Senin, 30 Mei 2011

APPENDIKSITIS

A.      DEFINISI

Appendiksitis adalah merupakan peradangan pada appendik periformil. yaitu saluran kecil yang mempunyai diameter sebesar pensil dengan panjang 2-6 inci. Lokasi appendik pada daerah illiaka kanan,dibawah katup illiocaecal,tepatnya pada dinding abdomen dibawah titik Mc burney.

B.      ETIOLOGI
Appendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh hyperplasia Folikel lympoid Fecalit, benda asingstriktur karena Fibrasi karena adanya peradangan sebelumnya atau neoplasma.Obstruksi tersebut menyebabkan mucus yang memproduksi mukosa mengalami bendungan.Namun elastisitas dinding appendik mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan tekanan intra lumen.Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe yang akan menyebabkan edema dan ulserasi mukosa.Pada saat inilah terjadi Appendiksitis akut local yang ditandai oleh adanya nyeri epigastrium.
1.      Ulserasi pada mukosa.
2.      Obstruksi pada kolon oleh Fekalit (feses yang mengeras)
3.      Pemberian barium
4.      Berbagai macam penyakit cacing.
5.      Tumor.
6.      Striktur karena Fibrosis pada dinding usus.

C.      TANDA DAN GEJALA
1.      Anoreksia biasanya tanda pertama
2.      Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian- menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal).
3.      Retrosekal/nyeri punggung/pinggang.- postekal/nyeri terbuka → diare.
4.      Muntah, demam → derajat rendah, kecuali ada perforasi.-
5.      Lekositosis → bervariasi, tidak mempengaruhi diagnosa/penatalaksanaan.

D.      PATOFISIOLOGI
Penyebab utama appendiksitis adalah obstuksi penyumbatan yang dapat disebabkan oleh hiperplasia dari polikel lympoid merupakan penyebab terbanyak adanya fekalit dalam lumen appendik.Adanya benda asing seperti : cacing,striktur karenan fibrosis akibat adanya peradangan sebelunnya.Sebab lain misalnya : keganasan ( Karsinoma Karsinoid )
Obsrtuksi apendiks itu menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa terbendung, makin lama mukus yang terbendung makin banyak dan menekan dinding appendiks oedem serta merangsang tunika serosa dan peritonium viseral. Oleh karena itu persarafan appendiks sama dengan usus yaitu torakal X maka rangsangan itu dirasakan sebagai rasa sakit disekitar umblikus.
Mukus yang terkumpul itu lalu terinfeksi oleh bakteri menjadi nanah, kemudian timbul gangguan aliran vena, sedangkan arteri belum terganggu, peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritomium parietal setempat, sehingga menimbulkan rasa sakit dikanan bawah, keadaan ini disebut dengan appendisitis supuratif akut.
Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini disebut dengan appendisitis gangrenosa. Bila dinding apendiks yang telah akut itu pecah, dinamakan appendisitis perforasi. Bila omentum usus yang berdekatan dapat mengelilingi apendiks yang meradang atau perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut sebagai appendisitis abses. Pada anak – anak karena omentum masih pendek dan tipis, apendiks yang relatif lebih panjang , dinding apendiks yang lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang, demikian juga pada orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka perforasi terjadi lebih cepat. Bila appendisitis infiltrat ini menyembuh dan kemudian gejalanya hilang timbul dikemudian hari maka terjadi appendisitis kronis (Junaidi ; 1982).  

E.      KOMPLIKASI
Perforasi dengan pembentukan abses.
Peritonitis generalisata
Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang

F.      PENATALAKSANAAN
Tidak ada penataksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. Cairan intra vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam sampai 48 jam awitan manifestasi. Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop. Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi klien memerlukan antibiotik dan drainase.

G.      PENCEGAHAN
Pencegahan pada appendiksitis yaitu dengan menurunkan resiko obstuksi dan peradangan pada lumen appendiks. Pola eliminasi klien harus dikaji,sebab obstruksi oleh fekalit dapat terjadi karena tidak ada kuatnya diit tinggi serat.Perawatan dan pengobatan penyakit cacing juga menimbulkan resiko. Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda appendiksitis menurunkan resiko terjadinya gangren,perforasi dan peritonitis.

H.      DATA PENUNJANG
1.      Laboratorium
2.      Radiology

ASUHAN KEPERAWATAN APPENDIKSITIS
PENGKAJIAN FOKUS

A.            IDENTITAS KLIEN
Nama
Tempet/tanggal lahir
Usia
Agama
Suku
Status perkawinan
Pendidikan
Pekerjaan
Bahasa yang digunakan
Alamat
Dx medik
B.            IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
Alamat
Hubungan dengan klien
C.            RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita
Kebiasaan buruk
D.            RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alas an masuk
Tindakan/terapi yang sudah diterima
Keluhan utama
E.            PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1.      Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana car menjaga kesehatan?
Saat  sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
2.      Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Apakah sering mengkonsumsi makanan yang berbiji seperti cabe dan jambu biji?
Apakah cukup makan makanan berserat
Berpabanyak minum sehari?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Apakah merasa perut melilit terus?

3.      Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4.      Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas(penkes, sebagian, tatal)?
Apakah ada keluhan sat beraktivitas?
Apakah pada saat beraktivitas kram pada paha kanan?
Apakah pada saat berjalan/batuk/beraktivita terasa nyeri didaerah apendiks?
5.      Tidur dan istirahat
Sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama,kualitas tidur(siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama,kualitas tidur(siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6.      Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
7.      Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
8.      Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
Bagaiman hubungan dengan orang lain (teman, eluarga, perawat,n dokter)?
9.      Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10.  Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11.  Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
F.            PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan:bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen coma
Kesadaran
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
Tanda vital?
T:hipertermi?
N:cepat,tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi,
TD:?
SPO:?
Pemeriksaan sistemik
Inspeksi:
Wajah tampak kesakitan?
Terlentang dengan fleksi pada paha kanan?
Jari tangan sering diletakkan di atas apendiks?
Gerakan dan ekstensi paha kanan menambah rasa nyri?
Palpasi:
Raba daerah perut,kuadran kanan bawah,abdomen tekan pada bagian kanan tetapi yang sakit bagian kiri?
Auskultasi:
Peristaltik usus/bising usus?
G.            PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Darah:Hb,leukosit?
Urin rutin?
USG?
BC?
Terapi yang didapat:nama oabat,dosis,waktu,rute,indikasi?
H.            PENATALAKSANAAN
Pembedahan
I.            DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1)      Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis
Intervensi:
1.            Monitor derajat dan kualitas nyeri(PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
2.            Ajarkan teknik distraksi/relaksasi
R/mengurangi rasa nyeri
3.            Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
4.            Beri posisi semifowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5.            Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara
R/mengurangi rasa nyeri
2)      Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Intervensi:
1.      Monitor TTV;TD,N,RR,T
R/mengetahui keadaan klien
2.      Anjurkan untuk banyak minu ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3.      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4.      Beri kompres hangat
R/vasodilatasi pembuluh darah
5.      Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antipiretik; nama,d osis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
6.      Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
3)      Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, prosedur invasif, pertahanan sekunder tidak adekuat.
Intervensi:
1.      Monitor tanda-tanda peradangan
R/untuk melihat tanda-tanda peradangan
2.      Monitor pemeriksaan Lab darah
R/untuk melihat hasil lab darah
3.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/untuk menghindari inos
4.      Anjurkan untuk bedrest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5.      Batasi pengunjung
R/untuk mencegah inos
6.      Rawat luka setiap hari dengan teknik steril
R/mencegah infeksi
7.      Beri nutrisi tinggi zat besi, vitamin C
R/untuk membantu proses penyembuhan luka
8.      Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
R/mempercepat penyembuhan
4)      Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan, tidak familiar dengan sumber informasi
Intervensi:
1.      Kontrak waktu dengan klien
R/menetapkan waktu untuk penkes
2.      Berikan penkes
R/meningkatkan pengetahuan klien
3.      Evaluasi pengetahuan klien
R/mengetahui keberhasilan penkes
4.      Anjurkan kepada klien untuk melakukan apa yang telah disampaikan dalam penkes
         R/mengingatkan kembali pada klien

Tidak ada komentar: