Minggu, 05 Februari 2012

LIBIDO

1.Pengertian
Libido/hasrat seksual adalah keinginan untuk melakukan hubungan seks. Menurut Sigmud Freud hasrat atau dorongan seksual dikarakteristikan dengan bertumbuhnya secara bertahap sampai puncak intensitas diikuti dengan penurunan tiba-tiba dari rangsangan. Ahli psikologis kontemporer memandang libido sebagai potensi dasar manusia walaupun berakar pada biologi munusia, (hormon) terbentuk karena budaya dan pengalaman. Libido adalah dorongan dasar manusia untuk reproduksi dan potensi berdasarkan biologis untuk mendapatkan kenikmatan dari tindakan yang berhubungan dengan kontak fisik misalnya syaraf di kulit dan membran mukosa yang dibentuk oleh pengalaman dalam pertumbuhan dalam suatu keluarga atau masyarakat (Everett, 2008).
Menurut dr. Laura S. Mavendry Spu., seorang konsultan disfungsi seksual klinik, estrogen diproduksi oleh ovarium dan kelenjar adrenal, hormone estrogen berfungsi sebagai pemicu gairah seksual, hormon ini akan makin menurun mengikuti usia. Penelitian yang dilakukan oleh sub bagian urologi fakultas kedokteran Universitas Indonesia atau RS. Cipto Mangunkusuma pada 560 perempuan tahun 2001 didapatkan hasil bahwa 84% bermasalah dalam kehidupan seksual dari jumlah itu, penyebab terbanyak yaitu 86% adalah kurangnya libido atau keinginan untuk berhubungan seksual, 31% sulit untuk orgasme, 21% sulit dirangsang dan 21% mengalami nyeri saat berhubungan seksual. Dari sekian banyak yang mengalami masalah dalam hubungan seksualnya ternyata 84,8% menerima keadaan tersebut dan hanya 13,2% yang berniat untuk membuat solusi (Depkes, 1999).

2.Seksualitas Wanita
Hubungan seks merupakan suatu mekanisme vital pada manusia untuk memperoleh keturunan. Karena keturunan, seks manusia dapat mengadakan evolusi sepanjang kehidupan. Hubungan khusus antara pria dan wanita yang erotic disebut hubungan seksual/hubungan heteroseksual.
Perbedaan antara pria dan wanita tenaga yang lebih besar, sedangkan prinsip aktifitas seksual adalah untuk mencapi 2 hal yaitu kepuasan dan reproduksi.
Kehidupan seks yang normal ialah yang dapat mendatangkan kepuasan dan kenikmatan, baik bagi pria maupun wanita, yaitu dalam suatu ikatan perkawinan, yang sah dan bertangung jawab (Hembing, 1999).
Bila kita membicarakan tentang libido maka tidak bisa, lepas dari fungsi seksual wanita. Fisiologi seksual yang normal, siklus respon seksual telah diterangkan oleh Masters dan Johnson sebagian terdiri dari empat fase, yaitu perangsangan (excitement), masa stabil (plateau), orgasme dan pemulihan (resolution). Kapan menerangkan ada fase kelima, yaitu fase keinginan (dhesire phase). Keinginan untuk bersetubuh adalah keinginan primer serupa seperti untuk makan, air atau udara. Keinginan bersetubuh selalu ada. Seperti semua selera, keinginan seksual bisa ditambah atau ditekan oleh keadaan.
Dr. Ridwan Shabsing dari New York Center for Human, yang melakukan penelitian oleh seorang psikiater Helen Singer Koplan pada seorang model tahun 1970. Menurutnya, respon wanita melewati tiga tahap yang saling berhubungan, yaitu keinginan, rangsangan dan orgasme. Dari penelitian diatas, Dr Ridwan Sabsingh menyimpulkan bahwa adanya hubungan mesra timbal balik ketika aktifitas seksual berlangsung pada tahap itu, fungsi seksual wanita juga tidak lurus dan terbagi-bagi, tetapi melingkar dalam lingkup keinginan, rangsangan, orgasme dan kepuasan. Dengan kata lain, libido akan mempengaruhi tercapainya orgasme.
3.Faktor-faktor yang mempengaruhi libido
a.Hormonal
Hormon estrogen dan progesteron pada tubuh wanita mempunyai efek yang nyata dalam seksual. Penurunan produksi hormon estrogen dapat menghasilkan rasa panas, kekeringan atau iritasi pada vagina, menipisnya atau hilangnya elastisitas kulit, mood yang berubah-ubah dan depresi. Penurunan hormon adrogen seperti hormon estrogen dapat menyebabkan berkurangnya tenaga, nafsu atau selera, energi, memory gairah seksual dan respon. Hormon estrogen berperanan sebagai kontrol utama pada gairah seksual.
Pemberian tambahan hormon progesterone yang terkandung dalam suntikan akan menekan produksi hormon ovarium baik cepat atau lambat. Hormon yang disekresi oleh ovarium adalah estrogen, progesterone.
b.Dukungan Suami
Wanita membutuhkan waktu agak lama untuk merangsang hasratnya, oleh karena itu, suami harus sabar sebelum memulai hubungan intim. Tindakan yang kasar dan terburu-buru dapat mengganggu pikiran istri. Suami mempunyai tugas membantu pikiran wanita mengurangi ketegangan yang mungkin ada (Hembing, 1999).
c.Usia
Pada umumnya puncak libido terjadi pada usia menjelang dua puluhan, yang kemudian berkurang dengan bertambahnya usia. Libido pada kaum wanita tidak menunjukkan penurunan yang tajam tetapi terdapat variasi yang berbeda-beda pada setiap individu (Hembing, 1999).
Berhubungan intim dan frekuensinya dapat ditentukan berdasarkan usia, hal ini dikarenakan hubungan sex secara rutin bermanfaat untuk kesehatan. Namun jika terlalu sering ada resikonya frekuensi edial yang dianjurkan agar bermanfaat:
Umur 20 tahun optimal 2x sehari minimal 1x sehari
Umur 30 tahun optimal 1x sehari minimal tiap 2-3 hari (1minggu 2x)
Umur 40 tahun optimal 3 hari 1x minimal tiap 4 hari
Umur 50 tahun optimal 5 hari 1x minimal tiap 10 hari
Umur 60 tahun optimal 10 hari 1x minimal 20 hari 1x
(Boyke, 2010).
d.Psikologi lbu
Depresi membawa dampak dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan pada pria. Penyebabnya banyak sekali ketika keseimbangan pada otak, stress hebat, gagal/berduka cita, keturunan keluarga, konflik emosional atau faktor-faktor lainya. Tekanan psikologis pada ibu dapat membawa, ketidakpuasan pada seks dan mungkin darinya (Hembing, 1999).
e.Pekerjaan
Sekarang ini sebagian besar wanita mempunyai pekerjaan, sebagai seorang ibu dan business women. Sekarang, ini pekerjaan seorang, ibu sering kali tidak mendapat support dan keluarga, dalam artian pekerjaan sebagai ibu hanya dia yang melakukan. Faktor kelelahan fisik dan stress berdampak pada emosi, masalah medis dan akhirnya sulit untuk berhubungan seks (Arum dan Suyatini, 2008).
f.Kesehatan
Sirkulasi darah yang melalui panggul dan organ kelamin merupakan hal penting untuk respon seksual wannia.. Sirkulasi darah tadi akan membawa efek langsung pada kemampuan wanita untuk mengadakan gairah seksual, mengeluarkan cairan pelicin hingga, menghasilkan orgasme. Penyakit jantung dan darah tinggi akan mempengaruhi aliran darah menuju panggul dan orgasme kelamin (Everett, 2008).
4.Klasifikasi Ketidakpuasan Seks Wanita
Ketidakpuasan seks pada wanita diklasifikasikan oleh asosiasi psikiater Amerika, sekitar 20 tahun yang lalu menjadi 4 klasifikasi.
a.Gangguan gairah hypoactive seksual
Penyebabnya persistent yaitu kurangnya atau lemahnya fantasi dan pikiran seksual atau kurangnya ketertarikan untuk berhubungan seks, bisa juga berupa keengganan melakukan hubungan seksual.
b.Gangguan gairah seksual
Ketidakmampuan untuk mendapat/mernpertahankan cairan general yang memadai, respon somatik seperti sensitivitas pada puting susu. Termasuk dalam gangguan gairah seksual adalah kurangnya cairan vagina, menurunnya sensasi, lemahnya, perpanjangan, pembesaran dan gairah vagina.
c.Ganguan orgasme
Kesulitan/ketidakmampuan untuk mencapai orgasme setelah mendapat rangsangan seksual yang cukup.
d.Rasa sakit selama hubungan seksual
Dyspareunia, rasa sakit pada kelamin terus berulang setiap berhubungan seks dypareunia bisa menjadi infeksi vagina.
Wanita yang mengalami gangguan seks mungkin mengalami salah satu atau lebih dari keempat jenis ketidakpuasan seks diatas. Hubungan seksual sepasangan juga sering dijadikan indikator langsung pada hubungan suami istri (Depkes, 1999).
e.Cara mengatasi problem seks
1)Memperkaya pengetahun tentang anatomi tubuh manusia, fungsi seksual dan segala kemungkinan perubahan yang terjadi akibat usia hormon dan fakotor psikologis lain.
2)Menambah cara untuk melakukan rangsangan seks. Caranya dengan merubah rutinitas seksual, membaca buku seks atau dengan menonton film biru.
3)Memperkaya pula kebiasaan positif sebelum terjadi coitus seperti melakukan pijatan-pijatan lembut dan seksual serta jangan lupa komunikasi sebelum coitus, lakukan pembicaraan mesra dan hangat.
4)Mengurangi rasa sakit dengan mencoba posisi bercinta sehingga memungkinkan para wanita bisa mengontrol penetrasi yang dilakukan pasangan, bila perlu mandi air hangat sebelum berhubungan, ini berguna untuk membantu tubuh rileks.
5)Bila tidak berhasil diatasi lakukan konsultasi dengan dokter ahli (Evely Bellings, 2008).

Tidak ada komentar: