Hipertiroid adalah peningkatan pembentukan dan pelepasan hormon tiroid oleh kelenjar tiroid, sementara tirotoksikosis menggambarkan sindroma klinis akibat pengaruh hormon tiroid. Penyebab tirotoksikosis yang paling sering adalah penyakit Grave, kira-kira 60-90% dan mengenai perempuan sepuluh kali lebih sering dari pria. Karakteristik penyakit ini adalah aktivasi reseptor thyroid-stimulating hormon (TSH). Penyebab lain mencakup adenoma toksik (penyakit Plummer), adenoma multinodular toksik, tiroiditis dan otonomi tiroid. Keluhan tirotoksikosis yakni perasaan tegang, emosi yang labil, gangguan tidur, tremor, diare, intoleransi panas dan turunnya berat badan. Gejala klinis meliputi pembesaran kelenjar tiroid, eksoftalmus, kelemahan otot proksimal, hiperrefleksi, dan kadang-kadang miksedema pretibial. Tirotoksikosis pada orangtua bisa tidak tampak dan muncul sebagai keluhan yang tidak khas seperti lemah, turunnya berat badan dan apatis.
Pada pasien dengan otonomi tiroid, pemberian iodium (dalam bentuk amiodarone atau zat kontras) dapat menyebabkan iodine-induced thyrotoxicosis. Defisiensi iodium, pembesaran kelejar tiroid dan kadar TSH yang rendah merupakan faktor risiko untuk iodine-induced thyrotoxicosis. Penyakit ini lebih sering ditemukan pada wilayah dengan asupan iodium yang rendah. Penelitian pada 800 pasien di wilayah defisiensi iodium yang menjalani angiografi koroner menunjukkan bahwa risiko terjadinya tirotoksikosis rendah (<0.3%) walaupun terdapat kadar TSH rendah (4%) dan kelenjar tiroid membesar (23%). Sebaliknya amiodarone dapat menimbulkan tirotoksikosis hingga 10% pada pasien defisiensi iodium.
Senin, 05 Desember 2011
TIROTOKSIKOSIS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar