Sesuai dengan peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 91 bahwa setiap satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan yang bertujuan dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana. Penyelenggaraan pendidikan dikatakan bermutu bila proses pembelajaran dilaksanakan secara interaktif, inspiratif dalam suasana yang menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, kreatif dan mandiri sesuai dengan bakat dan minat. Keberhasilan proses belajar mengajar diberbagai jenjang pendidikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah motivasi belajar (Depkes RI, 2009).
Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (Depdiknas,2011).
Pada perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi juga semakin hebat maka munculah persaingan dibidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan (Darsono, 2000).
Menurut Jurnal kesehatan Surya Medika Yogyakarta Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif dan tujuan sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi penting bagi proses belajar karena menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memiliki tujuan belajar yang paling berguna bagi kehidupan individu. Dalam proses belajar mengajar, motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakkan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku (Notoatmodjo, 2005).
Menurut penelitian Wasty (2003) pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasi yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diraih sebelumnya. hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil (Keller dalam H Nashar,2004). Masukan itu berupa rancangan dan pengelolaan motivasional yang tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuanbelajar . Perubahan itu terjadi pada seseorang dalam disposisi atau kecakapan manusia yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dalam satu waktu tertentu atau dalam waktu yang relative lama.
Lembaga pendidikan (sekolah) merupakan wadah para siswa dalam menggali ilmu pengetahuan, salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa adalah motivasi belajar yang ada pada diri siswa. Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Oleh karena itulah motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati akan mengikuti materi pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanamkan pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi mahasiswa. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 2002).
Menurut Sardiman (2007) Motivsi belajar adalah Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang me¬nim¬bul¬kan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Sedangkan Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri sesorang ya¬ng menimbulkan, memberikan arah dan memberi kekuatan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Hal– hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.
Dalam kaitannya dengan belajar biasanya para ahli membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu : Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar dirinya. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah Cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan (Djamarah, 2006).
Menurut Biggs & Tefler dalam Dimyati dan Mudjiono (2009) motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnyapun dapat optimal. Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004).
Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya siswa melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini menjadikan siswa gigih dalam belajar.
Minggu, 05 Februari 2012
MUTU PENDIDIKAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar