Selasa, 17 Januari 2012

KOMUNIKASI INTERPERSONAL

PERSEPSI
Ada bermacam-macam objek persepsi. Objek persepsi interpersonal adalah manusia. Persepsi terhadap manusia lebih sulit dilakukan daripada objek persepsi yang lain karena banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terhadap orang lain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor personal. Faktor eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa di amati. Faktor personal adalah karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi persepsi. Yang termasuk faktor eksternal adalah petunjuk verbal dan petunjuk nonverbal. Sedangkan yang termasuk faktor personal adalah pengalaman, motivasi dan kepribadian. Kesalahan dalam proses persepsi mungkin saja terjadi karena adanya impression management, stereotyping, dan ketidak mampuan seseorang untuk menafsirkan pesan dengan benar.

KONSEP DIRI
Konsep diri adalah persepsi tentang diri kita sendiri yang bersifat fisik, psikologis, maupun sosial yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut self fulfilling prophecy. Konsep diri memiki dua kualitas atau valensi, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif. Pembentukan dan perkembangan konsep diri dipengaruhi oleh orang- orang di sekitar diri seseorang. Pengaruh yang paling besar datang dari orang-orang terdekat (significant others), misalnya orang tua, saudara kandung, dan orang lain yang mempunyai ikatan emosional (affective others).
Kemudian faktor yang mempengaruhi. konsep diri meluas ke pihak-pihak berikutnya, antara lain: teman, kelompok, organisasi, dan seterusnya. Pandangan diri Anda terhadap keseluruhan pandangan orang lain kepada kita disebut generalized others. Sedangkan mengambil peran sebagai generalized others disebut role taking. Konsep lain yang berhubungan dengan konsep diri antara lain: kesadaran diri (self awareness), tingkat keterbukaan (self disclosure), model Johari Window (terdiri dari: open self, blind self, hidden self, unknown self), life position (terdiri dari: I’m OK You’re OK, I’m not OK You’re OK, I’m OK You’re not OK, I’m not OK You’re not OK), dan life script.

ATRAKSI DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang. Adanya daya tarik ini membentuk rasa suka. Rasa suka pada seseorang umumnya membuat orang yang kita sukai menjadi signifikan bagi kita. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang dengan orang lain adalah (1) faktor-faktor personal, meliputi: a) kesamaan karakteristik personal; cognitive consistency theory dari Fritz Heider mengemukakan bahwa orang cenderung memiliki sikap yang sama dengan orang yang disukai; b) tekanan emosional (stress), c) harga diri yang rendah, d) isolasi sosial. (2) faktor-faktor situasional, dapat berupa: a) daya tarik fisik, b) ganjaran (reward), c) familiarity, d) kedekatan (clonseness), e) kemampuan. Dalam hubungan dengan atraksi interpersonal ini ada 4 (empat) teori “liking” yang menjelaskan (1) Reinforcement theory menjelaskan bahwa seseorang menyukai orang lain adalah sebagai hasil belajar. (2) Equity theory menyatakan bahwa dalam suatu hubungan, manusia selalu cenderung menjaga keseimbangan antara harga (cost) yang dikeluarkan dengan ganjaran (reward) yang diperoleh. (3) Exchange theory berpendapat bahwa interaksi sosial diibaratkan sebagai transaksi dagang. Jika orang kenal pada seseorang yang mendatangkan keuntungan ekonomis dan psikologis, akan lebih disukai. (4) Gain-loss theory berpendapat bahwa orang cenderung lebih menyukai orang-orang yang menguntungkan bagi kita dan kurang tertarik pada orang-orang yang merugikan kita.
Dalam komunikasi interpersonal, daya tarik seseorang sangat penting. Kalau kita menyukai seseorang, akan cenderung melihat segala hal yang berkaitan dengannya, positif. Sebaliknya, kalau kita tidak menyukainya, kita akan melihat segalanya secara negatif. Dengan demikian bisa dimengerti orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan mempermudah pendapat dan sikapnya pada orang tersebut demikian sebaliknya. Jika orang saling menyukai ia akan mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dan efektif. Orang akan merasa senang dan nyaman jika berada di antara orang-orang yang disukai. Sebaliknya akan merasa tegang dan resah bila berada di antara orang-orang yang tidak disukai serta ingin mengakhirinya.

HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hakikat dari hubungan interpersonal adalah bahwa ketika berkomunikasi, kita bukan hanya menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonal. Jadi, kita bukan sekedar menentukan content tetapi juga relationship. Pandangan ini merupakan hal baru dan untuk menunjukkan hubungan pesan komunikan ini disebut sebagai metakomunikasi.
Dalam hal ini berarti bahwa studi komunikasi interpersonal bergeser dari isi pesan kepada aspek relasional. Aspek relasional inilah yang menjadi unit analisis dari komunikasi interpersonal. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya, makin cermat persepsinya sehingga makin efektif komunikasi itu berlangsung.
Hubungan interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbal maupun nonverbal) secara timbal balik terjadi dan hal ini dinamakan komunikasi interpersonal. Ketika hubungan interpersonal interpersonal tumbuh, terjadi pula kesepakatan tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan yang terlibat.
Hubungan interpersonal dapat diklasifikasikan berdasarkan faktor-faktor:
Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri-ciri hubungan interpersonal diad, antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi yang berbeda, memiliki pola komunikasi yang khas. Hubungan triad adalah hubungan interpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad, hubungan ini lebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil berdasarkan voting.
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship) dan hubungan sosial (social relationship). Berdasarkan jangka waktu: hubungan jangka pendek dan hubungan jangka panjang. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman: hubungan akrab/intim.

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita perlu meningkatkan kualitas komunikasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal adalah:

1. Percaya/trust. Bila seseorang punya perasaan bahwa dirinya tidak akan dirugikan, tidak akan dikhianati, maka orang itu pasti akan lebih mudah membuka dirinya. Percaya pada orang lain akan tumbuh bila ada faktor-faktor sebagai berikut:
- Karakteristik dan maksud orang lain, artinya orang tersebut memiliki kemampuan, ketrampilan, pengalaman dalam bidang tertentu. orang itu memiliki sifat-sifat bisa diduga, diandalkan, jujur dan konsisten.
- Hubungan kekuasaan, artinya apabila seseorang mempunyai kekuasaan terhadap orang lain, maka orang itu patuh dan tunduk.
- Kualitas komunikasi dan sifatnya menggambarkan adanya keterbukaan. Bila maksud dan tujuan sudah jelas, harapan sudah dinyatakan, maka sikap percaya akan tumbuh.

2. Prilaku suportif akan meningkatkan komunikasi. Beberapa ciri prilaku suportif yaitu:
- Deskripsi: penyampaian pesan, perasaan dan persepsi tanpa menilai atau mengecam kelemahan dan kekurangannya.
- Orientasi masalah: mengkomunikasikan keinginan untuk kerja sama, mencari pemecahan masalah. Mengajak orang lain bersama- sama menetapkan tujuan dan menentukan cara mencapai tujuan.
- Spontanitas: sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang terpendam.
- Empati: menganggap orang lain sebagai persona.
- Persamaan: tidak mempertegas perbedaan, komunikasi tidak melihat perbedaan walaupun status berbeda, penghargaan dan rasa hormat terhadap perbedaan-perbedaan pandangan dan keyakinan.
- Profesionalisme: kesediaan untuk meninjau kembali pendapat sendiri.

3. Sikap terbuka, kemampuan menilai secara objektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi ke isi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinannya, profesional dan lain sebagainya.

Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis. Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak, tidak terkecuali dalam lembaga pendidikan.

Tidak ada komentar: