Sabtu, 28 Januari 2012

PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE

A.URINE
1.Pengertian Urine
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

2.Komposisi Urine
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh.
Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.

3.Fungsi
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. glukosa urine itu gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah melewati berbagai proses di ginjal. Kalo ada glukosa di urine, berbahaya tu... berarti ada yang ga beres waktu proses urinisasi. kalo ga salah karena kurang hormon insulin, yaitu hormon yang ngubah glukosa jadi glikogen (kalo kurang kan berarti gula di darah tinggi). Kalo gula darah tinggi, otomatis gula di darah juga tinggi.

B.GLUKOSA URINE
Glukosa urine adalah gugus gula sederhana yang masih ada di urine setelah melewati berbagai proses di ginjal. Kalau ada glukosa di urine, berbahaya berarti ada yang tidak beres waktu proses urinisasi. Disebabkan karena kurang hormon insulin, yaitu hormon yang mengubah glukosa menjadi glikogen (kalau kurang berarti gula di darah tinggi). Kalau gula darah tinggi, otomatis gula di darah juga tinggi.
Dasar teori glukosa:
Kadar glukosa serum puasa normal adalah 70110 mg/dl dan 16-300 mg/24 jam pada urin (Schteingart, 2005).
Sel-sel otak bersifat permeabel
Tujuan:
Mengetahui kandungan amonia, clor, protein, dan glukosa pada urin
Untuk membandingkan kadar gula (glukosa) yang terkandung dalam urine normal, urine penderita diabetes mellitus dan urine wanita hamil.
Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih), urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih. Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolisme lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
Volume urin normal per hari adalah 900 – 1200 ml, volume tersebut dipengaruhi banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah air minum, hormon ADH, dan emosi.
Interpretasi warna urin dapat menggambarkan kondisi kesehatan organ dalam seseorang.
1.Keruh.Kekeruhan pada urin disebabkan adanya partikel padat pada urin seperti bakteri, sel epithel, lemak, atau Kristal-kristal mineral.
2.Pink, merah muda dan merah. Warna urin seperti ini biasanya disebabkan oleh efek samping obat-obatan dan makanan tertentu seperti bluberi dan gula-gula, warna ini juga bisa digunakan sebagai tanda adanya perdarahan di system urinaria, seperti kanker ginjal, batu ginjal, infeksi ginjal, atau pembengkakkan kelenjar prostat.
3.Coklat muda seperti warna air teh, warna ini merupakan indicator adanya kerusakan atau gangguan hati seperti hepatitis atau serosis.
4.Kuning gelap, Warna ini disebabkan banyak mengkonsumsi vitamin B kompleks yang banyak terdapat dalam minuman berenergi.
Kita cek kondisi organ dalam kita dengan mengamati warna urin. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui pH urin, kadar klorida, kadar glukosa, dan kadar protein urin.
Persiapan alat dan bahan:
1.Celemek
2.Handscoon
3.Rak pemeriksa
4.Urin segar
5.Kertas Lakmus (indicator universal)
6.Tabung reaksi
7.Pipet tetes
8.lampu bunsen
9.penjepit tabung reaksi
10.Benedict
Persiapan pasien
Persiapan pasien dalam melakukan glukosa urine
1.Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2.Memperkenalkan diri pada pasien
3.Menjelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4.Mempersilahkan pasien untuk menampung urine untuk diperiksa
5.Tanggap terhadap reaksi pasien
Cara kerja:
Uji kandungan Glukosa urine
1.Menyiapkan dan mengecek kelengkapan alat
2.Mencuci tangan
3.Memakai handscoon
4.Mengisi tabung dengan benedict sebanyak 2,5 cc
5.Tetesi tabung benedict dengan 4-5 tetes urin
6.Panaskan selama 1 – 2 menit diatas lampu spiritus
7.Tunggu sampai mendidih
8.Amati perubahan warna dan endapan yang terjadi
Tetap biru jernih/sedikit kehijauan & agak keruh: hasil negatip
Hijau kekuning-kuningan: kadar glukosa 0,5- 1 %
Kuning keruh: kadar glukosa 1-1,5 %
Jingga/warna lumpur keruh: kadar glukosa 2-3,5 %
Merah keruh: kadar glukosa > 3,5 %

C.DIABETES MELLITUS PADA KEHAMILAN
Diabetes mellitus gestasional adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat (diabetes mellitus) terjadi atau pertama kali saat kehamilan berlagsung. Defenisi ini mencangkup pasien yang sudah mengidap diabetes mellitus (tetapi belum terdeteksi) yang baru diketahui saat kehamilan ini dan benar – benar menderita DM akibat hamil .sesudah kehamilan selesai kondisi pasti ditentukan berdasarkan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Patofisiologi diabetes mellitus selain perubahan hormonal didapatkan jumlah fungsi insulin ibu yang tidak optimal sehingga terjadi berbagai kelainan yang menyebabkan bebagai kelainan yang menyebabkan berbagai komplikasi pada ibu dan janin.

D.DIAGNOSIS
Deteksi dini sangat diperlukan untuk menjaring DMG agar dapat dikelolah sebaik – baiknya terutama dilakukan pada ibu dengan faktor resiko berupa beberapa kali keguguran,riwayat pernah melahirkan anak mati tanpa sebab yang jelas,riwayat melahirkan bayi dengan cacat bawaan,riwayat preeklamsi dan polihidramnion.juga terdapat riwayat ibu: umur ibu hamil >30 tahun,riwayat DM dalam keluarga,riwayat DMG pada kehamilan sebelumnya dan infeksi saluran kemih berulang selama hamil.PERKENI menganjurkan pemeriksaan sejak awal asuhan antenatal dan diulang negatif.pemeriksaan berdasarkan modifikasi WHO-PERKENI yang dianjurkan adalah pemeriksaan kadarglukosa 2 jam pasca beban glukosa 75 g dan hasilnya digolongkan dalam kriteria sebagai berikut:
Glukosa darah === kriteria
>200 mg/dl === diabetes mellitus
140 – 200 mg/dl === toleransi glukosa terganggu
<140 mg/dl === normal

Tidak ada komentar: