Selasa, 26 Juli 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KONJUNGTIVITIS

     A.      Definisi
Konjungtivitis adalah suatu peradangan pada konjungtiva dan satu penyakit berjangkit.
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva akibat suatu proses infeksi atau respon alergi
     B.      Masa Inkubasi
Waktu terekspos sampai kena penyakit 1-3 hari.
     C.      Penyebab
1.      Infeksi olah virus atau bakteri
2.      Reaksi alergi terhadap debu, serbuk sari, bulu binatang.
3.      Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari yang dipantulkan oleh salju.
4.      Pemakaian lensa kontak, terutama dalam jangka panjang, juga bisa menyebabkan konjungtivitis. Kadang konjungtivitis bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
5.      Entropion atau ektropion
6.      Kelainan saluran air mata
7.      Kepekaan terhadap bahan kimia
8.      Pemaparan oleh iritan
9.      Infeksi oleh bakteri tertentu (terutama klamidia).
     D.      Tanda dan gejala
1.      Mata terasa kasar menggatalkan, merah dan mungkin berair.
2.      Kelopak mata mungkin terlekat sewaktu bangun tidur.
3.      Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran.
4.      Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih.
5.      Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih.
6.      Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi.
7.      Gejala lainnya adalah: - mata berair - mata terasa nyeri - mata terasa gatal - pandangan kabur - peka terhadap cahaya - terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
      E.      Patofisiologi
Mikroorganisme (virus, bakteri, jamur), bahan alergen, iritasi menyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna, karena mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi menyebabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sclera yang merah, edema, rasa nyeri, dan adanya secret mukopurulent. Akibat jangka panjang dari konjungtivitis yang dapat bersifat kronis yaitu mikroorganisme, bahan allergen, dan iritatif menginfeksi kelenjar air mata sehingga fungsi sekresi juga terganggu menyebabkan hipersekresi. Pada konjungtivitis ditemukan lakrimasi, apabila pengeluaran cairan berlebihan akan meningkatkan tekanan intra okuler yang lama kelamaan menyebabkan saluran air mata atau kanal schlemm tersumbat. Aliran air mata yang terganggu akan menyebabkan iskemia syaraf optik dan terjadi ulkus kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan lapang pandang yang disebabkan kurangnya aliran air mata sehingga pandangan menjadi kabur dan rasa pusing
      F.      Pengobatan
1.      Kelopak mata dibersihkan dengan air hangat.
2.      Jika penyebabnya bakteri, diberikan tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.
3.      Untuk konjungtivitis karena alergi, antihistamin per-oral (melalui mulut) bisa mengurangi gatal-gatal dan iritasi. Atau bisa juga diberikan tetes mata yang mengandung corticosteroid.
4.      Untuk memperbaiki posisi kelopak mata atau membukan saluran air mata yang tersumbat, mungkin perlu dilakukan pembedahan.
     G.      Pencegahan
1.      Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah membersihkan atau mengoleskan obat, penderita harus mencuci tangannya bersih-bersih.
2.      Usahakan untuk tidak menyentuh mata yang sehat sesudah menangani mata yang sakit.
3.      Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya.
4.      Gunakan lensa kontak sesuai dengan petunjuk dari dokter dan pabrik pembuatnya.

DAFTAR PUSTAKA
Potter & perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek ed-4. Jakarta: EGC
Raharyani, Dwi Loetfia. 2007. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Integument. Jakarta: EGC
Corwin, Elisabeth J. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar: