Senin, 06 Februari 2012

MAKANAN TAMBAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 – 6 BULAN

1.Pengertian
Makanan tambahan berarti makanan padat dalam diet bayi. Makanan pertama diberikan setelah dihaluskan hingga berbentuk cair, tapi lebih mengenyangkan dari pada susu (Chumbley, 2004).
Makanan tambahan adalah penambahan makanan padat pada pola makan bayi untuk memenuhi semua kebutuhan bayi yang sedang tumbuh (Ramaiah, 2006).
Makanan tambahan adalah makanan padat yang diberikan secara berangsur-angsur untuk membiasakan bayi makan-makanan orang dewasa dengan tetap memprioritaskan pemberian ASI sampai dengan 2 tahun (Sunartyo, 2007).
Makanan tambahan adalah makanan padat yang diberikan kepada bayi sebagai makanan pendamping ASI (MP ASI), yang diberikan secara bertahap sampai anak mampu makan makanan keluarga (Hartono, 2008).
2.Umur Pemberian Makanan Tambahan
Sebagian bayi dapat tumbuh dengan memuaskan sampai berumur enam bulan atau lebih dengan hanya diberi ASI. Sebagian lagi mungkin memerlukan lebih banyak energi dan zat-zat gizi lain daripada yang terdapat dalam ASI, dengan memberikan tanda-tanda kelaparan atau pertambahan berat badan yang lambat pada umur empat bulan atau kurang. Tetapi tidak bijaksana untuk membiasakan memberikan makanan tambahan kepada bayi kurang dari empat bulan, karena adanya reaksi kontaminasi yang sangat tinggi. Terdapat bahaya gastroenteritis yang merupakan penyakit serius pada anak. Dengan memberikan makanan tambahan, juga akan mengurangi produksi ASI karena anak menjadi jarang menyusu. Untuk itu diusahakan agar membiasakan memberikan makanan tambahan setelah bayi berumur enam bulan. Tujuan pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan berkembang secara normal (Muchtadi, 2005).
3.Petunjuk Pemberian Makanan Tambahan
ASI dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur empat atau enam bulan. Bayi dapat tumbuh dengan memuaskan sampai berumur enam bulan atau lebih dengan hanya diberi ASI. Makanan tambahan diberikan setelah bayi berumur enam bulan. Tujuan pemberian makanan tambahan ini adalah sebagai komplemen terhadap ASI agar anak memperoleh cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain (vitamin dan mineral) untuk tumbuh dan berkembang secara normal.
Mengajarkan anak mengunyah dan terbiasa dengan makanan baru, pertama-tama berikan satu atau dua sendok teh makanan tambahan, apakah yang dipersiapkan sendiri dari serealia (misalnya tepung beras), kacang-kacangan atau buah-buahan (misalnya pisang ambon yang dikerok), atau produk hasil olahan industri (bubur bayi). Berikan bayi satu jenis makanan sebelum memperkenalkan makanan yang baru. Gunakan sendok untuk menyuapi anak, karena mudah dibersihkan sehingga lebih aman dibandingkan dengan menggunakan tangan (Muchtadi, 2002).
Saat bayi makan cukup banyak makanan padat tawarkan pada bayi air matang dingin sebagai air minum. Berikan hanya bila yakin bayi mandapatkan sekitar segelas penuh susu dalam sehari. Bayi tidak memerlukan jus atau perasan buah, karena tidak baik untuk giginya (Chumbley, 2004).
Makanan tambahan yang ideal harus mengandung (1) makanan pokok (pangan yang paling banyak dikonsumsi oleh keluarga, biasanya makanan yang mengandung tepung, seperti beras, gandum, kentang, tepung maizena), ditambah dengan bahan lain semisal (2) kacang, sayuran berdaun hijau atau kuning, (3) buah, (4) daging hewan, dan (5) minyak, atau lemak. Bahan ini dibuat menjadi bubur untuk kemudian, sebagai peneman ASI, di suapkan pada bayi. Bayi disuapi dengan sendok, atau cangkir (Arisman, 2007).
Menurut Ramaiah (2006) tanda yang mengindikasikan bahwa bayi telah siap diberikan makanan tambahan adalah:
a.Memiliki kontrol terhadap kepala
b.Kemampuan untuk duduk
c.Membuat gerakan mengunyah
d.Pertambahan berat badan
e.Tertarik pada makanan
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian makanan tambahan bayi adalah sebagai berikut: Menurut Arisman (2007)
a.Makanan tambahan pertama harus berstruktur sangat halus dan licin. Bayi perlahan-lahan siap menerima tekstur yang lebih kasar.
b.Bubur saring baru boleh diberikan jika bayi telah tumbuh gigi, dan makanan cincang setelah bayi pandai mengunyah.
c.Makanan sebaiknya tidak dicampur, karena bayi harus mempelajari perbedaan tekstur dan rasa makanan.
d.Makanan padat sebaiknya disuapkan sebelum susu diberikan.
e.Bayi sejak usia 4 bulan, berangsur diperkenalkan dengan berbagai rasa dan konsistensi makanan pendamping ASI, mulai dari sari buah, bubur susu, nasi halus, nasi tim lunak, sampai nasin tim biasa. Dengan demikian bayi tidak merasa kehilangan pada waktu menyapih
f.Jika bayi masih kuat untuk menyusu, berilah ASI hanya pada waktu tertentu saja, seperti saat hendak tidur atau waktu bangun pagi jika bayi menginginkan.
g.Pada permulaan makanan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan halus. Waktu bayi berumur 9 bulan, ia lebih menyukai makanan yang dipotong kecil-kecil, dan setelah berumur 2 tahun umumnya bayi dapat menerima makanan orang dewasa normal.
h.Gunakan sendok atau cangkir untuk memberi makan. Sebagian besar bayi dapat di latih untuk minum dari cangkir setelah berumur 5 bulan. Selama masa pemberian makanan tambahan, bayi sering kali menderita infeksi seperti batuk, campak (cacar air) atau diare.
i.Pada waktu berumur 2 tahun, bayi dapat mengkonsumsi makanan setengah porsi orang dewasa.
4.Persyaratan Makanan Tambahan
Makanan tambahan untuk bayi sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.Nilai energi dan kandungan proteinnya tinggi.
b.Memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
c.Dapat diterima dengan baik.
d.Harganya relatif murah.
e.Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara local.
Makanan tambahan bagi bayi seharusnya menghasilkan energi setinggi mungkin, sekurang-kurangnya mengandung 360 Kcal per 100 gram bahan. Kecukupan energi bagi bayi yang berusia 6 - 12 bulan adalah sekitar 870 Kcal dan kecukupan protein per hari sekitar 20 gram.
Makanan tambahan bagi bayi hendaknya bersifat padat gizi dan mengandung serat kasar serta bahan lain yang sukar dicerna seminimal mungkin, sebab serat kasar yang terlalu banyak jumlahnya akan mengganggu pencernaan. Lemak dalam makanan tambahan berfungsi sebagai sumber energi, juga dapat memperbaiki cita rasa (memberi rasa gurih).

Tidak ada komentar: