A.Pendahuluan
Keluarga merupakan salah satu Aspek penting dalam keperawatan keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat, dan merupakan klien atau penerima asuhan keperawatan.Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan keperawatan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan dirumah sakit dapat menjadi tidak bermakna,jika tidak dilanjutkan oleh keluarga dirumah. Secara empirik dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempatai posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat memperoleh dua keuntungan. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai, budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
B.Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluarga (Duval dan Logan, 1986).
Keluarga adalh dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Boilon dan Maglaya, 1978). Dari kedua pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah:
1.Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
2.Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
3.Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial:suami, istri, anak, kakak, dan adik.
4.Mempunyai tujuan :
a.Menciptakan dan mempertahankan budaya
b.Meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota keluarga.
Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu: ayah, ibu, anak dan semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, interrelasi, dan interdependensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh suprasistemnya yaitu lingkungan/masyarakat, dan sebaliknya sebagai sub sistem dari lingkungan/masyarakat, keluarga juga dapat mempengaruhi supra sistemnya/masyarakat/lingkungannya. Oleh karena itu betapa pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat bio-psiko-sosial-spiritual. Jadi, keluarga merupakan titik sentral pelayanan keperawatan. Diyakini bahwa keluarga yang sehat akan memiliki anggota keluarga sehat dan dapat mewujudkan masyarakat yang sehat pula.
C.Tipe Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya.
1.Tipe keluarga tradisional
a.Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri dan anak (kandung atau angkat).
b.Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang memiliki hubungan darah, misalnya, kakek, nenk, paman, dan bibi.
c.Keluarga “Dyat”,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
d.“Single Parent”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak(kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e.“Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa.
f.“Keluarga Lanjut Usia”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.
2.Tipe Keluarga Non Tradisional
a.“Commune Family”, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup serumah.
b.Orang Tua(ayah-ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c.Homoseksual/Lesbian, dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu rumah tangga.
D.Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi dasar keluarga menurut Frietman, 1986:
1.Fungsi afektif: Fungsi Afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psokososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah:
a.Saling mengasuh: Cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar angota keluarga. Setiap anggota keluarga yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota keluarga yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim di dalam keluarga merupakan modal dasar dalm memberi hubungan dengan orang lain di luar keluarga/masyarakat.
b.Saling menghargai: Bila anggota saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c.Ikatan dan identifikasi: Ikatan keluarga dimulai semenjak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru yang positif. Fungsi afektif merupakan sumber “energi” yang menentukan kebahagiaan keluarga, keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul kerena fungsi afektif yang tidak terpenuhi.
2.Fungsi Sosialisasi: Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalm lingkungan sosial (Friedman,1986). Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar sosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar tentang norma-norma, budaya dan berperilaku melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.
3.Fungsi Reproduksi: Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia. Adanya program keluarga berencana, fungsi ini sedikit terkontrol.
4.Fungsi Ekonomi: Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan makan, pakaian, dan tempat berlindung/rumah.
5.Fungsi Perawatan Kesehatan: Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan keluarga. Tugas kesehatan keluarga sebagai berikut (Friedman, 1998):
a.Mengenal masalh kesehatan
b.Membuat bkeputusan tindakan yang tepat
c.Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d.Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e.Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat.
E.Denensi Dasar Struktur Keluarga
Menurut Friedman, struktur keluarga terdiri atas:
1.Pola dan Proses Komunikasi. Pola interaksi keluarga yang berfungsi
a.Bersifat terbuka dan jujur
b.Selalu menyelesaikan konfilk keluarga
c.Berpikir positif
d.Tidak menulang-ulang isu dan pendapat sendiri
2.Struktur Peran: Peran adalh serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Posisi atau status adalh posisi individu dalam masyarakat misalnya staus sebagai suami/istri atau anak.
3.Struktur Kekuatan: Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. Tipe struktur kekuatan: Legitimate power/Autohority, Referent power, Reward power, Coercive power, and Affectif power.
4.Nilai-nilai Keluarga: Nilai merupakan suatu sistem,sikap dan kepercayaan yang sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalm satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelasaikan masalah.
F.Peran Perawat Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat, membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah :
1.Pendidik: Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan keperawatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
2.Koordinator: Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensive dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
3.Pelaksana: Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit.
4.Pengawas Kesehatan: Sebagai pengawas kesehatan perawat harus melakukan “Home Visite” atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5.Konsultan/Penasehat: Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik,perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
6.Kolaborator: Perawat komunitas juga bekerja sama dengan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal.
7.Fasilitator: Peran perawat komunitas membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.Kendala yang sering dialami keluarga adalah keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, dan sosial budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik maka perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan: rujukan dan dana sehat.
8.Penemu Kasus: Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau wabah.
9.Modifaktor Lingkungan: Perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang sehat.
Selasa, 17 Januari 2012
KONSEP KELUARGA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar