Jumat, 10 Februari 2012

PROSES PERSALINAN

Menurut Moegni (1999), persalinan dibagi menjadi 4 fase (4 kala persalinan), antara lain:
1.Persalinan Kala I: Fase Pematangan / Pembukaan Serviks.
Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur, makin lama, makin kuat, mungkin sering, disertai pengeluaran darah – lendir yang tidak lebih banyak dari pada darah haid. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada perisa dalam, bibir porsio serviks tidak dapaat diraba lagi. Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada saat akhir kala.
a.Fase Laten: Pembukaan sampai 3 cm, berlangsung sampai 8 jam.
b.Fase Aktif: Pembukaan 3 cm sampai pembukaan lengkap (+10 cm), berlangsung sekitar 6 jam.
1).Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm.
2).Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm.
3).Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm).
Peritiwa penting pada persalinan kala 1:
a.Keluar lendir / darah (bloody show) akibat terlepasnya sumbat mukus (mucous plug) yang selama kehamilan menumpuk dikanalis servikalis, akibat terbukanya vaskuler kapiler serviks, dan akibat pergeseran antara selaput ketuban dengan diding dalam uterus.
b.Ostium uteri internum dan eksternum terbuka sehingga serviks menipis dan mendatar.
c.Selaput ketuban pecah spontan (beberapa kepustakaan menyebutkan ketuban pecah dini jika terjadi pengeluaran cairan ketuban sebelum pembukaan 5 cm).
Pematangan dan pembukaan serviks (cervical effacement) pada prigraveda berbeda dengan pada multigravida:
a.Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi pembukaan. Sedangkan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
b.Pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu dari pada ostium eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil ditengah). Sedangkan pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti garis lebar)
c.Periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan multipara (+ 14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
2.Persalinan Kala II: Fase Pengeluaran Bayi
Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap. Berakhir pada saat bayi telah lengkap. His mejadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama, sangat kuat. Selaput ketuban mungkin bau pecah spontan pada awal kala 2. Lama kala 2 pada primigravida + 1,5 jam, multipara + 0,5 jam.
Peristiwa penting pada persalinan kala 2:
a.Bagian terbawah janin (pada persalinan normal: kepada) turun sampai dasar panggul.
b.Perineum meregang dan anus membuka (hemoroid fisiplogik)
c.Kepala dilahirkan lebih dahulu, dengan suboksiput dubawah simfisis (simfisis pubis sebagai sumbu putar / hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan anggota badan.
d.Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan perineum untuk memperbesar jalan lahir (episiotomi).
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan dengan letak belakang kepala :
a.Kepala masuk pintu atas pangul; sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul (sinklitisme) atau miring / membentuk membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
b.Kepala turun kedalam rongga panggul, akibat:
1).Tekanan langsung dari his dari daerah fundus kearah daerah bokong
2).Tekanan dari daerah amnion
3).Kontraksi otot dinding perut dan diagfragma (mengejan)
4).Badan janin terjadi ekstensi dan menegang.
c.Fleksi: kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-brematikus (belakang kepala).
d.Rotasi interna (putaran paksi dalam): selalu disertai turunya kepala,putsrsn ubun-ubun kecil kearah depan (kebawah simfisis pubis), membawa kepala melewati distansia interspnarum dengan diameter biparetalis.
e.Ekstsensi: setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput memlewati bawah simfisis pubis bagian posterior.Lahir berturut-turut : oksiput, brema, dahi, hidung, dagu.
f.Rotasi eksterna (putaran paksi luar ): kepala berputar kembali sesuai dengan sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior sampai dibawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
g.Ekspulsi: setelah bayi lahir, bagian tubuh lainnya kan dikeluarkan dengan mudah. Selanjutnya lahir badan (torak, abdomen) dan lengan, pinggul / trokanster danbelakang,tungkai dan kaki.
3.Persalinan Kala 3: Fase Pengeluaran Plasenta
Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap. Berakhir dengan lahirnya plasenta.
a.Kelahiran plasenta: lepasnya plasenta dari insersi pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta dari kavum uteri.
b.Lepasnya plasenta dari insersinya: munkin dari sentral (schultze) ditandai dengan perdarahan baru, ata dari marginal.
c.Pelepasan plasenta terjadi karena ppelekatan plasenta didinding uterus adalah bersifat adhsi, sehingga pada saat kontrasi mudah lepas dan berdarah.
d.Pada keadaan normal, kontraksi uterus bertambah keras, fundus setinggi sekitar / diatas pusat.
e.Pusat lepas spontan 5-15 menit setelah bayi lahir.
Jika lepasnya plasenta terjadi sebelum lahir, disebut solusio / abruptio placentae-keadaan gawat darurat obstretik.
4.Kala 4: Observasi Pasca Persalinan
Sampai dengan 1 jam post partum, dilakukan observasi.
7 Pokok penting yang harus diperhatikan dalam kala 4:
a.Kontrasi uterus harus baik,
b.Tidak ada perdarahan pervaginm atau dari alat genital lain,
c.Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap,
d.Kandung kencing harus kosong,
e.Luka-luka diperinium harus dirawat dan tidak ada hematoma,
f.Resume keadaan umum bayi, dan
g.Resume keadaan umum ibu.

Tidak ada komentar: