Kamis, 02 Juni 2011

PNEUMONIA

A.      DEFINISI
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)terjadinya pneumonia seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronkopneumonia).
Pneumonia adalah infeksi yang menyeabkan paru-paru meradang.Alveoli dipenuhi nanah dan cairan sehingga kemampuan menyerap oksigen menjadi kurang.
Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru,biasanya berhubugan dengan pengisian alveoli dengan cairan.
B.      ETIOLOGI
1.      Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus
2.      Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
3.      Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini
4.      Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
5.      Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu, dan gas
C.      TANDA DAN GEJALA
1.      Batuk nonproduktif,
2.      Ingus (nasal discharge),
3.      Suara napas lemah,
4.      Retraksi intercosta,
5.      Penggunaan otot bantu nafas,
6.      Demam,
7.      Ronchii,
8.      Cyanosis,
9.      Leukositosis,
10.  Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar,
11.  Batuk,
12.  Sakit kepala,
13.  Kekakuan dan nyeri otot,
14.  Sesak nafas,
15.  Menggigil,
16.  Berkeringat, dan
17.  Lelah,
D.      PATOFISIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru. Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit. Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar. Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.
E.      KALISIFIKASI
Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
1.      Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
2.      Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).
3.      Pneumonia aspirasi.
4.      Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan bakteri penyebab:
1.      Pneumonia bakteri/tipikal.
2.      Pneumonia Akibat virus
3.      Pneumonia jamur
Berdasarkan predileksi infeksi:
1.      Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
2.      Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercak-bercak infeksi pada berbagai tempat di paru. Bisa kanan maupun kiri yang disebabkan virus atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua. Pada penderita pneumonia, kantong udara paru-paru penuh dengan nanah dan cairan yang lain. Dengan demikian, fungsi paru-paru, yaitu menyerap udara bersih (oksigen) dan mengeluarkan udara kotor menjadi terganggu. Akibatnya, tubuh menderita kekurangan oksigen dengan segala konsekuensinya, misalnya menjadi lebih mudah terinfeksi oleh bakteri lain (super infeksi) dan sebagainya. Jika demikian keadaannya, tentu tambah sukar penyembuhannya. Penyebab penyakit pada kondisi demikian sudah beraneka macam dan bisa terjadi infeksi yang seluruh tubuh.
F.      KOMPLIKASI
1.      Abses paru
2.      Edusi pleural
3.      Empisema
4.      Gagal nafas
5.      Perikarditis
6.      Meningitis
7.      Atelektasis
8.      Hipotensi
9.      Delirium
10.  Asidosis metabolik
11.  Dehidrasi
12.  Penyakit multi lobular
G.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
2.      GDA
3.      JDL
4.      LED
H.      PENATALAKSANAAN
Pengobatan:
1.      Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
2.      Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
3.      Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
4.      Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
a.       Oksigen 1-2 L/menit.
b.      IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c.       Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
d.      Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
e.       Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
f.        Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
g.       Untuk kasus pneumonia community base :
a)      Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
b)      Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
h.       Untuk kasus pneumonia hospital base :
a)      Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
b)      Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
PENGKAJIAN FOKUS
A.      IDENTITAS KLIEN
Nama?
Tempet/tanggal lahir?
Usia?
Agama?
Suku?
Status perkawinan?
Pendidikan?
Bahasa yang digunakan?
Alamat?
Dx medik?
B.      IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama?
Alamat?
Hubungan dengan klien?
C.      RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita?
Kebiasaan buruk?
Penyakit keturunan?
Imunisasi(BCG)?
Operasi?
Alergi?
D.      RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk?
Tindakan/terapi yang sudah diterima?
Keluhan utama?
E.      PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1.      Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat  sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
2.      Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatn seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
3.      Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat BAB/BAK sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4.      Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (penkes, sebagian, total)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
5.      Tidur dan istirahat
sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama,kualitas tidur (siang dan/malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6.      Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
7.      Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
8.      Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
BagaimanA hubungan dengan orang lain (teman, keluarga, perawat, n dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu, siapa yang menggantikan?
9.      Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10.  Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11.  Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan?
F.      PEMERIKSAAN FISIK
1.      Keadaan umum:
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang : bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
2.      Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
3.      Tanda vital:
T: hipertermi?
N: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi,
TD:?
SPO:?
4.      Pemeriksaan sistemik
Dada :
Inspeksi?
Palpasi?
Perkusi ?
Auskultasi?
G.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Laboratorium darah?
2.      Rontgen?
3.      Pembiakan dahak?
4.      Biopsi?
H.      TERAPI
Terapi yang didapat: nama oabat, dosis, waktu, rute, indikasi?
I.      DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1.      Bersihan jalan napas tidak efektifberhubungan dengan spasme jalan nafas, sekresi di bronkus, eksudat di alveoli, sekresi yang tertahan, benda asing di jalan napas.
Intervensi:
1)      Kaji fungsi pernapasa:frekuensibunyi,iramajenis
R/mengetahui pola napas klien
2)      Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
3)      Suction bila perlu
R/membersihkan jalan napas
4)      Ajarkan teknik batuk efektif
R/mengeluarkan sekret yang tertahan
5)      Anjurkan minum air hangat
R/mengurangi sekret
6)      Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
7)      Kolaborasi/lanjutkan pemberian mukolitik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi sekret
2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi:
1)      Ukur TTV; TD, N, R
R/mengetahui keadaan klien
2)      Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klie
3)      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4)      Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5)      Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi bebar kerja klien
6)      Beri cukup nutrisi sesuai dngan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
7)      Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
I
ntervensi:
1)      Timbang berat badan
R/mengetahui perubahan berat badan klien
2)      Monitor adanya mual dan muntah
R/mengetahui keadaan klien
3)      Monitor tonus otot, rambut merah dan mudah patah
R/mengetahui status kesehatan klien
4)      Monitor intake makanan/minuman
R/mengetahui nutrisi yang dikonsumsi klien
5)      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
6)      Anjurkan makan sedikit dan sering
R/supaya tidak mual dan tidak muntah
7)      Anjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang mengandung zat besi, Vit B12 &  tinggi protein & Vit C
R/mempercepat pemulihan kondisi klien
8)      Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
4.      Perfusi jaringan serebral/ferifer tidak efektik berhubungan dengan aliran arteri terhamba.
Intervensi:
1)      Ukur TTV; TD, N, RR
R/mengetahui keadaan klien
2)      Monitor capiler refill
R/mengetahui status keadaan klien
3)      Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klie
4)      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5)      Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
6)      Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
7)      Cegah fleksi tungkai
R/menghindari penurunan staus kesadaran klien
8)      Beri cukup nutrisi sesuai dngan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
9)      Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
10)  Kolaborasi/lanjutkan therapi trasfusi
R/mempercepat pemulihan kondisi klien
11)  Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat proses penyembuhan
5.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri, cemas, kelelahan otot pernapasan, defornitas dinding dada.
Intervensi:
1)      Monitor TTV; TD, N, RR
R/mengetahui keadaan klien
2)      Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klie
3)      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4)      Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5)      Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
6)      Beri cukup nutrisi sesuai dngan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
7)      Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
6.      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Intervensi:
1)      Monitor derajat dan kualitas nyeri (PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
2)      Ajarkan teknik distraksi/relaksasi
R/mengurangi rasa nyeri
3)      Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
4)      Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5)      Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi rasa nyeri

DAFTAR PUSTAKA
1.      C, Barbara Long. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) Jilid 2. 1996. Yayasan IAPK Pajajaran : Bandung.
2.      Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta.
3.      E, Marilynn Doenges, Mary Frances Moorhouse and Alice C. Geissler. Rencana Asuhan Keperawatan. 1999.EGC : Jakarta.
4.      Juall, Lynda Carpenito. Buku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. 2000. EGC : Jakarta.

Tidak ada komentar: