Sabtu, 04 Februari 2012

TEORI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

a.Perkembangan psikoseksual (Freud):
1)Fase Oral (0 sampai 11 bulan)
Selama masa bayi, sumber kesenangan anak terbesar berpusat pada aktivitas oral, seperti mengisap, menggigit, mengunyah dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan berikutnya.
2)Fase Anal (1 sampai 3 tahun)
Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak. Anak senang menahan feses, bahkan bermain – main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian, toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini.
3)Fase Falik (3 sampai 6 tahun)
Genetalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitive. Anak mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki – laki dengan mengetahui adanya perbedaan alat kelamin.

4)Fase Laten (6 sampai 12 tahun)
Anak menggunakan energi fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan penglamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya. Pada fase laten, anak perempuan lebih menyukai teman sesama jenis, dan sebaliknya laki – laki juga lebih menyukai teman – teman laki – laki. Anak mulai menanyakan tentang seks dan sistem reproduksi.
5)Fase Genital (12 sampai 18 tahun)
Fase dimana anak mulai masuk fase pubertas, yaitu dengan adanya proses kematangan organ reproduksi dan produksi hormon seks.
b.Perkembangan psikososial (Erikson) :
1)Percaya Vs tidak percaya (0 sampai 1 tahun)
Penanaman rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari hubungan dengan orang lain dan orang yang pertama berhubungan adalah orang tua, terutama ibunya. Anak akan mengembangkan rasa tidak percaya apabila pemenuhan kebutuhan dasar ini tidak terpenuhi.
2)Otonomi Vs rasa malu dan ragu (1 sampai 3 tahun)
Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol tubuh dan lingkungannya. Anak ingin melakukan hal – hal yang ingin dilakukannya sendiri dengan kemampuan yang sudah mereka miliki. Anak akan meniru perilaku orang lain disekitarnya dan hal ini merupakan proses belajar. Perasaan malu dan ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orang tuanya atau orang dewasa lainnya untuk memilih atau berbuat sesuatu yang dikehendaki.
3)Inisiatif Vs rasa bersalah (3 sampai 6 tahun)
Perkembangan inisiatif diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan indranya. Anak mengembangkan keinginan dengan cara eskplorasi terhadap apa yang ada di sekilingnya. Hasil akhir yang diperoleh adalah kemampuan untuk menghasilkan sesuatu sebagai prestasinya. Perasaan bersalah akan tumbuh apabila anak tidak mampu berprestasi sehingga merasa tidak puas atas perkembangnan yang tidak tercapai.
4)Industri Vs Inferiority (6 sampai 12 tahun)
Anak akan belajar untuk bekerjasama dan bersaing dengan anak lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan akademik maupun dalam pergaulan melalui permainan. Otonomi mulai berkembang terutama awal usia 6 tahun perasaan sukses dicapai anak dengan dilandasi dengan adanya motivasi internal untuk beraktivitas yang mempunyai tujuan. Kemampuan anak untuk berinteraksi social lebih luas dengan teman di lingkungannya dapat memfasilitasi perkembangan perasaan sukses (sense of industry). Perasaan tidak adekuat dan rasa inferior atau rendah diri akan berkembang apabila anak terlalu mendapat tuntutan dari lingkungan dan anak tidak berhasil memenuhinya. Pujian atau penguatan adalah hal yang penting pada fase ini.
5)Identitas Vs Kerancauan peran (12 sampai 18 tahun)
Anak remaja akan berusaha untuk menyesuaikan perannya sebagai anak yang sedang berada pada fase transisi dari kanak – kank menuju dewasa. Kejelasan identitas diperoleh apabila ada kepuasan yang diperoleh dari orang tuanya atau lingkungan tempat ia berada yang membantunya melalui proses pencarian identitas diri sebagai anak remaja. Sedangkan ketidakmampuan dalam mengatasi konflik akan menimbulkan kerancuan peran yang yang harus diselesaikan (Supartini, 2004 : 56 – 63).

Tidak ada komentar: