Minggu, 08 Januari 2012

PERILAKU TEMPER TANTRUM

Temper tantrum merupakan suatu bentuk perilaku yang tidak direncanakan, ekspresi marah, bahkan disertai dengan tindakan fisik atau verbal yang meledak-ledak. Anak biasanya akan mengekspresikan temper tantrum dengan menangis, berteriak, menendang, berguling-guling dilantai atau berlari-lari. Pada anak autisme, perilaku temper tantrum yang muncul bisa lebih agresif seperti menendang, memukul, berlari-lari, menarik-narik rambut, melempar atau menjatuhkan benda-benda yang ada disekitarnya, bisa juga dengan membenturkan kepala.
Temper tantrum pada anak autis terjadi karena adanya kerusakan pada otak yang mengakibatkan anak tidak dapat mengontrol emosi dan tidak dapat mengkomunikasikan emosinya dengan benar, selain itu juga bisa dikarenakan ketidaktepatan dalam pemberian diet makanan pada anak yang akhirnya mempengaruhi emosi anak.

Pada penyandang autisme ditemukan peningkatan neurotransmitter tertentu yang akan mempengaruhi proses-proses dalam otak. Itu sebabnya anak autisme tidak dapat mengontrol emosinya, tidak bisa konsentrasi dan perhatiannya mudah beralih. Anak autisme biasanya mengkomunikasikan ketidaknyamanannya dengan menunjukkan perilaku temper tantrum.
Faktor pencetus yang dapat memicu munculnya perilaku temper tantrum antara lain:
1.Perubahan lingkungan: Perubahan-perubahan kecil yang bagi anak normal dianggap biasa tapi bagi anak autis hal tersebut dianggap sebagai suatu masalah. Peyandang autisme tidak menyukai adanya perubahan atau hal baru. Jadwal yang pasti membuat hidup anak autisme lebih mudah dan lebih tenang. Perubahan-perubahan yang ada di lingkungan akan membuat anak autisme bingung dan merasa tidak aman yang akhirnya akan menimbulkan ketakutan dan kepanikan sehingga dapat memunculkan perilaku temper tantrum. Misalnya, perubahan jadwal yang mendadak, perubahan rute perjalanan yang biasa dilewatinya, perubahan tata letak benda mainannya, atau baju yang tidak biasa dipakainya bisa dianggap sebagai ancaman, bahkan kejutan yang diberikan oleh orang tua tidak bisa dianggap sebagai surprise yang menyenangkan.
2.Stress kerja: Anak autisme juga dapat menunjukkan perilaku temper tantrum jika sudah merasa frustrasi. Situasi ini muncul saat anak menghadapi stres kerja, jika tugas yang diberikan terlalu tinggi yang membuat anak autis tidak bisa menyelesaikannya. Pada situasi seperti ini, tugas-tugas yang diberikannya sebaiknya tidak langsung dihentikan karena akan menghambat proses kemajuannya. Untuk menghindari frustrasi anak karena kerja, lebih baik dengan menambah tingkat kesulitan secara bertahap. Perilaku temper tantrum juga dapat digunakan oleh anak autisme untuk meminta perhatian. Jika anak sudah merasa bosan dan merasa tidak ada yang mempedulikannya, anak akan menunjukkan perilaku tersebut untuk meminta perhatian dari orang-orang yang ada disekitarnya.
3.Diet makanan yang tidak tepat: Glutein dan casein merupakan makanan yang harus dihindari oleh penyandang autisme, karena akan mengganggu sistem pencernaan dan fungsi otak terganggu sehingga dapat mempengaruhi emosi anak autis dan sewaktu-waktu bisa memunculkan gejala perilaku temper tantrum. Penyandang autisme dianjurkan untuk berdiet GF-CF (glutein free dan casein free). Selain dapat memperbaiki gangguan pencernaan, glutein dan casein juga bisa mengurangi gejala atau tingkah laku autistik anak. Glutein adalah protein yang berasal dari keluarga gandum-ganduman seperti terigu, wheat, oat dan barley. Hasil olahan yang mengandung glutein antara lain makaroni, spageti, mie, ragi, roti, dan sereal. Sedangkan produk olahan yang mengandung casein selain susu sapi maupun susu bubuk adalah mentega, keju, yoghurt, cokelat, dan es krim. Penyandang autisme juga dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi ikan yang berasal dari perairan dangkal seperti teri dan kerang-kerangan, karena diyakini ikan dari perairan dangkal terkontaminasi oleh logam-logam berat sehingga dapat memperparah gejala. Logam berat dapat merusak sel otak dan menyebabkan kinerja enzim DPP-4 terganggu. Enzim ini berfungsi untuk memecah glutein dan casein, oleh sebab itu bila tubuh terdapat logam berat maka glutein dan casein tidak dapat tercerna dengan baik. Orang tua adalah orang yang terdekat dengan anak autis sehingga lebih mengetahui kondisi anaknya. Kualitas hubungan yang baik antara orang tua dan anak dapat membantu mengatasi perilaku temper tantrum.
Orang tua harus benar-benar menyelami perasaan anak agar dapat mengantisipasi kondisi atau kejadian yang akan memancing timbulnya perilaku temper tantrum. Orang tua juga bisa berkonsultasi dengan para ahli terapi untuk penanganan perilaku temper tantrum yang diperlihatkan anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi perilaku temper tantrum yang terjadi pada anak autisme, antara lain:
1.Ciptakan lingkungan yang jelas dan terstruktur, karena hal tersebut akan membuat anak autis merasa tenang sehingga dapat mengontrol emosinya.
2.Perhatikan diet makanan, hindari pemberian makanan yang mengandung glutein dan casein.
3.Menghindari hal-hal yang membuatnya tidak nyaman
4.Mengajak anak ke tempat yang tenang dan terbebas dari stimulus-stimulus sensori. Hal ini akan membuat anak autis merasa tenang.
5.Orang tua sebaiknya tetap bersikap tenang, sabar dan konsisten jika perilaku ini muncul. Karena jika orang tua ikut-ikutan marah akan semakin memperburuk perilaku temper tantrum.
6.Dengan mempergunakan sistem time-out, yaitu menghilangkan imbalan. Misalnya jika seorang anak menunjukkan perilaku temper tantrum maka anak akan dipindahkan dari tempat tersebut ke suatu tempat yang tidak ada orang, tidak ada mainan sampai anak menghentikan perilaku temper tantrumnya. Setelah itu baru anak diperbolehkan keluar dari tempat tersebut.
7.Orang tua dapat sesekali mengabaikan perilaku temper tantrum untuk mendorong kemajuannya.
Selain mengatasi perilaku temper tantrum yang dilakukan anak, orang tua juga perlu mengajarkan kepada anak untuk memahami dan mengkomunikasikan emosinya dengan benar.

2 komentar:

shaziamumtaaz mengatakan...

Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak (PTTKA) Rumah Sahabat Yogyakarta melayani terapi wicara, sensori integrasi, behavior terapi, Renang& musik untuk anak berkebutuhan khusus, terapi terpadu, home visit terapi & program pendampingan ke sekolah umum. informasi lebih lanjut hubungi 0274 8267882

shaziamumtaaz mengatakan...

Yang Terhormat Bapak & Ibu, kami menginformasikan tertanggal 1 april 2013 Pusat Terapi & Tumbuh Kembang Anak/Pttka Rumah Sahabat menempati kantor baru di Depokan KG II No 226 B Prenggan Kotagede Yogyakarta telpon 0274 8267882 atau Cabang Sleman di Grogol Kalitirto Berbah Sleman telpon 0274 8248999 atau bisa buka di www.pttkarumahsahabat.com