana namun sangat tepat dalam penanganan gagal jantung.. Dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan perubahan pola makan, berhenti minum alkohol atau melakukan olah raga ringan secara teratur untuk memperbaiki kondisi tubuh secara keseluruhan. Untuk penderita gagal jantung yang berat, tirah baring selama beberapa hari merupakan bagian penting dari pengobatan. Penggunaan garam yang berlebihan dalam makanan sehari-hari bisa menyebabkan penimbunan cairan yang akan menghalangi pengobatan medis. Jumlah natrium dalam tubuh bisa dikurangi dengan membatasi pemakaian garam dapur, garam dalam masakan dan makanan yang asin.
Penderita gagal jantung yang berat biasanya akan mendapatkan keterangan terperinci mengenai jumlah asupan garam yang masih diperbolehkan.
Cara yang sederhana dan dapat dipercaya untuk mengetahui adanya penimbunan cairan dalam tubuh adalah dengan menimbang berat badan setiap hari.
Kenaikan lebih dari 1 kg/hari hampir dapat dipastikan disebabkan oleh penimbunan cairan.
Penambahan berat badan yang cepat dan terus menerus merupakan petunjuk dari memburuknya gagal jantung.
Karena itu penderita gagal jantung diharuskan menimbang berat badannya setepat mungkin setiap hari, terutama pada pagi hari, setelah berkemih dan sebelum sarapan.
Timbangan yang digunakan harus sama, jumlah pakaian yang digunakan relatif sama dan dibuat catatan tertulis.
Ad. 3. Mengobati Gagal jantung
Prinsipnya adalah pencegahan atau pengobatan dini terhadap penyebabnya. Pengobatan tahap ini adalah secara medis dan dilakukan oleh dokter.


DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylinn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Alih bahasa I Made Kariasa. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Tambayong, dr. Jan. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Noer, Sjaifoellah. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Tidak ada komentar: