Sabtu, 04 Februari 2012

POSISI MENYUSUI BAYI

Sesungguhnya ada tiga posisi menyusui yang harus diketahui oleh ibu agar proses menyusui dapat berjalan lancar dan nyaman. Ketiga posisi di sini yang di maksud adalah posisi mulut bayi dan payudara ibu (pelekatan), posisi badan ibu, serta posisi badan ibu dan bayi. Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut:
1.Posisi Mulut Bayi dan Payudara Ibu (Pelekatan)
Ketika menyusui bayinya, ibu kadang tidak mengetahui cara menyusui yang tepat. Boleh jadi, caranya menyusui bayi dianggap sudah benar, dan pelekatan bayi pun dianggap sudah sesuai prosedur yang sebenarnya, sehingga bayi bisa menyusu sepuasnya. Padahal, saat menyusui mungkuin pelekatan mulut bayi ke putting payudara terlepas, sehingga bayi menangis.
Berbagai tata laksana pelekatan yang tepat adalah sebagai berikut:
a.Bayi datang kearah bawah, sehingga bayi mendongak dengan hidung bayi berhadapan dengan putting payudara. Dagu bayi ditempelkan pada payudara, dan pipi bayi tampak mengelembung.
b.Bibir bawah, dagu, atau pipi dirangsang dengan payudara. Tindakan ini bertujuan agar mulut bayi terbuka lebar. Saat itu, bayi didekatkan ke payudara dengan cara menekan punggung dan bahu bayi. Ibu tidak boleh menekan kepala bayi atau membenamkan seluruh bagian wajah bayi ke payudara, sehingga bayi sulit bernapas.
c.Ibu memastikan bahwa mulut bayi berada pada posisi sedemikian rupa, sehingga gusinya mengigit daerah areola atau disekeliling putng payudara ibu.
d.Areola bagian atas harus terlihat lebih luas dari pada bagian bawah. Saat itu, mulut bayi terbuka lebar, sedaangkan bibir bawahnya terputar keluar.
Supaya ibu bisa menyusui dengan baik, ibu juga perlu mencermati pelekatan yang salah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a.Luas areola atas dan bawah terlihat sama, atau areola bawah tampak lebih luas ketimbang bagian bawah.
b.Mulut bayi tidak teb uka lebar, serta bibir bawah ke dalam dan tidak berputar.
c.Dagu bayi tidak melekat pada payudara ibu.
d.Jarak antara hidung dan dagu bayi ke payudara ibu sama jauhnya, atau saling melekat.
e.Arah kepala bayi tampak lurus atau menunduk guna mencapai payudara.

2.Posisi Badan Ibu
Posisi bayi merupakan faktor pendukung pelekatan yang baik. Di antaranya ialah posisi perut ke perut (tummy to tummy). Tata laksana posisi ini adalah bayi berbaring menyamping dengan wajah mengahap dada ibu, sehingga mulut bayi dekat dngan putting payudara ibu, sedangkan perutnya menempelkan pada perut ibu. Di sini, telinga, bahu, lengan, bagian atas, da pinggul
Bayi harus berada pada satu garis lurus. Untuk lebih jelasnya, silakan cermati uraian berikut:
a.Posisi Ibu Duduk: Beberapa posisi ibu menyusui bayinya dalam keadaan duduk adalah sebagai berikut:
1)Ibu duduk tegak dengan punggung lurus dan pengangkutan rata, serta kaki dipijakkan ke tanah secara rata.
2)Ibu bisa menggunakan bantal atau kantong pangkuan untuk menyangga berat badan bayi, dan agar bayi sejajar payudara ibu.
3)Ibu menggendong bayi dengan menggunakan lengan kanan bila menyusui dengan payudara kiri. Demikian pula senaliknya. Pada posisi ini, kepala, leher, dan punggung bayi dalam keadaan bayi dalam keadaan lurus, dan dengan kepala agak terangkat kebelakang.
4)Ibu membuat pangkal leher dan kepala bayi leluasa bergerak ke belakang saat menengadah.
5)Ibu mengangkat bayi agar hidungnya sejajar dengan putting payudara.
6)Ibu menyentuhkan mulut bayi pada payudara dengan lembut. Sebaiknya, ibu menunggu bayi hingga ia membuka lebar mulutnya, misalnya saat ia mrnguap.
7)Ketika mulut bayi terbuka lebar, ibu segera mengarahkan mulut bayi ke payudara. Pada awalnya ibu mengarahkan dagu bayi terlebih dahulu, kemudian puting payudara diarahkan ke atas mulut. Sebaiknya, ibu meletakkan bibir bawah bayi sejauh mungkin dari bagian bawah puting payudara, sehingga bagian besar areola masuk ke dalam mulutnya. Lidah bayi mesti berada di atas gusi bawah, dan kepalanya tidak boleh berpaling.
8)Bila bayi telah dapat menyusu dengan baik, ibu bisa memindahkan bayi ke lengan sebelah.
b.Posisi Ibu Tidur Miring: Posisi menyusui miring kadang di rasa kurang tepat, karena posisi payudara di atas kepala, sehingga mulut bayi sulit mencapai puting payudara ibu. Bila keadaan ini terus berlanjut bayi akan mulai menangis dan frustasi. Oleh karena itu, jika ibu menyukai posisi miring hendaknya ibu mengusahakan agar putting payudaranya sejajara dengan mulut bayi, sehingga mulut bayi dapat mudah mencapai putting payudara, dan ia pun lebih leluasa menghisapnya. Posisi menyusui miring dengan kepala bayi menghadap ke atas bisa membuat bayi cepat lelah, karena ia harus menahan beban kepala. Posisi tersebut akan membuatnya menderita. Saat itu, tenaga daya isap lambat laun melemah, dan air susu yang diisap pun tidak maksimal.
c.Posisi Ibu Tidur Terlentang: Sama halnya dengan posisi miring, posisi ibu tidur terlentang juga di nilai kurang tepat. Sebab air susu yang di isap bayi seharusnya menurun, bukan ke atas. Hal ini akan membuat bayi bekerja keras sekuat tenaga untuk memompa naik air susu.

3.Posisi Badan Ibu dan Bayi: Setelah perlekatan, bayi akan terlihat sangat bersemangat menyusu. Selanjutnya, gerakannya akan melambat, bahkan ia pun dapat tertidur saat menyusu kepada ibunnya. Bila hal ini terjadi, sebaiknya ibu membangunkan bayi dengan menyentuh pipinya, menggoyang-goyangkan tangannya, atau mengelitik telapak kakinya agar ia menghisap. Boleh jadi ibu kurang mengetahui cara perlekatan bayi yang tepat, sehingga ibu kadang merasa kesakitan ketika menyusui bayinya. Pada masa-masa awal menyusui, walaupun perlekatan sudah benar, puting terasa agak nyeri, yang biasanya akan hilang setelah ibu biasa menyususi. Namun, bila ibu merasa sangat kesakitan atau putting payudaranya berdarah, hal itu merupakan indikasi kuat terjadi perleketan yang belum benar. Semestinya, menyusui terasa menyenangkan bagi ibu dan bayi, bukan menyakiti ibu.

Tidak ada komentar: