Senin, 06 Februari 2012

MENGENAL KONTRASEPSI SUNTIK

1.Pengertian Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang berisi hormon progesteron dan esterogen yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik (BKKBN, 2003).
2.Macam-macam Kontrasepsi Suntik Menurut Saifuddin (2003), yaitu :
a.Suntikan kombinasi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medrok-siprogesteron asetat dan 5 mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali.
Cara kerja dari suntikan kombinasi adalah menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu, perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu dan menghambat transformasi gamet oleh tuba. Efektifitas dari suntikan kombinasi 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun petama penggunaan (Saifuddin, 2003). Keuntungan dan kerugian menurut Saifuddin (2003) yaitu:
Keuntungan:
1).Risiko terhadap kesehatan kecil.
2).Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
3).Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
4).Jangka panjang.
5).Efek samping sangat kecil.
6).Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
Kerugian:
1).Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting.
2).Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3).Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.
4).Penambahan berat badan
5).Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
6).Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskular dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja (Saifuddin, 2003).
b.Suntikan progestin
Ada beberapa preparat progestin yang pernah dicoba sebagai bahan kontrasepsi tetapi pada saat ini hanya dua jenis suntikan progestin yang banyak dipakai, yakni depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) dan noretisteron enantata (Depo Noristerat).
1).Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong).
2).Depo noretisteron enantata (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
Hartanto (2003) menjelaskan tentang mekanisme kerja komponen progesteron atau derivat testosteron yaitu:
1).Mencegah ovulasi.
2).Lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier terhadap spermatozoa.
3).Membuat endometrium menjadi kurang baik atau layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
4).Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba falopi.
Baik DMPA maupun NET EN sangat efektif sebagai metode kontrasepsi. Kurang dari satu per 100-wanita akan mengalami kehamilan dalam 1 tahun pemakaian DMPA, dan 2 per 100-wanita pertahun pemakaian NET EN (Hartanto, 2003).
Menurut Sudarmo (2007) keuntungan dan kerugian metode suntikan progestin adalah:
Keuntungan:
1).Lebih praktis karena hanya memerlukan suntikan tiap tiga bulan untuk DMPA atau 8-12 minggu untuk NET-EN.
2).Dapat diberikan pada wanita yang menyususi.
3).Menaikkan volume ASI dan memperpanjang masa laktasi.
4).Bisa dipakai untuk wanita yang relatif tua (>35 tahun) tanpa khawatir risiko efek samping esterogen.
Kerugian:
1).Kurang praktis
2).Kemungkinan tertular penyakit lain seperti hepatitis dan AIDS.
Menurut Saifuddin (2003) suntikan KB dapat diberikan kepada:
1).Usia reproduksi
2).Nulipara dan yang telah mempunyai anak
3).Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
4).Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
5).Setelah abortus atau keguguran
6).Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
7).Perokok
8).Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin)
9).Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
10).Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
11).Anemia defisiensi besi
12).Mendekati usia menopouse yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
Sedangkan Sudarmo (2007) menyebutkan kontraindikasi metode suntikan KB adalah:
1).Kehamilan
2).Penyakit hati aktif
3).Tumor hati
4).Penyakit kuning (ikterus)
5).Hipertensi (> 160/90 mmHg)
6).Kelainan tromboembolik
7).Penyakit kardiovaskular
8).Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
9).Tumor (massa) payudara
10).Kanker genital
11).Diabetes
Hartanto (2003) menjelaskan bahwa metode ini memiliki efek samping sebagai berikut:
1).Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling sering mengganggu
2).Berat badan yang bertambah
3).Sakit kepala
4).Pada sistem kardio-vaskular efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL-kolesterol.
3.Cara Penyuntikan
Menurut Hartanto (2003) teknik penyuntikan sangat penting pada Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA) maupun Norethindrone Enanthate (NET-EN):
a.Semua obat suntik harus dihisap ke dalam alat suntiknya
b.DMPA dan NET-EN harus dikocok dahulu dengan baik
c.Penyuntikan harus dilakukan dalam-dalam pada otot
d.Jangan melakukan massage pada tempat suntikan

Tidak ada komentar: