Sabtu, 28 Januari 2012

KEHAMILAN DENGAN PENYAKIT GANGGUAN JIWA

A.Masalah kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa
Masalah kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan, hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati). Pada wanita hamil dan dari aspek teknis dapat mengurangi aspek sumber daya.

Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi
1.Trimester Pertama: Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
2.Trimester Kedua: Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya.
3.Trimester Ketiga: Berkaitan dengan banyaknya resikokehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang mungkin akan dihadapi.
Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa meliputi: Depresi, Psikosa, dan Psikoneurosa.

B.Depresi
1.Pengertian Depresi
Depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang merasa tidak berdaya, tidak bersemangat, tidak ada gairah hidup yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulasi tertentu, pengurangan aktifitas fisik ataupun mental dan kesukaran dalam berkarir serta menganalisa. Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama halnya dengan depresi yang terjadi pada orang awam pada umumnya, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat berhubungan erat dengan kejadian depresi dan kecemasan selama kehamilan. Gangguan ini ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan atau berkurangnya dan tidak adanya minat pada aktivitas. Pasien kadang-kadang dapat sarkastik, nihilistik memikirkan hal yang sedih membutuhkan dan mengeluh. Mereka juga dapat tegang, kaku dan menolak intervensi terapeutik. Gejala penyertanya adalah perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual. Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000) ), seseorang menderita gangguan depresi jika:
a.Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
b.Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
c.Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
d.Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
e.Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
f.Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
g.Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar (bisa merupakan delusi) hampir setiap hari
h.Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
i.Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
Penyebab suatu kondisi depresi meliputi:
a.Faktor organobiologis karena ketidakseimbangan neurotransmiter di otak terutama serotonin.
b.Faktor psikologis karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi sosial.
c.Faktor sosio-lingkungan misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya
Hal-hal yang mencetuskan depresi selama hamil
a.Gangguan hubungan keluarga
a.Riwayat depresi baik diri maupun keluarga
b.Riwayat aborsi sebelumnya
c.Pengalaman yang stressful
d.Adanya komplikasi dalam kehamilan
e.Riwayat KDRT atau trauma
2. Penatalaksanaan Depresi
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.
Selain itu penatalaksanaan depresi yaitu
a.Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
b.Hendaknya jangan menghibur, memberi harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.
c.Beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin.
Perubahan pola hidup dapat memperbaiki depresi pada sebagian orang:
a.Olahraga teratur
b.Berjemur pada sinar matahari
c.Penanganan stres
d.Konseling
e.Tidur teratur
f.Relaksasi
g.Meditasi
C.Psikosa
1.Pengertian Psikosa
Psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas, pada umumnya gejalanya tidak mampu melakukan partisipasi sosial. Sering ada gangguan bicara, kehilangan orientasi terhadap lingkungan. Aspek sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri perlu perawatan RS. Psikosa adalah hilangnya kontak dengan realitas, biasanya termasuk ide-ide palsu tentang apa yang sedang terjadi atau yang satu adalah delusi dan melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi). Psikosa ialah gangguan kejiwaan yang meliputi keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga orang yang mengalami tidak bisa lagi menyesuaikan diri dalam norma-norma yang wajar dan berlaku umum. Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
a.Psikosa fungsional: Factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang. Contoh: paranoid (curiga berlebihan), depresi, gaduh gelisah.
b.Psikosa organic: Disebabkan oleh kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, kalau jelas sebab-sebab dari suatu psikosa fungsional adalah hal-hal yang berkembang dalam jiwa seseorang. Contoh: pikun, usia lanjut, trauma kepala, epilepsi. Jenis-jenis psikosa yaitu skizophrenia dan paranoid. Paranoid di lain pihak adalah jenis yang sudah lebih lanjut ditandai dengan halusinasi (persepsi palsu dan kecurigaan yang sangat kuat, pola berpikir makin kacau dan tingkah laku makin tidak normal).
Sindariom pola psikotik menurut Menninger:
a.perasaan sedih, bersalah dan tidak mampu secara mendalam
b.keadaan terangsang yang tidak menentu, pembicaraan dan motorik yang berlebihan.
c.Autisme, isi pikiran yang berwaham, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
d.Preokupasi yang berwaham disertai kecurigaan, kecenderungan membela diri atau rasa kebesaran
e.Keadaan bingung dengan disorientasi dan halusinasi
Psikosis adalah kondisi mental yang berat dimana terdapat hilangnya kontak dengan realitas. Ada banyak kemungkinan penyebabnya:
a.alkohol dan obat-obat tertentu
b.Tumor otak
c.Demensia (termasuk penyakit Alzheimer)
d.Epilepsi
e.Manic depression (bipolar disorder)
f.Depresi psikotik
g.Skizofrenia
Gejala psikosis adalah :
a.abnormal menampilkan emosi
b.Kebingungan
c.Depresi dan kadang-kadang pikiran bunuh diri
d.Kacau berpikir dan berbicara
e.Kegembiraan (mania)
f.Keyakinan palsu (delusi)
g.Kehilangan sentuhan dan realitas
h.Salah persepsi (ilusi)
i.Melihat, mendengar, merasakan, atau memahami hal-hal yang tidak ada (halusinasi)
j.Berdasarkan ketakutan/kecurigaan
a.Penatalaksanaan psikosa
Pengobatan tergantung pada penyebab psikosis. Perawatan dirumah sakit seringkali diperlukan untuk menjamin keselamatan pasien. Terapi kelompok atau perorangan juga dapat bermanfaat.
Pencegahan
Informasi
ANC rutin
Nutrisi
Penampilan
Aktivitas
Relaksasi
Senam hamil
Latihan pernafasan
Penatalaksanaan
Konsultasi: Dokter, Psikolog, Psikiater, dan Bagi tenaga kesehatan.
Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali tenaga medis harus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar.
Ajarkan dan berikan latihan-latihan untuk dapat menguasai otot-otot, istirahat dan pernafasan.
Hindari kata-kata dan komentar yang dapat mematahkan semangat si wanita.
Hindari komentar suatu kasus dan gelak tawa.

D.Psikoneurosa
1. Pengertian psikoneurosa
Psikoneurosa yaitu ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik dalam diri orang bersangkutan dan terjadi terus menerus orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya, ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi). Ada beberapa tipe neurotisme:
a.Neurostenia, muncul sebagai efek kelelahan mental yang berkembang menjadi keluhan sakit-sakit yang tidak jelas lokasinya.
b.Histeria, ditandai dengan kondisi ketidakstabilan emosi. Konflik mentalnya diekspresikan melalui gejala fisik tertentu yang berpengaruh terhadap fungsi tubuh secara menyeluruh. Misalnya, perempuan yang tidak berbahagia dalam perkawinannya akan mengungkapkan kepada suami, ia menderita sakit pada tulang belakang. Dalam pada itu, terjadi konversi konflik mental yang muncul dalam bentuk keluhan pada bagian fisik tertentu yang bila diteliti secara medis keluhan tersebut tidak diikuti gangguan pada organ tubuh terkait.
c.Hipokondriasis, keterpakuan terhadap kondisi kesehatan. Artinya selalu ada bagian tubuh yang terasa kutrang nyaman, padahal penyakit yang diderita sebenarnya penyakit imajiner. Penderita ini akan mengunjungi beberapa dokter untuk berkonsultasi.
d.Anxiety, rasa cemas dan takut yang berlanjut dan dapat menyebabkan berbagai gangguan fisik. Orang dengan tipe ini memiliki apa yang disebut kondisi ketegangan mental kronis. Bisa dalam bentuk takut naik lift/eskalator, keramaian, seks, gila, dan lain-lain. Ia kehilangan rasa aman, tidak pernah mampu untuk rileks, dan selalu berada dalam kondisi kelelahan mental berlanjut. Kesemuanya itu berpangkal pada rasa rendah diri yang sangat intens.
2. Penatalaksanaan psikoneurosa: Dalam psikoterapi, psikolog, konselor dan ahli terapis berusaha menyusun terapi psikologis yang beragam untuk pengobatan yang disesuaikan dengan kepribadian klien. Penerapan metode dapat secara personal maupun group (perkelompok). Psikiater berusaha mengkombinasi pengobatan medis dan psikoterapi secara bersamaan. Perlu untuk diketahui bahwa tidak ada pengobatan jenis gangguan kecemasan ini hanya menggunakan satu cara saja, dibutuhkan lebih kombinasi untuk menyembuhkan gangguan kompleks ini.

Tidak ada komentar: