A.Definisi
Dimensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya fungsi intelektual dan ingatan / memori sedemikian berat sehingga menyebabkan disfunsi hidup sehari-hari (Broclehurst and Allen, 1987).
Dimensia adalah sindrom yang ditandai oleh berbagai gamgguan kognotif, gangguan fungsi kognitif antara lain pada intelegensi, daya ingat, pemecahan masalah dan kemampuan bersosialisasi (Kapita Selekta Kedokteran, 1997).
Demensia ialah kondisi keruntuhan kemampuan intelek yang progresif setelah mencapai pertumbuhan & perkembangan tertinggi (umur 15 tahun) karena gangguan otak organik, diikuti keruntuhan perilaku dan kepribadian, dimanifestasikan dalam bentuk gangguan fungsi kognitif seperti memori, orientasi, rasa hati dan pembentukan pikiran konseptual
Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
B.Etiologi
Secara garis besar, dimensia pada usia lanjut dapat dikategorikan dalam empat golongan, yaitu :
1.Dimensia Degenaratif Primer (alzeimer)
Dikenal juga dengan nama dimensia tipe Alzeimer, adalah suatu keadaan yang meliputi perubahan jumlah, struktur dan fungsi neuron didaerah tertentu dari kortekotak. Penyebab tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa teori menerangkan kemungkinan adanya faktor genetik atau kromosom. Gejala klinik demensia Alzeimer biasanya berupa awitan yang gradual dan secara lambat.
2.Dimensia Multi Infark
Demensia ini merupakan jenis kedua terbanyak setelah penyakit Alzeimer. Didapatkan sebagai akibat / gejala sisa dari stroke kortikal, dan bisa bersamaan dengan demensia jenis lain
3.Dimensia Pada Penyakit Neurologik
Berbagai penyakit neurologi sering disertai dengan gejala demensia. Diantaranya yang tersering lain adalah Parkinson, dan Hidrosefalus bertekanan normal.
4.Sindrom Amnestik dan pelupa benigna akibat penuaan
Pada kedua keadaan diatas, gejal utama adalah gangguan pada fungsi intelektual yang lain. Biasanya penyebabnya adalah :
Defisiensi tiamin
Lesi pada struktur otak
Etiologi lain dari demensia dapat digolongkan menjadi:
1.Secara neuropatologik, ditandai oleh kekacauan neurofibuler, plak senilis dan perubahan neuron yang ditandai oleh degenerasi granulovaskuler, diduga mempunyai predisposisi.
2.Penyebab dimensia yang reversibel disebabkan :
a.D-Drug (obat-obatan) : obat-obatan yang telah diresepkan sebelumnya mungkin merupakan penyebab terbesar, namun penggunaan alkohol yang tersembunyi juga bisa jadi penyebab. obat-obatan yang lazim dipergunakan (misalnya : propranolol atau digoksin) mungkin akan menyebabkan gangguan pada status mental hanya sebagai efek samping. Penghentian pemakaian obat-obatan tertentu (misal : benzodiazepin) dapat mendorong terjadinya delirium atau kejang-kejang.
b.E-Emotional (gangguan emosi)
c.M-Metabolik : ketidakseimbangan elektrolit, seperti hiponatremia dapat menyebabkan status mental kebingungan. Kelainan kalsium dapat menyebabkan letargi. Hipoksia atau hiperkarbia seperti halnya yang bisa terjadi pada kasus penyakit pulmonal atau jantung, mungkin juga akan menyebabkan penyakit kognitif.
d.E-Eye dan Earear (disfungsi mata dan telinga)
e.N-Nutritional : defisiensi tiamin, niasi atau vitamin B12 yang berkaitan dengan pemakaian alkohol, mungkin akan timbul dalam kasus ensefalopati Wernicke’s atau sindrom amnestik organik. Defisiensi niasin berkaitan dengan dimensia,. Defisiensi fitamin B12 mungkin akan terjadi dalam perubahan-perubahan psikologis tanpa adanya makrositosis penyerta.
f.T-Tumor dan trauma : suatu pemerikasaan status mental lengkap mungkin akan mamunculkan penurunan-penurunanyang melibatkan area-area “bisu” otak lainnya. Tomografi terkomputerisasi jarang mampu memunculkan suatu lesi besar sebagai suatu kasus dimensia saat tanda-tanda fokal tidak ada.
g.I-Infeksi : seperti penyakit meningitis, diagnosa yang dapat diandalkan kebenarannya akan membutuhkan pelaksanaan pungsi lumbal. Pungsi lumbal ini tidak akan banyak bermanfaat bila dilaksanakan secara terpisah, namun tindakan ini dapat dicadangkan untuk keadaan-keadaan buruk tertentu, sepertideteriorasi akut disertai demam. Neurosifilis merupakan suatu penyebab dimensia yang tidak lazim ditemulan saat ini, namun hal ini bisa terjadi bahkan dengan pembentukan plasma kembali yang negatif atau pemeriksaan VDRL yang negatif. Penyakit Jacob-Creutzfeldt adalah suatu jenis dimensia yang berkembang dengan cepat, disebabkan oleh virus lamban yang dikarakteristikan dengan adanya mioklonus stasi akhir dan pola ledak-tenang pada grafis EKG pasien tersebut. Dimensia sekunder yang berkaitan dengan virus penurunan kekebalan tubuh manusia munglin merupaka tambahan baru dari daftar penyebab yang ada. Kemungkinan akan ada AIDS harus selalu diingat, terutama bila faktor-faktor resiko seperti pemajanan seksual terhadap orang beresiko tinggi atau pemakaian produk-produk yang berhubungan denga darah.
h.A-Arteriosklerotik : adalah adanya penyempitan pembuluh darah otak. Akibatnya, aliran darah dan pasokan oksigen ke otak berkurang. Kerusakan otakpun berjalan secara bertahap. Sindrome ini disebut demensia aterosklerosis, dengan tanda-tanda awal kehilangan ingatan.
3.Penyebab dimensia non reversibel yang paling sering :
a.Penyakit Alzeimer kadang disebut sebagai demensia degeneratif primer
b.Dimensia Multi Infark adalah gangguan mental organik dengan insidensi paling sering kedua setelah penyakit Alzeimer dengan penyebab penyakit serebrovaskular.
Senin, 05 Desember 2011
DIMENSIA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar