Kamis, 09 Februari 2012

PEMBUANGAN TINJA: KAKUS

Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja, seperti halnya sampah tinja juga mengundang kedatangan lalat, dan hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja yang mengandung kuman – kuman dapat menularkannya lewat makanan yang dihinggapinya. Bila orang berak di dekat sungai atau sumber air lainnya maka air tersebut akan tercemar. Guna mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh tinja, maka orang seharusnya tidak membuang tinja di tempat – tempat yang mudah disentuh manusia, lalat, burung dan binatang lainnya.
Itulah sebabnya setiap keluarga harus mempunyai kakus atau WC untuk keperluan masing – masing keluarga.
Syarat – syarat kakus yang benar:
1.Terletak di dataran rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air (sungai, sumur, mata air, danau, kolam dan sebagainya).
2.Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter.
3.Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau kayu, dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air dapat melewatinya ke bawah secara mudah.
4.Mempuyai dinding dan atap yang terbuat daari bahan yang mudah didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki.
5.Dijaga kebersihannya, sediakan ember dan sapu dalam kakus.
Ciri – ciri sebuah kakus yang digunakan secara baik:
1.Semua anggota keluarga menggunakannya.
2.Kebersihan selalu dijaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu dicuci setiap kali dipakai.
3.Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan.
4.Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung.
5.Tandon kakus dapat dikosongkan bila tinja di dalamnya sudah penuh atau tandon berikutnya dapat dibuat bila tandon pertama penuh.

Tidak ada komentar: