Jumat, 10 Februari 2012

STATUS GIZI

1.Pengertian
Status gizi adalah keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan natriture dalam bentuk variabel tertentu contoh gondok endemik merupakan keadaan ketidak seimbangan pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa, 2002). Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari penggunaan zat gizi (Almaster, 2003).
2.Penilaian status gizi
Menurut Supariasa (2002) untuk mengetahui status gizi seseorang harus dilakukan penilaian status gizi. Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 yaitu:
a.Penilaian status gizi langsung
Penilaian status gizi langsung dapat dibagi menjadi 4 penilaian yaitu antropometri, klinis biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian akan dibahas sebagai berikut.
1)Biokimia
Penilaian status gizi biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, misalnya urine, tinja.
Penggunaannya yaitu, digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang parah lagi. Metode ini dapat menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
2)Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia ditinjau dari sudut pandang gizi. Maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan kompoisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Penggunaan secara umum yaitu digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan gizi. Ketidak seimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.
3)Klinis
Pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan yang sangat penting untuk ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel menilai status gizi. Metode seperti kulit rambut.
Metode ini pada umumnya digunakan untuk survei klinis secara cepat. Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu zat atau kelebihan. Selain untuk mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symtom) atau riwayat penyakit.
4)Biofisik
Penentuan status gizi secara bio fisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur jaringan.
Metode ini, umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik (epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adalah tes adapsi gelap.
b.Penilaian status gizi tidak langsung
Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 yaitu survei konsumsi makanan. Statistik vital, faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1)Survei konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis yang dikonsumsi. Penggunaan data konsumsi makanan ini dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan zat gizi.
2)Statistik vital
Kesehatan pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis beberapa statistik seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lain yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3)Faktor ekologi
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab mal nutrisi di suatu masyarakat sebagai untuk melakukan program intervensi gizi.
Penggunaan faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab mal nutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
3.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode penilaian status gizi.
Menurut Supariasa (2002) hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode adalah sebagai berikut:
a.Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perlu diperhatikan dalam memilih metode misal ingin melihat fisik seseorang maka metode yang digunakan adalah antropometri, misalnya ingin melihat status vitamin dan mineral menggunakan metode kimia.
b.Unit sampel yang akan diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengaruhi metode penilaian status gizi, jenis sampel yang akan diukur meliputi individual, rumah tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi.
c.Jenis informasi yang dibutuhkan
Pemilihan metode status gizi sangat tergantung dari jenis informasi yang diberikan jenis informasi itu antara lain asupan makanan, berat badan, tingkat hemoglobin dan situasi sosial ekonomi, misalnya apabila membutuhkan informasi, berat badan, tinggi badan, menggunakan antropometri.
d.Tingkat rehabilitasi dan akurasi yang dibutuhkan
Masing-masing status gizi mempunyai reliabilitas dan akurasi yang berbeda, misalnya penggunaan metode klinis dalam menilai tingkatan pembesaran gondok adalah sangat subyektif sekali.
e.Tersedianya fasilitas dan peralatan
Berbagai jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi, misalnya antropometri. Fasilitas dan peralatan relatif mudah didapat dibanding dengan peralatan status gizi biokimia. Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang dari dalam negeri. Umumnya peralatan luar negeri lebih mahal dari yang didalam negeri.
f.Tenaga
Ketersediaan tenaga baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data status gizi antara lain ahli gizi, dokter, ahli kimia dan tenaga lain misalnya penilaian status gizi secara antropometri tidak memerlukan tenaga ahli tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja untuk menjalankan tugasnya, penilaian status gizi secara klinis membutuhkan tenaga medis (dokter).
g.Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempengaruhi metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu masyarakat dan waktu yang tersedia singkat sebaiknya menggunakan entropometri.
h.Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi metode yang akan digunakan untuk menilai status gizi. Umpamanya penggunaan metode biokimia relatif mahal bila dibandingkan dengan metode lainnya (Depkes, 1997).
4.Klasifikasi status gizi
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang disebut reference. Baku antropometri yang digunakan di Indonesia adalah WHO – NHCS. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes dalam pemantauan status gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan buku rujukan World Health Organization – National Center for Health Statistic (WHO - NHCS). Pada lokakarya antropometri tahun 1975 telah diperkenalkan baku harvard. Berdasarkan semi loka karya antropometri Aloho, 1991 telah direkomendasikan penggunaan baku rujukan WHO NHCS (Gizi Indonesia vol XV. No. 22 tahun 1990).
a.Berdasarkan baku harvard status gizi dibagi menjadi 4 yaitu:
1)Gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas
2)Gizi baik untuk well nourished
3)Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderate PCM (Protein Calorie Malnutrition).
4)Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik - kwashiorkor, kwashiorkor (Supariasa, 2002).
b.Klasifikasi Gomes (1956)
Baku yang digunakan oleh Gomez adalah baku rujukan Harvard, indeks yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/u). Sebagai patokan digunakan sentril 50. Gomez mengklasifikasikan status gizi atau KEP yaitu normal, ringan, sedang dan berat.

Tidak ada komentar: