A. DEFINISI
PPOM adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronchitis kronis, bronkietaksis, emfisema, dan asma.
PPOM adalah suatu penyumbatan menetetap pada saluran pernapasan yang disebabkam oleh emfisema atau bronchitis kronis.
B. ETIOLOGI
1. Iritasi jalan napas (oleh rokok, debu, dan bahan-bahan lain yang dapat menyebabkan iritasi).
2. Infeksi kronis pada saluran pernapasan (sinusitis, influenza)
3. Factor genetic
C. TANDA DAN GEJALA
1. Batuk yang sangat produktif, puruken, dan mudah memburuk oleh iritan-iritan inhalan, udara dingin, atau infeksi.
2. Sesak nafas dan dispnea.
3. Terperangkapnya udara akibat hilangnya elastisitas paru menyebabkan dada mengembang.
4. Hipoksia dan Hiperkapnea.
5. Takipnea.
6. Dispnea yang menetap
( Corwin , 2000 : 437 )
D. PATOFISIOLOGI
Faktor – faktor resiko yang telah disebutkan diatas akan mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus terminal.Akibat dari kerusakan yang timbul akan terjadi obstruksi bronkus kecil atau bronkiolus terminal, yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi.Udara yang pada saat inspirasi mudah masuk ke dalam alveoli, saat ekspirasi banyak yang terjebak dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara atau air trapping. Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak nafas dengan segala akibat – akibatnya.Adanya obstruksi dini saat awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi ( Dharmojo & Martono,1999 : 384 ).
E. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan untuk penderita PPOM usia lanjut, sebagai berikut :
1. Meniadakan faktor etiologik atau presipifasi
2. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai cara.
3. Memberantas infeksi dengan antimikrobia. Apabila tidak ada infeksi anti mikrobia tidak perlu diberikan.
4. Mengatasi bronkospasme dengan obat-obat bronkodilator ( Aminophillin dan Adrenalin ).
5. Pengobatan simtomatik ( lihat tanda dan gejala yang muncul )
a. Batuk produktif beri obat mukolitik / ekspektoran
b. Sesak nafas beri posisi yang nyaman (fowler) , beri O2
c. Dehidrasi beri minum yang cukup bila perlu pasang infus
6. Penanganan terhadap komplikasi-komplikasi yang timbul.
7. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan, O2 harus diberikan dengan aliran lambat : 1-2 liter/menit.
8. Mengatur posisi dan pola bernafas untuk mengurangi jumlah udara yang terperangkap.
9. Memberi pengajaran mengenai tehnik-tehnik relaksasi dan cara-cara untuk menyimpan energi.
10. Tindakan “Rehabilitasi” :
a. Fisioterapi, terutama ditujukan untuk membantu pengeluaran sekret bronkus.
b. Latihan pernafasan, untuk melatih penderita agar bisa melakukan pernafasan yang paling efektif baginya.
c. Latihan, dengan beban olah raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmaninya.
d. Vocational Suidance : Usaha yang dilakukan terhadap penderita agar sedapat-dapat kembali mampu mengerjakan pekerjaan semula.
e. Pengelolaan Psikososial : terutama ditujukan untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakit yang dideritanya (Dharmajo dan Martono, 1999 : 385).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi (foto toraks)
2. Spirometri
3. Laboratorium darah rutin (timbulnya polisitemia menunjukkan telah
terjadi hipoksia kronik)
terjadi hipoksia kronik)
4. Analisa gas darah
5. Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk pemilihan antibiotik bila terjadi
eksaserbasi)
eksaserbasi)
G. PENATALAKSANAAN
Terdapat 4 komponen penatalaksanaan PPOK menunut WHO 1998
1. Pengkajian dan pemantauan penyakit
2. Kurangi faktor risiko
3. Terapi PPOK stabil
4. Terapi eksaserbasi akut
H. PENCEGAHAN
Jika penderita mengalami influenza atau pneumonia, PPOM akan semakin memburuk dengan jelas. Karena itu, penderita PPOM harus mendapatkan vaksinasi influenza setiap tahun dan vaksinasi pneumokokus setiap 6 tahun atau lebih.
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI MENAHUN
PENGKAJIAN FOKUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama:
Tempet/tanggal lahir:
Usia:
Agama:
Suku:
Status perkawinan:
Pendidikan:
Bahasa yang digunakan:
Alamat:
Dx medik:
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama:
Alamat:
Hubungan dengan klien:
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita:
Penyakit keturunan :
Alergi :
Operasi:
Kebiasaan buruk :
D. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk:
Tindakan/terapi yang sudah diterima:
Keluhan utama:
E. PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apakah mentaati theraoi dari RS?
2. Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatn seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minum; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
3. Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat BAB/BAK sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4. Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (penkes, sebagian, total)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
5. Tidur dan istirahat
sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6. Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu(kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah merasa pusing?
7. Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
8. Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
Bagaimana hubungan dengan orang lain (teman, keluarga,perawat, n dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu, siapa yang menggantikan?
9. Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10. Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11. Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan?
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum:
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang: bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
2. Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
3. Tanda vital?
T: hipertermi?
N: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi,
TD:?
SPO
:?
4. Status gizi: BB, BBI, BBN?
5. Pemeriksaan sistemik
Inspeksi:
Warna kulit?
Sianosis?
Konjungtiva?
Bentuk dada?
Palpasi:
vocal premitus?
Capilsry refil > 3 detik?
Perkusi :sonor menjadi pekak?
Auskultasi: bunyi napas tambahan bronkial vesikuler, bronkovasikuler, crakles, ronchy, wheezing?
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium darah?
2. Rontgen?
H. TERAPI
Terapi yang didapat: nama oabat, dosis, waktu, rute, indikasi?
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1. Bersihan jalan napas tidak efektifberhubungan dengan spasme jalan nafas, sekresi di bronkus, eksudat di alveoli, sekresi yang tertahan, benda asing di jalan napas
Intervensi:
1) Kaji fungsi pernapasa: frekuensibunyi, iramajenis
R/mengetahui pola napas klien
2) Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
3) Suction bila perlu
R/membersihkan jalan napas
4) Ajarkan teknik batuk efektif
R/mengeluarkan sekret yang tertahan
5) Anjurkan minum air hangat
R/mengurangi sekret
6) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
7) Kolaborasi/lanjutkan pemberian mukolitik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi sekret
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler – alveolar.
Intervensi:
1) Kaji fungsi pernapasa: frekuensi, bunyi, iramajenis
R/mengetahui pola napas klien
2) Monitor adanya sianosis
R/mengetahui keadaan klien
3) Monitor kepatenan WSD
R/mengetahui keadaan WSD
4) Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Suction bila perlu
R/membersihkan jalan napas
6) Ajarkan teknik batuk efektif
R/mengeluarkan sekret yang tertahan
7) Anjurkan minum air hangat
R/mengurangi sekret
8) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
9) Kolaborasi/lanjutkan pemberian mukolitik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi sekret
3. Perfusi jaringan serebral/ferifer tidak efektik berhubungan dengan aliran arteri terhamba
Intervensi:
1) Monitor TTV;TD,N,RR
R/mengetahui keadaan klien
2) Monitor capiler refill
R/mengetahui status keadaan klien
3) Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klie
4) Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5) Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
6) Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
7) Cegah fleksi tungkai
R/menghindari penurunan staus kesadaran klien
8) Beri cukup nutrisi sesuai dngan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
9) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
10) Kolaborasi/lanjutkan therapi trasfusi
R/mempercepat pemulihan kondisi klien
11) Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat proses penyembuhan
4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri, cemas, kelelahan otot pernapasan, defornitas dinding dada
Intervensi:
1) Monitor TTV;TD,N,RR
R/mengetahui keadaan klien
2) Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klie
3) Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4) Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
6) Beri cukup nutrisi sesuai dngan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
7) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
5. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Intervensi:
1) Monitor derajat dan kualitas nyeri(PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
2) Ajarkan teknik distraksi/relaksasi
R/mengurangi rasa nyeri
3) Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
4) Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara
R/mengurangi rasa nyeri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar