Senin, 20 Februari 2012

HYALINE MEMBRANE DISEASE – RESPIRATORY DISTRESS SYDROME (RDS)

A.DEFINISI
Dikenal juga sebagai respiratory distress sydrom yang idiopatik, hyaline membrane disease merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah 32 yang mempunyai berat dibawah 1500 gram. Kira-kira 60% bayi yang lahir sebelum gestasi 29 minggu mengalami RDS.

Bangunan paru janin dan produksi surfactan penting untuk fungsi respirasi normal. Bangunan paru dari produksi surfaktan bervariasi pada masing-masing bayi. Bayi prematur lahir sebelum produksi surfactan memadai. Surfactan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi alveoli, mencegah alveolar colaps dan menurunkan kerja respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. Pada defisiensi surfactan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya alveolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi ventilasi alveolar sehingga terjadi hipoksemia dan hiperkapnia dengan acidosis respiratory. Reduksi pada ventilasi akan menyebabkan ventilasi dan perfusi sirkulasi paru menjadi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. Hipoksia jaringan dan acidosis metabolik terjadi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif.

RDS merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada bayi prematur, biasanya setelah 3 – 5 hari. Prognosanya buruk jika support ventilasi lama diperlukan, kematian bisa terjadi setelah 3 hari penanganan.

B.ETIOLOGY DAN FAKTOR PRESIPITASI
Prematuritas dengan paru-paru yang imatur (gestasi dibawah 32 minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfactan
Bayi prematur yang lahir dengan operasi caesar
Penurunan suplay oksigen saat janin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur.

C.PENGKAJIAN
1.Riwayat maternal
a.Menderita penyakit seperti diabetes mellitus
b.Kondisi seperti perdarahan placenta
c.Tipe dan lamanya persalinan
d.Stress fetal atau intrapartus
2.Status infant saat lahir
a.Prematur, umur kehamilan
b.Apgar score, apakah terjadi aspiksia
c.Bayi prematur yang lahir melalui operasi caesar
3.Cardiovaskular
a.Bradikardi (dibawah 100 x per menit) dengan hipoksemia berat
b.Murmur sistolik
c.Denyut jantung dalam batas normal
4.Integumen
a.Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi periferal
b.Pitting edema pada tangan dan kaki
c.Mottling
5.Neurologis
a.Immobilitas, kelemahan, flaciditas
b.Penurunan suhu tubuh
6.Pulmonary
a.Takipnea (pernafasan lebih dari 60 x per menit, mungkin 80 – 100 x )
b.Napas grunting
c.Nasal flaring
d.Retraksi intercostal, suprasternal, atau substernal
e.Cyanosis (sentral kemudian diikuti sirkumoral) berhubungan dengan persentase desaturasi hemoglobin
f.Penurunan suara nafas, crakles, episode apnea

D.STATUS BEHAVIORAL
Lethargy

E.STUDY DIAGNOSTIK
Seri rontqen dada, untuk melihat densitas atelektasis dan elevasi diaphragma dengan overdistensi duktus alveolar
Bronchogram udara, untuk menentukan ventilasi jalan nafas.

Data laboratorium
1.Profil paru, untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan amnion (untuk janin yang mempunyai predisposisi RDS)
a.Lecitin/Sphingomielin (L/S) ratio 2 : 1 atau lebih mengindikasikan maturitas paru
b.Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu
c.Tingkat phosphatydylinositol
2.Analisa Gas Darah, PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60 mmHg, saturasi oksigen 92% - 94%, pH 7,31 – 7,45
3.Level pottasium, meningkat sebagai hasil dari release potassium dari sel alveolar yang rusak.

DAFTAR PUSTAKA
Melson, A. Kathryn & Marie S. Jaffe, Maternal Infant Health Care Planning, Second Edition, Springhouse Corporation, Pennsylvania, 1994


Tidak ada komentar: