Minggu, 05 Februari 2012

MOTIVASI BELAJAR

a.Pengertian
Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Menurut Sardiman (2007). Motivasi belajar adalah Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang me¬nim¬bul¬kan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan.
Menurut Winkel (2000) Motivasi belajar merupakan faktor psikis, yang ber¬sifat nonintelektual yang berperan dalam hal gairah belajar. Siswa yang ber¬motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan. Motivasi belajar dapat meningkat apabila guru membangkitkan minat siswa, memelihara rasa ingin tahu mereka, menggunakan berbagai macam strategi pengajaran, menyatakan harapan dengan jelas, dan memberikan umpan balik (feed back) dengan sering dan segera.
Dalam kaitannya dengan belajar biasanya para ahli membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu : Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar dirinya.
b.Unsur Motivasi Belajar
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umum nya dengan beberapa indikator atau unsur mendukung. Unsur-unsur motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1)Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2)Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3)Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4)Adanya penghargaan dalambelajar
5)Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6)Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Hamzah, 2006).
Motivasi belajar memegang peranan penting dalam membawa gairah semangat dan rasa senang dalam belajar. Sadirman (2005) mengemukakan pendapat bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi belajar dapat diartikan sebagai berikut :

1)Mahasiswa berusaha menyelesaikan tugas secara benar dan tepat waktu.
2)Mahasiswa merasa bertanggung jawab akan keberhasilannya dalam belajar serta melaksanakan kapasitas belajar didalam maupun diluar kelas tanpa tergantung bimbingan dosen.
3)Mahasiswa memiliki sifat mengarahkan atau mengatur diri sendiri dalam memanfaatkan sarana.
4)Mahasiswa berusaha mencari dan meningkatkan hubungan sosial dengan teman dan orang lain yang lebih dewasa.
5)Mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar bukan hanya sekedar syarat minimal akan tetapi ia selalu ingin lebih maju dari yang lain.
Unsur-Unsur Penunjang lainnya yaitu:
1)Kesiapan (readness) Mahasiswa untuk Belajar
Kesiapan dalam proses belajar merupakan suatu hal yang esensial. Kesiapan merupakan sejumlah pola-pola respon dan kecakapan yang dimiliki individu pada suatu waktu. Kesiapan tergantung pada tingkat kematangan individu baik fisik maupun mental. Kehidupan mahasiswa sehari-hari kesiapan itu dapat dilihat dari kesiapan dalam menyusun program dan jadwal belajar, persiapan bahan perkuliahan dan lain sebagainya.
2)Minat dan Konsentrasi Mahasiswa dalam Belajar
Minat berarti perhatian khusus seseorang terhadap suatu objek. Sedangkan konsentrasi adalah pemusatan fikiran dengan segala kekuatan dan perhatian pada suatu situasi belajar, dan mengesampingkan segala hal yang tidak ada hubungannya dengan situasi objek belajar. Minat dan konsentrasi mempunyai kaitan yang erat. Konsentrasi biasanya timbul jika ada minat terhadap pelajaran yang dihadapi.
3)Keteraturan Waktu dan Kesiapan dalam Belajar
Keteraturan waktu diartikan sebagai pola aktifitas yang kontinyu dalam waktu tertentu. Kedisiplinan merupakan kemampuan seseorang dalam memenuhi dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan norma dan aturan yang telah ditetapkan. Antara keteraturan dan kedisiplinan ada hubungan yang erat. Individu yang memiliki kedisiplinan yang tinggi biasanya juga mempunyai keteraturan dalam setiap tindakannya. Jadi keteraturan dan kedisiplinan dalam belajar berarti kemampuan mahasiswa dalam mematuhi dan melaksanakan semua aktifitas belajar dengan teratur sesuai dengan aturan yang berlaku di mana ia belajar.
Dilihat dari unsur-unsur yang ada dalam proses belajar, jelas terlihat bahwa motivasi merupakan unsur yang paling penting dalam menentukan efesiensi belajar dibandingkan dengan unsur-unsur yang lain. Hal ini dapat dipahami karena apabila motivasi belajar sudah baik, unsur yang lain akan terbentuk dan terbina dengan sendirinya. Individu yang memiliki motivasi belajar yang baik hampir dipastikan ia juga akan mempunyai tujuan belajar yang jelas, selalu siap dalam menghadapi pelajaran, mempunyai minat dan konsentrasi yang baik serta memiliki keteraturan dan kedisiplinan dalam setiap kegiatan belajar.
Dengan kata lain motivasi akan membentuk pola-pola aktifitas belajar yang kontinyu, lestari dan konsisten. Dengan motivasi yang baik diharapkan mahasiswa tidak banyak menghadapi masalah dalam belajar, misalnya malas dan tidak semangat belajar ataupun tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas.
c.Peranan Motivasi Dalam Belajar Dan Pembelajaran
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan prilaku individu, termasuk prilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain yaitu :
1)Peran motivasi dalam menentukan penguatan belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.
2)Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3)Motivasi menentukan ketekunan belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang baik (Hamzah, 2006) .
d.Unsur-Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
1)Cita-cita atau aspirasi Siswa
Cita-cita atau aspirasi siswa akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Cita-cita atau aspirasi siswa akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama bahkan berlangsung sepanjang hayat, timbulnya dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan bahasa dan nilai-nilai kehidupan, juga perkembangan kepribadian. Cita-cita atau aspirasi siswa akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2)Kemampuan Siswa
Keinginan siswa perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi siswa melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3)Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani yang mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmani dan rohani siswa yang terganggu akan berpengaruh pada siswa dalam hal memusatkan perhatian belajar.
4)Kondisi Lingkungan Siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Kondisi lingkungan yang baik akan memperkuat motivasi belajar.
5)Unsur-Unsur Dinamis Dalam Belajar dan Pembelajaran
Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan ingatan pengalaman hidup. Lingkungan siswa berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain-lain semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pengajar professional diharapkan mampu memanfaatkan kondisi dinamis tersebut dalam pembelajaran untuk memotivasi belajar.
6)Upaya Guru Dalam Membelajarkan Siswa
Pengajar dalam tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat selain dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang juga dibangun Lingkungan sosial pengajar, Lingkungan budaya pengajar, dan kehidupan pengajar perlu diperhatikan oleh pengajar. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik sudah merupakan upaya pembelajaran peserta didik. Upaya pengajar membelajarkan siswa meliputi pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar, pemanfaatan pengetahuan berupa hadiah, ktitik, hukuman secara tepat guna dan mendidik cinta belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2009).
e.Teknik-Teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
1)Pernyataan penghargaan secara verbal
2)Menggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan
3)Menimbulkan rasa ingin tahu
4)Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
5)Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
6)Menggunakan materi yang dikenal oleh siswa sebagai contoh dalam belajar
7)Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami
8)Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya
9)Menggunakan simulasi dan permainan
10)Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya didepan umum
11)Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar
12)Memahami iklim sosial dalam sekolah
13)Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat
14)Memperpadukan motif-motif yang kuat
15)Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
16)Merumuskan tujuan-tujuan sementara
17)Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
18)Membuat suasana persaingan yang sehat diantara para siswa
19)Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri
20)Memberikan contoh yang positif
f.Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.Ada beberapa prinsip motivasi dalam belajar yaitu sebagai berikut :
1)Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
Seseorang melakukan aktivitas karena ada yang mendorongnya, motivasilah sebagai dasar penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi.
2)Motivasi intrinsik lebih utama dari pada motivasi ekstrinsik dalam belajar
Dari seluruh kebijakan pengajaran, guru lebih banyak memutuskan memberikan motivasi ekstrinsik kepada setiap anak didik, tidak pernah ditemukan guru yang tidak memakai motivasi ekstrinsik dalam pengajaran. Anak didik yang malas belajar sangat berpotensi untuk diberikan motivasi ekstrinsik oleh guru supaya dia rajin belajar.
Anak didik yang belajar berdasarkan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar, semangat belajarnya sangat kuat dia belajar bukan karena ingin mendapatkan nilai yang tinggi, mengharapkan pujian orang lain atau mengharapkan hadiah berupa benda tetapi karena ingin memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya.
3)Motivasi berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
Meski hukuman tetap diberlakukan dalam memicu semangat belajar anak didik, tetapi masih lebih baik penghargaan berupa pujian. Memuji orang lain berarti memberikan penghargaan atas prestasi kerja orang lain. Hukuman yang mendidik adalah hukuman sanksi dalam bentuk penugasan meringkas mata pelajaran tertentu, menghapal ayat-ayat Al-Quran, membersihkan halaman sekolah dan lain-lain.
4)Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak didik adalah keinginan untuk menguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Oleh karena itulah anak didik belajar, karena bila tidak belajar berarti anak didik tidak akan mendapat ilmu pengetahuan.
5)Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin bahwa belajar bukanlah kegiatan yang sia-sia,hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini tetapi juga dihari-hari mendatang.
6)Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan indikator baik buruknya prestasi belajar seorang anak didik.
g.Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sama-sama berfungsi sebagai pendorong, penggerak dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan, karena itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar.
Untuk jelasnya ketiga fungsi motivasi dalam belajar tersebut akan diuraikan dalam pembahasan sebagai berikut :
1)Motivasi sebagai pendorong perbuatan
2)Motivasi sebagai penggerak perbuatan
3)Motivasi sebagai pengarah perbuatan.
a.Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Dalam proses interaksi belajar mengajar, baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, diperlukan untuk mendorong anak didik agar tekun belajar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan bila ada diantara anak didik yang kurang berminat mengikuti pelajaran dalam jangka waktu tertentu, sedangkan peranan motivasi ekstrinsik cukup besar untuk membimbing anak didik dalam belajar. Berbagai macam teknik misalnya, kenaikan tingkat, penghargaan, peranan-peranan kehormatan, piagam-piagam prestasi, pujian dan celaan telah dipergunakan untuk mendorong murid-murid agar mau belajar dan ada kalanya guru-guru mempergunakan teknik-teknik tersebut secara tidak tepat.
Tujuan pendidikkan dan pengajaran tidak akan tercapai dalam waktu yang relatif singkat, sesuai dengan target yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi psikologis anak didik sangat diperlukan guna mengetahui gejala apa yang sedang dihadapi anak didik sehingga gairah belajarnya menjadi menurun.
Ada beberapa teknik motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan belajar anak didik dikelas sebagai berikut :
1)Memberi Angka
2)Hadiah
3)Kompetisi
4)Ego-Involvement
5)Memberi Ulangan
6)Mengetahui Hasil
7)Pujian
8)Hukuman
9)Hasrat Untuk Belajar
10)Minat
11)Tujuan yang diakui
b.Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Dengan uraian terdahulu telah dibahas, bahwa setiap individu memiliki kekuatan motif dan motivasi yang berbeda. Individu yang memiliki motivasi kuat ia akan menunjukkan perilaku dan usaha yang kuat pula dalam mencapai suatu tujuan. Sebaliknya individu yang tidak memiliki motivasi yang kuat dalam segala hal aktifitas dan usahanya tampak kurang bersemangat, dan kemauan untuk mencapai tujuannya cenderung lemah.
Dalam proses belajar juga menunjukkan bahwa motivasi belajar setiap mahasiswa tidak sama. Mahasiswa yang miliki motivasi baik akan dapat melakukan aktifitas-aktifitas belajar dengan penuh gairah dan semangat yang tinggi, sehingga memberikan hasil yang memuaskan. Akan tetapi bagi mahasiswa yang mengalami kelesuan motivasi akan sulit untuk mencapai keadaan yang demikian. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar, diantaranya yaitu :
1)Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar
Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar, diantaranya yaitu :
a)Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis.
b)Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan masalah yang menantangnya, oleh karena itu peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.
c)Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu.
d)Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan belajar siswa semakin bertambah.
2)Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar Dan Pembelajaran
Guru adalah pendidik dan sekaligus pembimbing belajar. Guru lebih memahami keterbatasan waktu bagi siswa. Sering kali siswa lengah tentang nilai kesempatan belajar. Oleh karena itu guru dapat mengupayakan optimalisasi unsur-unsur dinamis yang ada dalam diri siswa dan yang ada dilingkungan siswa. Upaya optimalisasi tersebut sebagai berikut :
a)Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminya.
b)Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar.
c)Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar memberi kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar.
d)Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang menolong belajar, misalnya : surat kabar dan tayangan televisi.
e)Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada prilaku belajar.
f)Guru merangsang siswa dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil sebagai ilustrasi siswa dibebaskan rasa harga dirinya dengan berbuat sampai berhasil.
3)Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman Dan Kemampuan Siswa
Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa, sebagai penggerak maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa, sebagai fasilitator belajar maka guru diharapkan memantau tingkat kesukaran pengalaman belajar dan segera membantu mengatasi kesukaran belajar. Bantuan mengatasi kesukaran belajar perlu diberikan sebelum siswa putus asa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a)Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, dan tiap membaca bahan belajar siswa mencatat hal-hal yang sukar, kemudian catatan hal-hal yang sukar tersebut diserahkan kepada guru.
b)Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa.
c)Guru memecahkan hal-hal yang sukar dengan mencari cara memecahkan.
d)Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidikkan keberanian mengatasi kesukaran.
e)Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
f)Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran.
g)Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri.
h)Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.
4)Pengembangan Cita-Cita Dan Aspirasi Belajar
Guru adalah pendidik anak bangsa, ia berpeluang merekayasa dan mendidikan cita-cita bangsa. Mendidikan cita-cita belajar pada siswa merupakan upaya memberantas kebodohan masyarakat. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
a)Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan seperti mengatur kelas, sekolah yang indah dan tertib, sehingga setiap siswa merasa betah tinggal disekolah.
b)Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar, sebagai ilustrasi siswa diajak serta memelihara ketertiban dan keindahan kelas, perpustakaan, alat-alat olah raga, halaman bermain dan kebun sekolah.
c)Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan unjuk belajar, seperti lomba baca, lomba karya tulis ilmiah, lomba tanam bunga, dan lain-lain.
d)Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas belajar seperti buku bacaan, majalah, alat olah raga dan kebun coba.
e)Guru memberanikan siswa untuk mencatat keinginan-keinginan dinotes pramuka dan mencatat keinginan-keinginan yang tercapai dan tak tercapai tentang keberhasilan atau kegagalan mencapai keinginan selanjutnya siswa diminta merumuskan keinginan-keinginan yang baru yang diduga dapat tercapai.
f)Guru bekerja sama dengan pendidik lain seperti orang tua siswa, ulama atau pendeta, pramuka untuk mendidikan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat (Dimyati dan Mudjiono, 2009).
c.Strategi Motivasi Belajar
Menurut Catharina Tri Anni (2006) ada beberapa strategi motivasi belajar antara lain sebagai berikut:
1)Membangkitkan minat belajar
Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat penting dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengatahuan yang dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka. Cara lain yang dapat dilakukan adalah memberikan pilihan kepada siswa tentang materi pembelajaran yang akan dipelajari dan cara-cara mempelajarinya.
2)Mendorong rasa ingin tahu
Guru yang terampil akan mampu menggunakan cara untuk membangkitkan dan memelilhara rasa ingin tahu siswa didalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran studi kasus, diskoveri, inkuiri, diskusi, curah pendapat, dan sejenisnya merupakan beberapa metode yang dapat digunakan untuk membangkitkan hasrat ingin tahu siswa.
3)Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
Motivasi untuk belajar sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang menarik dan juga penggunaan variasi metode penyajian.
4)Membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar
Prinsip yang mendasar dari Motivasi adalah anak akan belajar keras untuk mencapai tujuan apabila tujuan itu dirumuskan atau ditetapkan oleh dirinya sendiri dan bukan dirumuskan atau ditetapkan oleh orang lain.
d.Perspektif Motivasi Belajar
Pendapat Jhon. W .Santrock tentang prespektif psikologi menjelaskan bahwa muncul dengan cara yang berbeda-beda antara lain:
1)Perspektif behavioral
Perspektif behavioral menekankan adanya imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
2)Perspektif humanis
Prespektif Humanis Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian , kebebasan untuk memilih nasib meraka. Pandangan ini berkaitan erat dengan dengan Abraham Maslow tentang kebutuhan dasar manusia.
3)Perspektif kognitif
Perspektif Kognitif lebih menenkankan pada pemikiran murid akan memandu motivasi mereka.Prespektif kognitif merekomendasikan agar murid di beri lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengontrol hasil prestasi mereka sendiri.R.W.White mengusulkan konsep motivasi kompetensi yakni orang termotivasi untuk mneghadapi lingkungan mereka secara efektif menguasai dunia mereka dan memproses informasi secara efisien , keadaan yang demikian di lakukan karena orang memiliki motivasi internal untuk berinterkasi dengan lingkungan secara efektif bukan karena kebutuhan biologis.
4)Perspektif sosial
Kebutuhan afiliasi dan keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan dengan orang tua serta keinginan untuk menjalin hubungan dengan guru (B. Uno, 2011).

Tidak ada komentar: