Sabtu, 02 Juli 2011

ACNE VULGARIS

           A.      DEFINISI
Acne vulgaris adalah penyakit dari folikel pilosebaseus yang bersifat multifactorial yang melibatkan beberapa jenis pathogenesis yang mencakup beberapa persoalan mengenai sebum, mikroflora folikel sebasea, kelainan proses keratinisasi pada folikel, dan proses peradangan.
           B.      ETIOLOGI
Etiologi penyakit ini belum jelas benar. Penyelidikan-penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yanng pasti masih banyak dilakukan. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya akne vulgaris adalah:
1.      Faktor genetik heriditer yang mungkin mempengaruhi pola distribusi klinik dan kemudahan untuk terkena penyakit ini.
2.      Faktor ras disangka ada pengaruhnya karena melihat kenyataan bahwa orang-orang Jepang lebih jarang terkena daripada orang kulit putih.
3.      Faktor musim, termasuk faktor sinar ultra violet, kelembaban udara, temperatur, mungkin berpengaruh pada aktivitas kelenjar sebasea.
4.      Faktor makanan masih diperdebatkan. Ada yang berpendapat ada pengaruhnya (memperburuk akne vulgaris) ada yang menyangkalnya.
5.      Faktor psikis mungkin dapat dipikirkan karena banyak kasus-kasus stres emosional menyebabkan kambuhnya akne.
6.      Faktor hormonal merupakan faktor yang penting pada akne vulgaris. Kadar hormon androgen pada kulit penderita dengan akne vulgaris ternyata jauh lebih tinggi daripada kadarnya pada orang normal. Hormon androgen disangka mempunyai peranan dalam proses kreatinisasi sel epidermis, komposisi sebum dan permeabilitas saluran pilosebasea.
7.      Infeksi bakteri Corynebacterium acnes, Stapylococcus albus et epidermidis atau Pityrosporum ovale et orbiculare mempengaruhi terbentuknya banyak lipase yang penting dalam pemebntukan komedo.
8.      Keaktifan kelenjar sebasea sendiri menentukan timbulnya penyakit. Penderita akne vulgaris kebanyakan timbul paada orang dengan kulit berminyak.
           C.      KLASIFIKASI
1.      Tingkat I  : Dimana lesi utama terdiri dari komedo dan dan tidak dijumpai peradangan.
2.      Tingkat II : Lesi terdiri dari komedo dam pustula kecil dan adanya proses peradangan pada lubang folikel.
3.      Tingkat III: Lesi terdiri dari komedon, pustule kecil dan ada kecendrungan untuk terjadinya peradangan yang lebih dalam.
4.      Tingkat IV: akne konglobata dengan lesi utama berupa kista dengan infestasi sekunder.
           D.      PENGOBATAN
1.      Pengobatan topical: Berupa silfur 2%-10%, zat keratolitik seperti asam salisilat 3%-5%, asam vit. A 0, 05-0, 1 %. Antibiotika seperti eritromisim 1%, klindamisim 1%. Kortikosteroid dapat ditambahkan.
2.      Pengobatan sistemik: Obat pilihan acne vulgaris adalah tetrasiklin 3 atau 4 x sehari 250 mg. Antibiotika lain sebagai gantinya. Pengobatan sistemik lain seperti asam vit. A, estrogen merupakan pilihan lain
3.      Pengobatan lain seperti tindakan pengeluaran sebum oleh alat komedo ekstraktor atau bedah listrik, bedah beku, suntikan intra lesi.
4.      Perawatan kebersihan kulit dan diit bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.
            E.      PERAWATAN
1.      Lap kebersihan kulit, cuci muka dengan air hangat hingga kulit bersih.
2.      Hindari memegang dan memencet jerawat.
3.      Jangan menggunakan rambut sebagai penutup muka atau poni.
4.      Jangan menggunakan kosmetik yang terlalu tebal.
5.      Konsumsi buah-buahan dan sayuran segar.
6.      Hindari makanan goreng-gorengan dan yang terlalu manis.

Tidak ada komentar: