Jumat, 10 Februari 2012

KONSEP TEORI: GIZI

1.Pengertian
Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2003). Gizi adalah zat penyusun bahan makanan yang diperlukan oleh tubuh untuk metabolisme, air, protein, mineral dan karbohidrat (Anonim, 2002).
2.Jenis Nutrisi (Irianto & Waluyo, 2004)
a.Protein merupakan makanan pembangun tubuh
Protein merupakan bahan pembangun tubuh yang utama. Protein tersusun atas senyawa organik yang mengandung unsur – unsur karbon hydrogen, oksigen, dan nitrogen.
b.Karbohidrat dan lemak zat makanan penghasil tenaga
Zat makanan sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dan lemak sering disebut makanan bahan baker atau energi.
c.Kebutuhan energi
Energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari – hari didapatkan oleh tubuh dari energi yang dilepaskan di dalam tubuh pada proses pembakaran zat makanan.
d.Metabolisme basal
Metabolisme basal adalah sejumlah energi yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan istirahat total, baik jasmani maupun rohani, dalam keadaan berbaring tidak tidur, dan suhu badan dalam lingkungan yang serasi.
e.Mineral, vitamin, air, dan oksigen merupakan makanan pelindung pengatur tubuh.
Mineral dan vitamin merupakan zat yang berperan dalam menjaga keseimbangan dalam tubuh terutama untuk membantu proses metabolisme dan pertukaran zat.
3.Gangguan gizi terhadap fungsi tubuh
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila zat-zat yang digunakan secara efisien. Sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau zat-zat gizi esensial dan ini disebabkan karena adanya gangguan gizi (Irianto & Waluyo, 2004).
Menurut Almatsier (2003) gangguan gizi tersebut dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.Gangguan yang disebakan faktor primer
Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan kualitas disebabkan oleh karena kurangnya penyediaan pangan, kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makanan.
b.Faktor sekunder
Faktor sekunder adalah semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi tidak sampai disel-sel tubuh setelah makanan dikonsumsi. Misalnya faktor yang menyebabkan terganggunya pencernaan. Seperti gigi tidak baik, kelainan struktur saluran cerna.
4.Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Angka kecukupan gizi adalah jumlah zat-zat gizi yang hendaknya dikonsumsi tiap hari untuk jangka waktu tertentu sebagai bagian dari diet normal rata-rata orang sehat. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan setiap faktor yang berpengaruh pada absorpsi zat-zat gizi atau efisiensi penggunaan dalam tubuh.
AKG belum dapat ditetapkan untuk semua zat gizi yang kurang diketahui, akan tetapi AKG untuk zat-zat yang sudah ditetapkan dapat dijadikan pedoman, oleh sebab itu dianjurkan agar menu sehari-hari terdiri atas bahan pangan yang bervariasi yang diperoleh dari beberapa golongan pangan (bukan dari suplemen) dan supaya dapat diperhitungkan kemungkinan kehilangan zat-zat gizi selama pengolahan makanan. Di Indonesia pola menu seimbang tergambar dalam 4 sehat 5 sempurna. AKG yang ditetapkan pada Widyakarya Pangan dan Gizi Nasional tahun 1998 meliputi zat-zat gizi sebagai berikut: energi, protein, vitamin A, vitamin D, vitamin E, vitamin K, tiamin, riboblafin, niasin, vitamin B12. Menurut Sediaoetama (2000) AKG di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
a.Angka kecukupan gizi tingkat nasional
Berdasarkan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi tahun 1998, ditetapkan bahwa rata-rata AKG pada tingkat konsumsi untuk penduduk Indonesia adalah 2.170 kilo kalori, untuk energi dan 48 gram untuk protein. Sedangkan untuk tingkat persediaan 2.800 kilo kalori untuk energi dan 8,8 gram untuk protein.
b.Angka kecukupan gizi kelompok dan rumah tangga
AKG yang disajikan berdasarkan golongan umur. Dalam menentukan AKG untuk kelompok masyarakat (institusi dan rumah tangga) yang terdiri dari berbagai golongan umur, dihitung dari penjumlahan dari AKG masing-masing anggota keluarga/kelompok tersebut tercantum pada daftar/tabel AKG pada golongan umur masing-masing kemudian dihitung rata-ratanya.
c.Angka kecukupan gizi untuk perorangan/individu
Apabila ingin melakukan perbandingan antara konsumsi zat gizi dengan keadaan gizi seseorang, biasanya melakukan perbandingan. Pencapaian konsumsi zat gizi individu terhadap AKG. Berhubung AKG yang tersedia bukan menggambarkan AKG individu, tetapi menurut golongan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan standar. Menurut Darwin Karyadi dan Muhilal (1996), untuk menentukan AKG individu, dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap berat badan nyata individu/perorangan tersebut dengan BB standar yang ada pada tabel (Sediaoetama, 2000).

Tidak ada komentar: