Sabtu, 04 Februari 2012

TROMBOSIS DAN EMBOLISME

Trombosis ini, yang dapat terjadi pada kehamilan tetapi lebiih sering ditemukan pada masa nifas jarang ditemukan di Indonesia. Bahwa penyakit ini lebih banyak terdapat dalam hubungan dengan kehamilan yang disebabkan oleh 3 hal yaitu :
- Perubahan susunan darah
- Perubahan laju peredaran darah
- Perlukaan lapisan intima pembuluh darah
Pada masa hamil, dan khususnya pada persalinan pada saat terlepasnya plasenta, kadar fibrinogen serta faktor lain yang memegang peranan dalam pembekuan meningkat, sehingga memudahkan timbulnya pembekuan. Selanjutnya pada hamil tua peredaran darah dalam kaki menjadi lebih lambat karena tekanan uterus yang berlangsung terus dalam masa nifas. Akhirnya pada persalinan, terutama yang diselesaikan dengan pembedahan, ada kemungkinan gangguan pada pembuluh darah, terutama didaerah pelvis.
Faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap timbulnya trombosis ialah bedah-kebidanan, usia lanjut, multi paritas, varises, dan infeksi nifas.
Trombosis bisa terdapat pada vene-vena dikaki, akan tetapi mungkin pula pada vena-vena di daerah panggul. Lokalisasi trombus pada kaki ialah pada vena-vena yang terletak lebih dalam. Trombosis pada vena-vena yang dekat pada permukaan biasanya disertai peradangan, sehingga merupakan tromboflebitis. Gejala-gejala setempat ialah nyeri, panas pada perabaan, dan kemerah-merahan. Gajala umum ialah kenaikan suhu.
Trombosis ppada vena-vena yang terletak lebih dalam kira-kira 50% tidak menimbulkan gejala-gejala terdiri atas rasa nyeri dikaki jika berjalan. Kadang-kadang dapat dilihat bahwa kaki yang sakit membengkak sedikit. Mungkin juga suhu badan agak naik.
Tekanan pada betis bisa menimbulkan rasa nyeri, demikian pula dorsofleksi ujung kaki (tanda homan).
Diagnosis trombosis veba-vena yang terletak dalam kini dapat ditegakkan dengan flebografi, dengan penggunaan radio-isotop, dan dengan cara ultrasonik.
Kadang-kadang trombosis menutup sama sekali vena femoralis dengan akibat timbulnya edema yang padat pada kaki dan rasa nyeri yang sangat. Keadaan ini terkenal dengan nama flegmasia alba dolens. Sesudah keadaan menjadi tenang, bisa tertinggal sindroma pasca flebitis, terdiri atas edema, varises, eksema, dan ulkus pada kaki.
Embolisme paru-paru jarang sekali terjadi dari trombosis vena-vena kaki yang terletak dalam dan dari vena-vena didaerah panggul.
Embolus kecil menimbulkan gejala-gejala dispnea dan pleuritis, embolus besar dapat menutup arteria pulmonalis serta menimbulkan syok dan kematian.
Penanggulangan
Trombosis ringan, khususnya dari vena-vena dibawah permukaan, ditangani dengan istirahat dengan kaki agak tinggi dan dengan pemberian obat-obat seperti asidum asetilosalisilikum. Jika ada tanda peradangan, dapat diberi antibiotika. Segera setelah rasa nyeri hilang, penderita dianjurkan untuk mulai berjalan.
Pada yang agak berat dan terutama jika vena-vena dalam ikut serta, perlu diberi antikoagulansia untuk mencegah bertambah luasnya trombus dan mengurangi bahaya emboli. Terapi dapat dimulai dengan heparin melalui infus intravena sebanyak 10.000 satuan setiap 6 jam untuk kemudian diteruskan dengan koumarin (misalnya warfarin) yang dapat diberikan per os. Perlu dikemukakan bahwa koumarin tidak boleh diberikan pada waktu hamil karena dapat melewati plasenta dan menyebabkan perdarahan pada janin. Warfarin diberikan mula-mula 10 mg sehari kemudian 3 mg sehari dan sebagai pengawasan pemeriksaan masa protrombin berulang, untuk mencegah timbulnya perdarahan. Pengobatan dilanjutkan selama 6 minggu untuk kemudian dikurangi dan dihentikan dalam 2 minggu. Pengobatan embolismus paru-paru terdiri atas usaha untuk menanggulangi syok dan pemberian antikoagulansia. Pada embolus kecil yang timbul berulang dapat dipertimbangkan mengikat vena diatas tempat trombus.

Tidak ada komentar: