Kamis, 22 Maret 2012

KEPERAWATAN KRITIS : DEPENDENSI

Pasien-pasien keperawatan kritis umumnya menunjukan tidak teratasinya konflik dependensi khusus yang ditemukan pada orang dewasa sehat.

Pengkajian dan Penatalaksanaan Keperawatan
Bagi kebanyakan perawat, koping, dan memberikan asuhan optimal pada pasien yang tergantung atau sangat mandiri untuk menentukan tipe pasien ini lebih mudah untuk menerima dan menyukainya. Pada tipe kepribadian ini perawat paling mungkin untuk mengidentifikasi.
Tujuan keperawatan adalah menurunkan tingkat ansietas terhadap dependensi yang tak teratasi. Perintah dan kemungkinan mungkin membantu pasien mengendalikan ansietas yang dihubungkan dengan dependensi.

Respon terhadap Kehilangan
Ancaman penyakit menimbulkan perilaku koping dihubungkan dengan kehilangan.
Respon terhadap kehilangan dapat digambarkan dalam empat fase berikut ini :
1.Terkejut dan tidak percaya
2.Mengembangkan kesadaran
3.Restitusi
4.Resolusi
Tiap tahap mempunyai karakteristik dan kemungkinan perilaku yang berubah-ubah diantara berbagai fase pada cara yang tidak terduga. Melalui pengenalan dan pengkajian perilaku pemahaman terhadap dinamika yang mendasari, perawat dapat merencanakan intervensi untuk mendukung proses penyembuhan.

Terkejut dan Tidak Percaya
Pasien menunjukan karakteristik perilaku mengingkari, mereka gagal memahami dan mengalami makna rasional dan dampak emosional dari diagnosa. Karena diagnosa tidak mempunyai makna emosional, pasien sering gagal bekerja sama dengan tindakan pencegahan.

Penatalaksanaan Keperawatan
Prinsip intervensi terdiri dari bukan mengabaikan pertahanan diri tetapi mendukung pasien dan menerima situasi sepanjang asuhan keperawatan.
Bila pasien mengikari, perawat menjukan penerimaan dengan:
1Nada suara
2Ekspresi wajah sesuai
3Menggunakan sentuhan
4Menggunakan refleksi pernyataan yang tidak akurat
5Menghindari lelucon dengan pasien tentang masalah yang serius

Tidak ada komentar: