Senin, 05 Desember 2011

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DEMENSIA

Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan memperhatikan usia penderita, riwayat keluarga, awal dan perkembangan gejala serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).
1.Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar. Pemeriksaan CT scan dan MRI dimaksudkan untuk menentukan adanya tumor, hidrosefalus atau stroke.

2.Otopsi otak, yang menunjukkan banyaknya sel saraf yang hilang. Sel yang tersisa tampak semrawut dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri dari amiloid (sejenis protein abnormal).
3.Metode diagnostik yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah pemeriksaan pungsi lumbal dan PET (positron emission tomography), yang merupakan pemerisaan skening otak khusus.
4.Antibodi: kadar cukup tinggi (abnormal)
5.JDL, RPR, Eletrolit, Pemeriksaan tiroid: dapat menentukan dan menghilangkan disfungsi yang dapat di obati/kambuh kembali, seperti proses penyakit metabolic, ketidakseimbangan cairan dan eletrolit, neurosifilis
6.B12: dapat menentukan secara nyata adanya kekurangan nutrisi
7.Tes deksamentason depresan (DST): utnuk menangani depresi
8.EKG: mungkin tanpak normal, perlu untuk menentukan adanya insufisiensi jantung
9.EEG: mungkin normal atau memperlihatkan beberapa gelombang (membantu dalam menciptakan kelainan kotak yang masih dapat diatasi)
10.Sinar X tengkorak: biasanya normal
11.Tes penglihatan atau pendengaran: untuk menemukan adanya penurunan (kehilangan) yang mungkin disebabkan oleh/kontribusi pada disorientasi, alam perasaan yang melayang, perubahan persepsi sensori (salah satu dari gangguan kognitif)
12.Scans otak, seperti PET, BEAM, MRI: dapat memperlihatkan daerah otak yang mengalami penurunan metabolism yang merupakan karakteristik dari DAT.
13.Scan CT: dapat memperlihatkan adanya ventrikel otak yang melebar, adanya atrofik kortikal
14.CCS: munculnya protein abnormal dari sel otak sekitar 90% merupakan indikasi adanya DAT.

Tidak ada komentar: