Sabtu, 04 Februari 2012

MASALAH DIABETES MELLITUS

Pola penyakit saat ini dapat dipahami dalam rangka transisi epidemiologis, yaitu mengenai konsep perubahan pola kesehatan dan penyakit. Konsep tersebut hendak menghubungkan dengan morbiditas dan mortalitas pada beberapa golongan penduduk. Sebagai dampak positif dari pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam 5 pelita yang lalu, pola penyakit di Indonesia mengalami pergeseran yang cukup meyakinkan. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun sedangkan penyakit menahun yang disebabkan oleh penyakit degeneratif, diantaranya penyakit diabetes mellitus meningkat dengan tajam (Suyono, 2004: 574).
Diabetes mellitus sudah dikenal oleh masyarakat sebagai penyakit yang ditandai oleh peningkatan kadar gula darah, dan dapat terjadi sebagai akibat dari faktor keturunan. Oleh karena itu pengobatan diabetes sebaiknya dilaksanakan sedini mungkin, agar dapat menghambat terjadinya berbagai komplikasi. Dengan demikian diharapkan setiap penderita diabetes dapat memahami penyakitnya, menerima keadaan dirinya, dan menyongsong masa depannya secara rasional (Pemayun, 2004: 33).

Menurut Almatsier, (2004: 308) pada tahun 1992 dan 1995 penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, hipertensi dan infeksi hati menduduki urutan pertama dalam penyebab kematian yaitu masing-masing sebesar 15,5 % dan 18,9 %.
Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti saat ini, diperkirakan pada tahun 2020, di Indonesia akan terdapat 178 juta penduduk berusia di atas 20 tahun, dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6%, yang berarti akan ada 8,2 juta orang dengan diabetes (Soegondo, 2002: 1).
Berdasarkan data statistik indonesia (2003), diperkirakan penduduk indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebesar 133 juta jiwa. Dengan prevalensi DM pada daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%, maka diperkirakan pada tahun 2003 terdapat diabetesi sejumlah 8,2 juta di daerah urban dan 5,5 juta di daerah rural (Soegondo, 2006: 1).

Tidak ada komentar: