Minggu, 05 Februari 2012

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi mahasiswa. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 2002).
Menurut Sardiman (2007) Motivasi belajar adalah Keseluruhan daya dan penggerak psikis di dalam diri seseorang yang me¬nim¬bul¬kan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar demi mencapai tujuan. Sedangkan Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri sesorang ya¬ng menimbulkan, memberikan arah dan memberi kekuatan, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai.
Hal– hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar pada diri siswa dapat timbul dari dirinya sendiri, lingkungan sekolah maupun dari lingkungan keluarga. Dari lingkungan sekolah misalnya guru di samping mengajar juga hendaknya menanamkan motivasi belajar kepada siswa yang diajarnya. Banyak siswa yang tidak termotivasi belajar mengakibatkan hasil belajarnya menurun. Oleh karena itulah sekolah hendaknya mengkondisikan lingkungannya sedemikian rupa dengan demikian siswa akan termotivasi untuk belajar.

Dalam kaitannya dengan belajar biasanya para ahli membedakan dua macam motivasi berdasarkan sumber dorongan terhadap perilaku, yaitu : Motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam diri individu yang bersangkutan, sedangkan Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar dirinya. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah Cita-cita siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.
Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini lahirlah interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Disana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan (Djamarah, 2006).
Menurut Biggs & Tefler dalam Dimyati dan Mudjiono (2009) motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraihnyapun dapat optimal atau tinggi. Motivasi belajar yang dimiliki siswa-siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004).
Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya siswa melakukan berbagai upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini menjadikan siswa gigih dalam belajar.

Tidak ada komentar: