Sabtu, 04 Februari 2012

POLA ASUH

1.Pengertian
Pola asuh merupakan suatu upaya orang tua dalam membantu anak untuk mengembangkan disiplin diri yang diaktualisasikan terhadap penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, pendidikan internal dan eksternal, dialog dengan anak-anaknya (Shochib, 2000). Sedangkan menurut Surbakti (2009), pola asuh merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi positif dan negatif.
2.Tujuan Pengasuhan Orang Tua
Tujuan utama dari pengasuhan orang tua terhadap anaknya adalah memberikan perawatan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya, memberikan bimbingan untuk mengembangkan dan mendorong peningkatan kemampuan berperilaku sesuai dengan nilai agama dan budaya yang diyakini (Supartini, 2004).
Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga orang tua sangat berperan dalam meletakkan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai dan ditiru oleh anaknya yang kemudian secara sadar dan tidak sadar diresapi dan menjadi kebiasaan bagi anak-anaknya. Hal itu disebabkan karena anak mengidentifikasikan dirinya pada orang tua sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain (Bonner 1953 dalam Tarmuji 2001).

3.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola pengasuhan orang tua terhadap anaknya yaitu:
a.Usia orang tua
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesiapan pasangan dalam menjalankan peran pengasuhan terhadap anaknya. Usia yang terlalu muda ataupun yang terlalu tua menyebabkan orang tidak dapat melaksanakan peran pengasuhan secara optimal.
b.Keterlibatan ayah
Kedekatan hubungan antara ibu dan anak sama pentingnya dibandingkan kedekatan antara ayah dan anaknya, walaupun secara kodrati terdapat perbedaan diantara keduanya. Pengasuhan anak dalam rumah tangga dapat melibatkan ayah untuk memnjalankan peran pengasuhannya. Seorang ayah tidak saja bertanggung jawab dalam memberikan nafkah akan tetapi dapat pula bekerja sama dengan ibu dalam melakukan perawatan anak seperti mengajak bermain dan olah raga bersama sebagai salah satu upaya dalam melakukan interaksi.
c.Pendidikan orang tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam melakukan perawatan anak akan mempengaruhi kesiapan mereka dalam menjalankan peran pengasuhan. Pengalaman dalam menjalankan peran tersebut dipelajari dari pengalaman orang tua ataupun pengalaman terdahulu.
d.Pengalaman sebelumnya dalam mengasuh
Orang tua yang sebelumnya memiliki pengetahuan dalam merawat anak, mereka akan lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan. Selain itu mereka akan lebih mampu dalam mengenali tanda-tanda pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal.
e.Stress orang tua
Stress yang dialami orang tua akan mempengaruhi kemampuan orang tua dalam menjalankan peran pengasuhan, terutama dalam kaitannya dengan strategi koping yang dimiliki dalam menghadapi permasalahan anak. Kondisi yang lain anak juga dapat menyebabkan stress pada orang tua, misalnya orang tua dengan anak yang keterbelakangan mental.
f.Hubungan suami istri
Hubungan yang kurang harmonis antara suami dan istri akan berdampak kepada kemampuan mereka dalam menjalankan perannya sebagai orang tua dan merawat serta mengasuh anak dengan penuh rasa bahagia, karena satu sama lain dapat saling memberi dukungan dan menghadapi segala masalah dengan koping yang positif.
4.Macam-macam Pola Asuh
Menurut Surbakti (2009), macam-macam pola asuh meliputi :
a.Pola Asuh Overprotected
Pola Asuh Overprotected (memberikan perlindungan berlebihan) adalah bentuk pola asuh yang menonjolkan perlindungan berlebihan. Munculnya sikap atau tindakan perlindungan berlebihan karena perasaan khawatir yang terlalu berlebihan dari orang tua serta keinginan untuk memberikan perlakuan dan perlindungan terbaik bagi anak remajanya.
1)Tindakan Pola Asuh Overprotected
Bentuk-bentuk perlindungan berlebihan (overprotected) dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan orang tua berikut ini :
a)Menghilangkan kesempatan remaja bersosialisasi
b)Menciptakan ketakutan remaja
c)Terlalu memanjakan remaja
d)Tidak menndidik remaja untuk mandiri
e)Tidak mampu mengambil keputusan
f)Remaja yang bingung
g)Menciptakan remaja tidak bertanggung jawab
h)Menciptakan remaja subjektif
2)Dampak Pola Asuh Overprotected
Tindakan perlindungan yang berlebihan akan menghasilkan dampak sebagai berikut :
a)Para remaja menjadi peragu
b)Kurang memiliki inisiatif
c)Memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
d)Cenderung mudah cemas dan penakut
e)Tidak berani menghadapi kenyataan
f)Mudah menyerah jika menghadapi masalah
g)Kurang memiliki percaya diri
h)Cenderung selalu merasa terancam
i)Kemampuan berinteraksi rendah
b.Pola Asuh Otoritarian
Bagi penganut otoritarian, kekuasaan, otoritas, pengaruh atau kewibawaan merupakan cara hidup dan bertindak. Bagi orang tua yang menganut pola asuh otoritarian segala sesuatu ditetapkan berdasarkan instruksi dari atas (orang tua) kebawah (anggota keluarga).
1)Penyebab pola asuh otoritarian
Beberapa aspek yang mendorong seorang ayah menerapkan pola asuh ini, sebagai berikut :
a)Ingin menegakkan wibawa dan kehormatan
b)Sikap tidak mau disalahkan atau menerima kesalahan
c)Ayah sebagai satu-satunya pemegang otoritas tertinggi dalam keluarga
d)Untuk menghentikan argumentasi
e)Kurangnya pengetahuan tentang pengasuhan anak
f)Minimnya kemampuan berargumentasi
g)Tidak mau menerima kekalahan
h)Keinginan memaksakan kehendak
2)Dampak pola asuh otoritarian
Hasil penerapan pola asuh otoritarian menyebabkan anak-anak remaja mengalami hal-hal sebagai berikut :
a)Tertekan secara psikis dan fisik
b)Kehilangan dorongan semangat juang
c)Cenderung bersikap pasif dan menunggu
d)Mudah putus asa
e)Tidak memiliki inisiatif
f)Lamban mengambil keputusan
g)Tidak berani mengemukakan pendapat
c.Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif atau serba membolehkan adalah salah satu pola asuh yang paling banyak diterapkan di tengah-tengah keluarga. Alasan yang paling sering dikemukakan oleh para orang tua yang menerapkan pola asuh permisif terhadap anak-anak remaja mereka adalah kurangnya waktu untuk mengawasi anak-anak remaja mereka karena kesibukan sehari-hari dan berbagai alasan lainnya.
1)Alasan pola asuh permisif
Alasan yang sering kali menjadi latar belakang mendorong banyak orang tua menerapkan pola asuh ini adalah sebagai berikut :
a)Tidak ingin menggangu
b)Kurang pengetahuan dan pengalaman
c)Gengsi dan harga diri
d)Akibat penderitaan masa kecil
e)Ingin membahagiakan anak remaja
2)Dampak pola asuh permisif
Dampak pola asuh permisif dapat dikemukakan sebagai berikut :
a)Bertindak sekehendak hati
b)Tingkat kesadaran mereka rendah
c)Menganut pola hidup bebas, nyaris tanpa aturan
d)Tidak mampu membedakan baik dan buruk
e)Kemampuan berkompetisi rendah
f)Tidak mampu menghargai prestasi dan kerja keras
g)Mudah putus asa dan sering kalah sebelum bertanding
h)Kemampuan mengambil keputusan rendah
d.Pola Asuh Demokrasi
Secara umum, pola asuh demokrasi dipandang paling memadai untuk diterapkan terhadap para remaja dan anggota keluarga lainnya, aspirasi setiap individu terakomodasi dengan baik sehingga setiap individu dihormati sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Jadi, sistem pola asuh demokrasi adalah pola asuh yang menghargai dan menghormati perbedaan sehingga setiap orang dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya
1)Manfaat pola asuh demokrasi
Pola asuh demokrasi memberikan manfaat kepada keluarga dan remaja karena melalui ini setiap remaja dan anggota keluarga lainnya akan belajar hal-hal sebagai berikut:
a)Menghargai pendapat orang lain
b)Menghormati perbedaan pendapat
c)Membangun dan membina dialog
d)Menghindarkan sikap mau menang sendiri
e)Mengedepankan sikap tenggang rasa
f)Membangun kerja sama
g)Menumbuhkan sikap kritis
h)Menghormati kesetaraan peran
i)Mengembangkan potensi diri

Tidak ada komentar: