Jumat, 10 Februari 2012

GAGAL JANTUNG

Penyakit jantung hingga kini masih menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Sayangnya, selama ini kecenderungan yang terjadi, pasien dengan risiko jantung baru mencari pengobatan atau informasi pada saat sudah terjadi serangan atau gejalanya sudah mulai terasa berat (WHO, 2005).
Serangan jantung mendadak setiap saat dapat terjadi pada diri seseorang. Akibatnya banyak yang tiba-tiba meninggal tanpa sempat meninggalkan pesan apa-apa kepada keluarga. Jantung bagaikan pompa yang mengalirkan darah melalui paru-paru hingga keseluruh tubuh. Jantung dapat bekerja selagi persediaan darah masih ada. Melalui kardiak atau koroner darah dialirkan keseluruh tubuh. Apabila dinding-dinding pembuluh darah tersumbat atau menyempit sehingga tidak mampu mengalirkan darah secukupnya maka terjadilah serangan jantung. Dan apabila jantung gagal memompakan darah yang cukup untuk kebutuhan metabolisme jaringan maka terjadilah gagal jantung. Hal ini boleh jadi akan bertambah berat karena keadaan dari luar yang tidak secara langsung berhubungan dengan kemampuan jantung. Jika ada gangguan lain yang menghalanginya, dan ia terpaksa bekerja lebih keras, maka ada kemungkinan mengalami kerusakan (sebagian atau keseluruhan). Inilah yang disebut kegagalan jantung (Knight, 2001 : 83).
Gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dengan insiden dan prevalensi yang makin meningkat. Sekitar 250.000 pasien meninggal akibat gagal jantung (langsung maupun tidak langsung) setiap tahunnya, dan angka tersebut telah meningkat 6 kali dalam 40 tahun terakhir.

Tidak ada komentar: