Senin, 05 Desember 2011

TERAPI WARFARIN

Produsen Coumadin menyatakan bahwa warfarin bersifat teratogenik dan kehamilan merupakan kontraindikasi. Bila pasien memilih penggunaan warfarin selama kehamilan direkomendasikan INR 2.5-3.5 (katup mekanik) sesuai konsensus ACCP. Hal ini didasarkan pada pasien yang tidak hamil dan tidak diketahui apakah wanita hamil membutuhkan INR yang lebih tinggi. Bagi wanita dengan katup bioprotesa dan atrial fibrilasi , INR 2.0-3.0 cukup adekuat. Pasien harus dimonitor ketat dan INR harus diukur setiap minggu. Untuk menghindari koagulopati pada fetus saat partus maka pasien harus mengganti dengan heparin SQ pada kehamilan 36 minggu.
Sareli melaporkan 50 kehamilan pada 49 pasien dengan 62 katup prostetik. Semua pasien mendapat terapi warfarin selama trimester 1 dan 2. 41 kehamilan mencapai > 28 minggu (9 abortus) dan pada 23 kasus warfarin diganti heparin pada minggu ke 36 (18 lainnya lahir prematur). Terdapat 7 (14%) stillbirths dan 2 (4%) embriopati warfarin. Born menemukan bahwa komplikasi stillbirths dan abortus hanya terjadi pada kelompok pasien yang mendapat terapi antikoagulan oral.

Sbarouni meneliti 214 kehamilan pada 182 wanita dengan 151 katup mekanik dan 63 katup bioprotesa dan melaporkan bahwa tidak terdapat embriopati pada 46 wanita yang mendapat warfarin selama trimester pertama dan menyatakan bahwa embriopati dapat ditekan dengan mengontrol dosis warfarin, namun penelitian lain menyatakan insiden yang tinggi. Oakley menyimpulkan bahwa warfarin dosis rendah (1.5 mg/hr) tidak membahayakan bagi fetus. Beratnya sindroma pada tiap individu tidak bisa diprediksi dan banyak wanita yang lebih siap menerima resiko bagi dirinya sendiri dibanding resiko kecil bagi anaknya.

Tidak ada komentar: