Senin, 05 Desember 2011

PENGARUH KELAINAN JANTUNG IBU TERHADAP KEHAMILAN

Kehamilan dipengaruhi oleh adanya kelainan jantung. Kematian fetus biasanya disebabkan oleh penurunan kondisi ibu yang berat, kronis atau akut. Morbiditas fetus umumnya disebabkan prematuritas dan fetal growth retardation. Pada ibu dengan penyakit jantung kongenital insiden anomali kardiovaskular kongenital meningkat (4.5% dibanding 0.6% pada populasi umum). Fetal growth retardation dan prematuritas janin disebabkan ketidak stabilan sirkulasi uteroplasenta yang adekuat.
Siu et al meneliti resiko dan prediktor komplikasi kehamilan pada wanita dengan kelainan jantung pada 221 pasien kelainan jantung yang menjalani 276 kehamilan dari tahun 1986 sampai 1994. Komplikasi ibu berupa gagal jantung atau udem paru, stroke atau transient ischemic attack atau aritmia terjadi pada 45 (18%) kehamilan tanpa mortalitas ibu. Disimpulkan bahwa NYHA fc > II atau sianosis saat awal antenatal care (ANC), riwayat gangguan jantung sebelumnya, riwayat aritmia sebelum kehamilan yang membutuhkan terapi, obstruksi jantung kiri (area katup aorta < 1.5 cm2, area katup mitral < 2 cm2 atau gradien trans aorta > 30 mm Hg) dan disfungsi miokard (ejection fraction < 40% atau kardiomiopati restriktif atau kardiomiopati hipertrofi) merupakan prediktor terhadap kemungkinan komplikasi pada ibu. Tingkat komplikasi jantung pada pasien dengan 0,1 atau >1 faktor tersebut yakni 3%, 30% dan 66% dengan sensitivitas dan spesifitas 91% dan 61%.

Komplikasi neonatus terjadi pada 42 (17%) kehamilan berupa kematian neonatus, respiratory distress syndrome, perdarahan intraventrikular, prematuritas dan berat badan lahir rendah. Faktor prediktor komplikasi neonatus yaitu NYHA fc > II atau sianosis saat awal ANC, yang juga merupakan faktor prediktor terjadinya perdarahan post partum.

Sugishita et al tahun 1986 meneliti 206 wanita dengan kelainan jantung dan melaporkan bahwa faktor prediktor manifestasi gagal jantung pada pasien stenosis mitral yakni kongesti paru, dilatasi atrium kiri dan hipertrofi ventrikel kanan. Sementara untuk regurgitasi mitral yakni kardiomegali dan fibrilasi atrial (AF). Didapatkan bahwa semua kasus dengan tekanan arteri pulmonal > 50 mm Hg mengalami perburukan klinis selama kehamilan dan perburukan kasus mitral lebih sering dibanding kasus aorta.

Penyakit jantung rematik merupakan kelainan jantung paling sering pada kehamilan. Kombinasi yang paling sering yakni stenosis mitral dan regurgitasi atau stenosis aorta. Regurgitaasi trikuspid fungsional sangat umum terjadi pada kelainan mitral yang lanjut.10Walaupun kejadian fatal dapat terjadi pada semua jenis kelainan jantung, resiko kematian terbesar yakni pada kondisi dimana aliran darah pulmonal tidak dapat ditingkatkan. Hal ini terjadi pada obstruksi sirkulasi pulmonal atau pada obstruksi katup mitral. Mortalitas ibu pada Eisenmenger’s syndrome antara 30-50% dan hipertensi pulmonal primer 40-50%. Sebaliknya pada tetralogy of Fallot dengan resistensi pulmonal normal jarang didapatkan mortalitas ibu.

Tidak ada komentar: