Sabtu, 04 Februari 2012

PERUBAHAN TEKANAN DARAH

1.Pengertian
Tekanan darah adalah daya dorong darah keseluruh dinding pembuluh darah pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi pada dinding arteri (Aris, 2009).
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup yaitu pada dinding bagian dalam jantung dan permukaan darah (Widyastuti, 2003).
Tekanan darah sering disebut sebagai kekuatan yang ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga darah dapat terus mengalir dalam pembuluh darah (Potter, 2009).
Tekanan darah tinggi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatam tekanan darah (Dewi dan Familia, 2010).
2.Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan darah menggambarkan intoleransi dari curah jantung, tahanan vaskuler, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri.
a.Curah jantung
Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung selama 1 menit. Apabila volume darah meningkat dalam spasium tertutup seperti pembuluh darah, maka tekanan dalam spasium tersebut akan meningkat. Curah jantung dapat meningkat karena akibat dari peningkatan frekuensi atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat dari pada perubahan kontraksi otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah.

b.Tahanan perifer
Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameter pembuluh darah. Sehingga semakin kecil lumen pembuluh darah, maka semakin besar tahanan vaskular terhadap aliran darah.
c.Volume darah
Volume sirkulasi darah dalam system vaskular dapat mempengaruhi tekanan darah. Apabila volume darah meningkat, maka tekanan pada dinding arteri akan menjadi lebih besar, dan apabila volume darah pada saat bersirkulasi menurun maka tekanan darahnya juga akan menurun.
d.Viskositas
Kekentalan atau viskositas darah dapat mempengaruhi kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah yang kecil. Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah menentukan viskositas dalam darah. Apabila hematokrit meningkat dan aliran darah lambat, maka tekanan darah arteri naik. Sehingga jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah melewati sistem sirkulasi.
e.Elastisitas
Dinding darah arteri normalnya elastis dan mudah berdistensi. Apabila tekanan dalam arteri meningkat, maka diameter dinding pembuluh darah juga meningkat untuk mengakomodasi perubahan tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah pelebaran fluktuasi tekanan darah. Menurunnya elastisitas terdapat tahanan yang lebih besar pada aliran darah. Sehingga apabila ventrikel kiri mengejeksi volume sekuncupnya maka pembuluh darah tidak lagi memberi tekanan. Sehingga volume darah melewati dinding arteri dan tekanan sistemik meningkat.

3.Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan darah di klasifikasikan menjadi dua yaitu:
a.Tekanan darah sistolik adalah : tingginya tekanan arteri yang berhubungan dengan kontraksi jantung (denyut jantung) yang merupakan tekanan maksimum arteri.
b.Tekanan darah diastolik adalah : tekanan arteri jantung yang berada dalam keadaan relaksasi diantara dua denyutan. Tekanan diastolik merupakan tekanan minimum arteri yang diperoleh dari hasil pemeriksaan tekanan darah, sebagai tekanan bawah yang nilainya lebih kecil (Hull, 2001).
4.Penyebab Peningkatan dan Penurunan Tekanan Darah
Menurut Dewi dan Familia (2010) meningkatnya tekanan darah di dalam arteri dipengaruhi beberapa hal. Dibawah ini adalah hal-hal yang dapat meningkatkan tekanan darah :
a)Penyakit Ginjal
1)Stenosis arteri renalis disebabkan oleh penyempitan arteri renalis yang menyebabkan penurunan tekanan perfusi, peningkatan tekanan darah, dan penurunan ukuran ginjal.
2)Pielonefritis adalah bakteri pada salah satu atau kedua ginjal.
3)Glomerulonefritis merupakan penyebab penyakit gagal ginjal yang disebabkan adanya kelainan pada glomerulus ginjal.
b)Kelainan Hormonal
1)Hiperaldosteronisme merupakan salah satu keadaan kelebihan yang mempengaruhi kadar natrium, kalium,bikarbonat, dan klorida dalam darah yang menyebabkan tekanan darah tinggi, kelemahan dan terkadang menyebabkan kelumpuhan periodik.
2)Feokromositoma merupakan suatu tumor yang berasal dari sel-sel kromafin kelenjar adrenal. Feokromositoma dapat menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan. Katekotamin merupakan hormon yang menyebabkan tekanan darah tinggi dan gejala lainnya.
c)Obat-obatan
1)Kontrasepsi hormonal dimanfaatkan untuk mengatur kehamilan. Penelitian menunjukan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal meningkatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak. Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis. Baziard (2002) menambahkan bahwa wanita yang memakai kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik, karena jika pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan kembali normal.
2)Kortikosteroid adalah hormon yang diproduksi oleh kortek adrenal. Hormon ini dapat mempengaruhi volume tekanan darah, kadar gula darah, otot, dan resistensi tubuh.
d)Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
e)Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga dapat menggembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu, darah pada setiap denyut jantung dipaksa melewati pembuluh yang sempit daripada biasanya sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah.
f)Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat sehingga tekanan darah juga meningkat.
Penurunan tekanan darah dalam arteri dapat terjadi melalui beberapa cara sebagai berikut:
a)Aktivitas memompa jantung berkurang.
b)Arteri mengalami pelebaran.
c)Banyak cairan keluar dari sirkulasi.
5.Faktor resiko yang dapat memicu terjadi peningkatan tekanan darah
a)Faktor genetik
Faktor genetik disini merupakan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor genetik ini memainkan peranan penting dalam tekanan darah tinggi primer. Penelitian yang berkembang tengah memfokuskan pada faktor genetik yang mempengaruhi sistem rennin-angiostensin-aldosteron. Sistem inilah yang membantu dalam pengaturan tekanan darah dengan mengontrol keseimbangan garam dan keluwesan dari arteri. Faktor-faktor tersebut meliputi beberapa hal seperti dibawah ini :
1)Faktor Usia
Tekanan darah tinggi umumnya berkembang di usia antara 35-55 tahun. Semakin tua usia seseorang, maka pengaturan metabolisme zat kapurnya (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyak zat kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya, darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun meningkat.
2)Faktor Keturunan
Pada 70-80% kasus tekanan darah tinggi esensial, terdapat riwayat tekanan darah tinggi dalam keluarga. Jika kedua orangtua menderita tekanan darah tinggi, maka dugaan tekanan darah tinggi esensial lebih besar. Kasus tekanan darah tinggi juga banyak ditemukan pada kembar monozigot apabila salah satunya menderita tekanan darah tinggi. Ini menunjukan bahwa faktor resiko genetik berperan dalam kemunculan penyakit tekanan darah tinggi.
3)Etnis
Tekanan darah tinggi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada orang berkulit putih. Penyebabnya secara pasti belum diketahui, tetapi pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensivitas terhadap vasopresin lebih besar.
4)Jenis Kelamin
Pada umumnya risiko tekanan darah tinggi pada pria lebih tinggi dari wanita. Namun, pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita meningkat. Ini berkaitan dengan masa premenopause yang dialami perempuan yang mengakibatkan tekanan darah cenderung naik.
b)Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat meningkatkan resiko penyakit tekanan darah tinggi. Faktor lingkungan di sini meliputi faktor-faktor yang dapat di modifikasi. Dengan demikian, suatu perubahan gaya hidup dan lingkungan dimungkinkan dapat menurunkan potensi terkena tekanan darah tinggi. Faktor lingkungan tersebut antara lain :
1)Stres dan beban mental
Hubungan antara stress dan tekanan darah tinggi diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf simpatis akan meningkatan tekanan darah secara tidak menentu. Jika stress terjadi terus-menerus, maka akan mengakibatkan tekanan darah yang menetap tinggi.
2)Konsumsi makanan berlebihan
Kadar lemak total dalam tubuh maksimum adalah 150 mg/dl. Kandungan lemak baik (HDL) optimum adalah 45mg/dl. Sementara kandungan LDL maksimum 130mg/dl. Konsumsi makanan berlebih dapat menyebabkan kegemukan. Kegemukan adalah ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan subkutan tiari usus, organ vital jantung, paru, dan hati). Hal ini menyebabkan jaringan lemak tidak aktif sehingga beban kerja jantung meningkat. Selain itu, kegemukan juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan. Biasanya kelebihan tersebut sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Pada orang yang menderita kegemukan organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat. Akibat dari kegemukan, para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, dan diabetes mellitus.
3)Kebiasaan Minum Kopi
Tekanan darah tinggi dapat dipicu pula oleh kebiasaan minum kopi. Kopi mengandung kafein. Kafein dalam kopi dapat memacu kerja jantung dalam memompa darah. Peningkatan tekanan dari jantung diteruskan pada arteri sehingga tekanan darah meningkat.

Tidak ada komentar: