A. DEFINISI
Mola hidatidosa merupakan suatu Kehamilan yang ditandai dengan adanya villi korialis yang tidak normal secara histologis yang terdiri dari beberapa macam tingkatan proliferasi trofoblastik dan edema pada stroma villus. Biasanya kehamilan mola terjadi di dalam uterus, tetapi kadang-kadang terdapat juga di saluran telur ataupun ovarium.
Mola hidatidosa adalah chorionic villi (jonjotan/gantungan) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan. Karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Mochtar, dkk, 1998)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus itu hidup dan tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah anggur (Wiknjosastro, Hanifa, dkk, 2002).
Mola hidatidosa merupakan kehamilan abnormal yang hampir seluruh villi kariolisnya mengalami perubahan hidrofobik, seperti: Kehamilan yang berkembang tidak wajar, Tidak ditemukan janin, Hampir seluruh villi korialis mengalami perubahan hidropik, Bila disertai janin atau bagian janin disebut Mola parsial, dan Pembuahan sel telur yang kehilangan intinya atau inti tidak aktif lagi
B. FAKTOR RESIKO
1. Defek pada ovarium
2. Abnormalitas pada uterus
3. Defisiensi nutrisi antara lain defisiensi protein, asam folat, karoten
4. Umur dibawah 20 tahun atau
5. Usia diatas 40 tahun : memiliki peningkatan resiko 7x dibandingkan dengan perempuan yang lebih muda
C. GEJALA
1. Derajat keluhan mual muntah lebih hebat
2. Uterus lebih besar dari usia kehamilan
3. Perdarahan merupakan gejala utama
4. Terjadi pada bulan 1-7, rata-rata usia kehamilan 12-14 minggu
5. Perdarahan bisa sampai syok dan meninggal
D. KLASIFIKASI
1. Mola hidatidosa komplit: Villi korion berubah menjadi massa vesikel dengan ukuran bervariasi dari sulit terlihat sehingga diameter beberapa centimeter. Histologinya memiliki karekteristik, yaitu: Terdapat degenerasi hidrofik dan pembengkakan stroma villi, Tidak ada pembuluh pada villi yang membengkak, Proliferasi dari epitel trofoblas dengan bermacam-macam ukuran, Tidak adanya janin atau amnio.
2. Mola Hidatidosa parsial: Masih tampak gelembungt yang disertai janin atau bagian dari janin. Umumnya janin masih hidup dalam bulan pertama. Tetapi ada juga yang hidup sampai aterm. Pada pemeriksaan histopatologik tampak di beberapa tempat villi yang edema dengan sel trofoblas yang tidak begitu berproliferasi, sedangkan tempat lain masih banyak yang normal.
E. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit trofoblast:
1. Teori missed abortion: Mudigah mati pada kehamilan 3 – 5 minggu karena itu terjadi gangguan peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
2. Teori neoplasma dari Park: Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung.
3. Studi dari Hertig: Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan melakukan fungsinya selama pembentukan cairan (Silvia, 2000)
Karakteristik mola adalah adanya konseptus jaringan trofoblastik hiperplastik yang tertanam pada plasenta. Hasil konsepsi ini tidak memiliki inner cell mass. Jika terjadi gangguan pada saat embryonic inner cell mass yang seharusnya berpotensi untuk berdiferensiasi menjadi lapisan ekto, meso dan endoderm, maka perubahan tersebut gagal dan terjadilah pembentukan trofoblas yang akan berkembang menjadi sitotorofoblas dan sisitiotrofoblas, danmasih mampu untuk membentuk ekstraembrionik mesoderm yang akhirnya akan membentuk vesikel dari mola dengan mesoderm yang longgar pada inti villinya.
F. KOMPLIKASI
1. Bisa disertai preeklampsia pada usia kehamilan yang lebih muda.
2. Tirotoksikosis, prognosis lebih buruk, biasanya meninggal akibat krisis tiroid
3. Emboli sel trofoblas ke paru
4. Sering disertai kista lutein, baik unilateral maupun bilateral, kista menghilang jika mola sudah dievakuasi
5. Mola dengan kista lutein mempunyai resiko 4x lebih besar berdegenerasi
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Biaopsi
3. Laboratorium darah
4. Laboratorium urin
5. Foto abdomen
H. PENATALAKSANAAN
1. Perbaikan keadaan umum: Transfusi darah jika anemia atau syok dan Menghilangkan penyulit seperti preeklampsia dan tirotoksikosa
2. Evakuasi Mola
a. Kuret hisap (Vakum) : Sambil diberikan uterotonika untuk memperbaiki kontraksi, sedia darah
b. Histerektomi : cukup umur atau cukup anak, bila ditemukan tanda2 keganasan berupa mola invasif
3. Profilaksis dengan sitostatika: Kasus mola dengan resiko tinggi akan terjadinya keganasan, atau pada pemeriksaan Patologi Anatomi ditemukan mencurigakan tanda keganasan, Methotrexate atau actinomycin D
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x.
Dapat menghindarkan keganasan dengan metastasis, mengurangi koriokarsinoma diuterus sebanyak 3x.
4. Follow up: Dianjurkan untuk tidak hamil 1 tahun. Kondom atau pil KB
Pemeriksaan β-hCG berkala dan radiologi
Pemeriksaan β-hCG berkala dan radiologi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MOLA HIDATIDOSA
PENGKAJIAN FOKUS
A. IDENTITAS KLIEN
Nama:
Tempat/tanggal lahir:
Usia:
Agama:
Suku:
Status perkawinan:
Pendidikan:
Bahasa yang digunakan:
Alamat:
Dx medik:
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama:
Alamat:
Hubungan dengan klien:
C. RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita:
Kebiasaan buruk:
Penyakit keturunan :
Alergi :
Imunisasi:
Operasi:
D. RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk:
Tindakan/terapi yang sudah diterima:
Keluhan utama:
E. PENGKAJIAN POLA GORDON
1. Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minum; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatan seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minum: frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah buang air besar atau buang air kecil: teratur, frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat buang air besar atau buang air kecil sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah buang air besar atau buang air kecil: teratur, frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktivitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (pendidikan kesehatan, sebagian, total)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
Tidur dan istirahat
Sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/atau malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/ atau malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah merasa pusing?
Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
Bagaimana harapan klien terkait dengan penyakitnya?
Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
Bagaimana hubungan dengan orang lain (teman, keluarga, perawat, dan dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu, siapa yang menggantikan?
Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan?
F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum:
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bed rest ,terpasang infus
Tampak sakit sedang: bed rest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis (concious), apatis, delirium, somnolen (letargi), stupor (sopor coma), coma?
2. Tanda-tanda vital:
Suhu: hipertermia?
Nadi: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
Pernapasan: cepat, irama, jenis, frekuensi?
Tekanan darah:?
Saturasi:?
3. Status gizi: tinggi badan, berat badan, berat badan normal, berat badan ideal?
4. Pemeriksaan sistemik:
Head to toe:
Inspeksi?
Palpasi?
Perkusi ?
Auskultasi?
5. Balanca cairan
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
2. Biaopsi
3. Laboratorium darah
4. Laboratorium urin
5. Foto abdomen
H. TERAPI
Terapi yang didapat: nama obat, dosis, waktu, rute, indikasi?
I. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
Intervensi:
1) Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui keadaan klien
2) Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klien
3) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4) Beri posisi semi fowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi bebar kerja klien
6) Beri cukup nutrisi sesuai dengan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
7) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, nyeri, cemas, kelelahan otot pernapasan, defornitas dinding dada.
Intervensi:
1) Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui keadaan klien
2) Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klien
3) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4) Beri posisi semi fowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
6) Beri cukup nutrisi sesuai dengan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
7) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis.
Intervensi:
1) Monitor derajat dan kualitas nyeri (PQRST)?
R/mengetahui rasa nyeri yang dirasakan
2) Ajarkan teknik distraksi/relaksasi
R/mengurangi rasa nyeri
3) Beri posisi nyaman
R/untuk mengurangi rasa nyeri
4) Beri posisi semi fowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
5) Kolaborasi/lanjutkan pemberian analgetik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mengurangi rasa nyeri
4. Perfusi jaringan serebral/perifer tidak efektik berhubungan dengan aliran arteri terhambat.
Intervensi:
1) Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui keadaan klien
2) Monitor capillary refill time
R/mengetahui status keadaan klien
3) Monitor kemampuan aktivitas klien
R/mengetahui kemampuan klien
4) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5) Beri posisi semi fowler
R/memenuhi kebutuhan oksigen
6) Bantu aktivitas klien secara bertahap
R/mengurangi beban kerja klien
7) Cegah fleksi tungkai
R/menghindari penurunan staus kesadaran klien
8) Beri cukup nutrisi sesuai dengan diet
R/mempercepat pemulihan kondisi
9) Kolaborasi/lanjutkan terapi oksigen
R/mencukupi kebutuhan oksigen
10) Kolaborasi/lanjutkan terapi transfusi
R/mempercepat pemulihan kondisi klien
11) Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat proses penyembuhan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat, prosedur invasif, pertahanan sekunder tidak adekuat.
Intervensi:
1) Monitor tanda-tanda peradangan
R/untuk melihat tanda-tanda peradangan
2) Monitor pemeriksaan laboratorium darah
R/untuk melihat hasil laboratorium darah
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R/untuk menghindari infeksi
4) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5) Batasi pengunjung
R/untuk mencegah infeksi
6) Rawat luka setiap hari dengan teknik steril
R/mencegah infeksi
7) Beri nutrisi tinggi zat besi, vitamin C
R/untuk membantu proses penyembuhan luka
8) Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat anti biotik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
6. Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
Intervensi:
1) Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui keadaan klien
2) Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
4) Beri kompres hangat
R/vasodilatasi pembuluh darah
5) Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antipiretik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
6) Kolaborasi/lanjutkan pemberian terapi anti biotik; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
7. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan melalui rute normal (diare), abnormal (perdarahan).
Intrvensi:
1) Ukur tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu, saturasi
R/mengetahui keadaan klien
2) Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
R/memenuhi kebutuhan cairan
3) Hitung balance cairan
R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
5) Kolaborasi/lanjutkan pemberian terapi elektrolit; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
6) Kolaborasi/lanjutkan program therapi transfusi
R/mempercepat pemulihan kesehatan klien
8. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
Intervensi:
1) Timbang berat badan
R/mengetahui perubahan berat badan klien
2) Monitor adanya mual dan muntah
R/mengetahui keadaan klien
3) Monitor tonus otot, rambut merah dan mudah patah
R/mengetahui status kesehatan klien
4) Monitor intake makanan/minuman
R/mengetahui nutrisi yang dikonsumsi klien
5) Anjurkan untuk bed rest
R/mempercepat pemulihan kondisi
6) Anjurkan makan sedikit dan sering
R/supaya tidak mual dan tidak muntah
7) Anjurkan klien untuk meningkatkan makanan yang mengandung zat besi, Vitamin B12, tinggi protein, dan Vitamin C
R/mempercepat pemulihan kondisi klien
8) Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat; nama, dosis, waktu, cara, indikasi
R/mempercepat penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta: EGC
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan, Jakarta: EGC
Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Edisi 6, Jakarta: EGC
Johnson & Taylor. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan, Jakarta: EGC
Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Jakarta: Media Aesculapius
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, Jilid I, Jakarta: EGC
Rohmah, dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi, Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar