A. DEFINISI
Hernia adalah penonjolan jerat atau ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal.
(kamus kedoktran Dorland,edisi 26,1990)
Hernia adalah penonjolan ulkus atau bagian ulkus melalui suatu kantong yang abnormal.
(catatan ilmu bedah,edisi 5,1996)
Hernia adalh penonjolan dari jaringan melalui suatu jalan yang abnormal.
(perawatan pasien V.A,hal.131)
Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal/tertutup.
B. ETIOLOGI
Hernia inguinalis indirek terjadi pada suatu kantong congenital sisi dari prosesus vaginalis.
1. Strain:
a. Kerja otot yang sangat kuat
b. Mengangkat benda berat
c. Batuk berkepanjangan
d. Batuk kronik
e. Mengejan sewaktu miksi(seperti pada pembesaran prostate yang jinak)
f. Mengedan sewaktu defekasi
2. Peregangan otot abdomen karena meningkatnya tekanan intra abdomen:
3. Obesitas; lemak dapat menjadi pendorong timbulnya hernia inguinalis direk paraumbilikalis dan hiatus hernia.
4. Kehamilan.
C. TANDA DAN GEJALA
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi
D. KLASIFIKASI
Menurut letaknya,hernia dibagi menjadi:
Hernia inguinalis:
Hernia inguinalis indirect:terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus,melalui canalis inguinalis sampai scrotum (terlebih pada laki-laki).
Hernia inguinalis direct:hernia inguinalis direct ini hamper selalu disebabkan oleh factor peningkatan tekanan intraabdomen kronik dan kelemahan otot dinding di perineum.oleh karena itu,hernia ini umumnya terjadi bilateral,khususnya pada laki-laki tua.
Hernia femoralis:
Hernia femorali umumnya dijumpai pada perempuan tua keluahan biasanya muncul berupa benjolan dilipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen.
Hernia umbilikalis:
Hernia umbilikalis merupakan hernia konginetal pada umbilikalis yang hanya tertutup peritoneum dan kulit.Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% pada bayi dan lebih tinggi pada bayi premature.
Hernia insisional:
Hernia insisional:batang usus/organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.
Menurut sifatnya,hernia dibagi menjadi:
Hernia reducible/reponibilis:jika struktur yang menonjol dari organ tersebut dapat dikembalikan ketempat semula dengan dinipulasi.
Hernia irreponibilis:hernia yang tidak dapat dimasukkan kembali ,tetapi belum tentu inkarserota(aliran usus masuk kembali)
Hernia inkarserata:hernia dimana isi perut/usus yang masuk dalam kantung hernia tidak bias kembali disertai gangguan aliran usus.
Hernia strangulate:hernia dimana pembuluh darah yang mempengaruhi usus yang masuk kantung hernia terjepit,sehingga usus kehilangan system perdarahannya yang berakibat kematian/nekrosa dari usus tersebut.
Menurut terjadinya,hernia dibagi menjadi:
Hernia konginetal:kelainan lahir
Hernia akuisita: didapat
Menurut isinya, hernia dibagi menjadi:
Hernia omentum:lipatan peritoneum
Hernia usus
E. PATOFISIOLOGI
Pada mulanya hanya terganggu kembalinya darah vena(venus return) diman dinding usus menjadi kongesti dan cairan merah dan serous masuk kedalam kantong hernia,hal ini menyebabkan ukuran loop usus menjadi dua kli lipa karena distensi dengan kongesti sehingga berpengaruh terganggunya suplai arteri yang menimbulkan ekimosis dilapisan dibawah serosa terjadi efusi darah ke dalam lumen ,isinya mengandung darah yang terdapat dibawah lapisan serosa,lapisan serosa yang tadinya mengkilap berubah menjadi redup dan tertutup oleh eksudat fibrosa yang melekat. Hal ini berakibat tonus otot menghilang,lembek dan rapu.
F. PENATALAKSANAAN
1. Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
2. Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
3. Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat. Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois “end to end”.
ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA
PENGKAJIAN FOKUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama:
Tempet/tanggal lahir:
Usia:
Agama:
Suku:
Status perkawinan:
Pendidikan:
Bahasa yang digunakan:
Alamat:
Dx medik:
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama:
Alamat:
Hubungan dengan klien:
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita:
Kebiasaan buruk:
Penyakit keturunan :
Alergi :
Operasi:
D. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk:
Tindakan/terapi yang sudah diterima:
Keluhan utama:
E. PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
2. Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minu;frekuensi,jenis,waktu,volume,porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatn seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
3. Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat BAB/BAK sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas(penkes, sebagian, tatal)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak ,batuk)?
5. Tidur dan istirahat
Sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6. Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu(kacamata)?
Apakah merasa pusing?
7. Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
Bagaimana harapan klien terkait dengan penyakitnya?
8. Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
BagaimanA hubungan dengan orang lain (teman, keluarga, perawat, n dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu,siapa yang menggantikan?
9. Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11. Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan?
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang: bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
2. Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif:compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
3. Tanda vital
T: hipertermi?
N: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi,
TD:?
SPO
:?
4. Status gizi:TB, BB, BBN, dan BBI?
5. Pemeriksaan sistemik
Inspeksi:
Wajah pucat?
Benjolan diperut, selangkangan, umbilikus?
Palpasi:
Skibala
Perkusi :
Timpani
Pekak
Auskultasi:
Bising usus
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium darah?
2. Rontgen?
3. X-ray?
4. Endoskopi?
5. Bedah: herniotomi, herniorapi, hernioplasti?
H. TERAPI
Terapi yang didapat: nama obat, dosis, waktu, rute, n indikasi?
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Intervensi:
1. Monitor derajat dan kualitas nyeri(PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
2. Ajarkan teknik distraksi/relaksasi
R/mengurangi rasa nyeri
3. Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
4. Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5. Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara
R/mengurangi rasa nyeri
2) Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Intervensi:
1. Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2. Anjurkan untuk banyak minu ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3. Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4. Beri kompres hangat
R/vasodilatasi pembuluh darah
5. Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antipiretik; nama,d osis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
6. Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
3) Nausea berhubungan dengan faaktor fisiologi (nyeri)
Intervensi:
1. Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2. Monitor adanya mual
R/mengetahui keadaan klien
3. Ajarkan teknik napas dalam
R/mengurangi nyeri
4. Anjurkan makan sedikit dan sering
R/supaya tidak mual dan tidak muntah
5. Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
6. Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
7. Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antiemetik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat proses penyembuhan
4) Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus fastrointestinal
Intervensi:
1. Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2. Monitor bising usus
R/mengtahui frekuensi bising usus
3. Monitor skibala
R/mengetahui keadaan skibala kien
4. Anjurkan makan makanan tinggi serat
R/memperlancar BAB klien
5. Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat laxantia; nama, dosis, waktu, cara
R/mengatai kostipasi klien
5) Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, prosedur invasif, pertahanan sekunder tidak adekuat.
Intervensi:
1. Monitor tanda-tanda peradangan
R/untuk melihat tanda-tanda peradangan
2. Monitor pemeriksaan Lab darah
R/untuk melihat hasil lab darah
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/untuk menghindari inos
4. Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5. Batasi pengunjung
R/untuk mencegah inos
6. Rawat luka setiap hari dengan teknik steril
R/mencegah infeksi
7. Beri nutrisi tinggi zat besi, vitamin C
R/untuk membantu proses penyembuhan luka
8. Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar