Selasa, 26 Juli 2011

PEMERIKSAAN FISIK MATA

1.      Palpebrae: Edema palpebra mudah tampak, cairan edema mudah terkumpul di palpebrae karena jaringan palpebrae sangat longgar dan lebih tampak bila pasien bangun tidur atau terbaring lama. Sesuai dengan hukum gravitasi, bila edema tidak menyeluruh bisa terjadi edema palpebrae hilang/berkurang  setelah pasien beraktivitas dengan posisi tegak kerena kemudian cairan terkumpul di ekstremitas bawah.
2.      Sklera dan konjungtiva: Teknik memeriksa sklera dengan dua jari menarik palpebrae, pasien melihat ke bawah. Radang pada konjungtiva bisa terjadi, baik pada konjungtiva bulbi maupun konjungtiva palpebrae. Keadaan anemik bisa diperiksa pada warna yang pucat pada konjungtiva palpebrae inferior. Perdarahan sub-konjungtival bisa juga terjadi baik pada konjungtiva bulbi maupun palpebrae. Rembesan darah di konjungtiva palpebrae akan menimbulkan warna kebiruan di seluruh kelopak mata, disebut black eye atau brill hematom bila mengenai kedua mata.
3.      Tekanan Bola Mata / Tekanan Intra Okuler (TIO): Dengan dua jari telunjuk memeriksa memandingkan TIO bola mata kiri dan kanan dengan cara tekanan berganti pada bola mata atas dengan kelopak mata tertutup merasakan tekanan intra okular, yang normal kiri sama dengan kanan. Menggunakan Tonometri (oleh dokter), untuk menentukan TIO. Normal TIO kurang dari 20 mmHg.
4.      Pupil dan refleks cahaya: Pupil normal berbentuk bulat, sama besar (=isokor) diameter kira-kira 3 mm. Bila disinari diameternya akan mengecil kiri dan kanan yang disebut refleks cahaya langsung dan tak langsung.
5.      Visus/ketajaman penglihatan: Visus/ketajaman penglihatan diperiksa pada setiap mata, kiri dan kanan satu per satu. Digunakan Optotype Snellen yang dipasang pada jarak 6 meter dari penderita. Teknik pemeriksaan: pasien diminta menyebut huruf atau angka yang ditunjuk oleh pemeriksa. Kemampuan menyebut sampai deretan huruf yang mana, tercantum di tepi Optotype Snellen.
a.       Visus mata Emetrop diberi angka 6/6
b.      Visus 6/60 hanya bisa menghitung jari-jari dari jarak 6 meter
c.       Visus 6/300 hanya bisa melihat gerak jari-jari dari jarak 6 meter
d.      Visus 6/tak terhingga hanya bisa melihat terang-gelap
e.       Mata buta/anopsia tidak bisa melihatterang sama sekali
f.        Gunakan oftalmoskop untuk melihat keadaan mata
6.      Isihara, menentukan warna

DAFTAR PUSTAKA
Potter & perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek ed-4. Jakarta: EGC
Raharyani, Dwi Loetfia. 2007. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integument. Jakarta: EGC
Corwin, Elisabeth J. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar: