Kamis, 22 Maret 2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB AUTISME

GENETIK
Ada bukti kuat yang menyatakan perubahan dalam gen berkontribusi pada terjadinya autisme. Menurut National Institute of Health, keluarga yang memiliki satu anak autisme memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak lagi yang juga autisme.
Penelitian pada anak kembar menemukan jika salah satu anak autis, kembarannya juga kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama.
Secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan spektrum autisme. Gen tersebut berperan penting dalam perkembangan otak, pertumbuhan otak dan cara sel-sel otak berkomunikasi.

PESTISIDA
Paparan yang tinggi pada pestisida juga dihubungkan dengan terjadinya autisme. Beberapa riset menemukan pestisida akan mengganggu fungsi gen di sistem saraf pusat. Menurut Dr.Alice Mao, profesor psikiatri, zat kimia dalam pestisida berdampak pada mereka yang punya bakat autisme.

OBAT-OBATAN
Bayi yang terpapar obat-obatan tertentu ketika dalam kandungan, memiliki risiko lebih besar mengalami autisme. Obat-obatan tersebut termasuk valproic dan thalidomide. Thalidomide adalah obat generasi lama yang dipakai untuk mengatasi gejala mual muntah selama kehamilan, kecemasan dan insomnia.
Obat thalidomide sendiri di Amerika sudah dilarang beredar karena banyaknya laporan bayi yang lahir cacat namun obat ini kini diresepkan untuk mengatasi gangguan kulit dan terapi kanker. Sementara itu Valproic acid adalah obat yang dipakai untuk penderita gangguan mood dan bipolar disorder.

USIA ORANG TUA
Makin tua usia orang tua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak menderita autisme. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010 lalu menemukan perempuan usia 40 tahun memiliki risiko 50 persen memiliki anak autisme dibanding perempuan berusia 20-29 tahun. “Memang belum diketahui dengan pasti hubungan usia orang tua dengan autisme, namun hal ini diduga karena terjadinya faktor mutasi gen,” kata Alycia Halladay, direktur riset studi lingkungan dari Autism Speaks.

PERKEMBANGAN OTAK
Area tertentu di otak, termasuk serebal korteks dan cerebellum yang bertanggung jawab pada konsentrasi, pergerakan dan pengaturan mood, berkaitan dengan autisme. Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin di otak juga dihubungkan dengan autisme.

Tidak ada komentar: