Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:
1.Tahu (Know): Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. Dalam tingkatan ini orang tua akan dikatakan tahu mengenai perilaku temper tantrum apabila mampu menyebutkan bentuk perilaku temper tantrum.
2.Memahami (Comprehension): Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan. Misalnya dapat menjelaskan bagaimana cara menghadapi perilaku temper tantrum.
3.Aplikasi (Aplication): Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya dengan menggunakan metode, prinsip dan rumus dalam konteks atau situasi yang lain. Orang tua yang telah mengetahui hal-hal yang dapat memunculkan perilaku temper tantrum maka akan menghindari stimulus-stimulus tersebut. Misalnya orang tua mengetahui bahwa perubahan jadwal akan menyebabkan anak autis mengamuk, maka sebisa mungkin orang tua akan menciptakan lingkungan yang lebih terstruktur.
4.Analisis (Analysis): Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan mengelompokan. Orang tua dapat membedakan bahwa perilaku temper tantrum pada anak autis berbeda dengan perilaku temper tantrum anak pada umumnya.
5.Sintesis (Synthesis): Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. Orang tua dapat merencanakan tindakan-tindakan yang akan diambil jika perilaku temper tantrum ini muncul.
6.Evaluasi (Evaluation): Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian tehadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya orang tua dapat menilai dirinya sendiri apakah sudah mengetahui dengan pasti segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku temper tantrum.
Minggu, 08 Januari 2012
TEORI PENGETAHUAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar