1.Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi mahasiswa. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu terjadi dalam jangka waktu tertentu (Irwanto, 2002).
Secara umum proses belajar diartikan sebagai suatu proses tingkah laku secara keseluruhan, yaitu terjadinya perubahan aspek-aspek tingkah laku kognitif, konatif, afektif dan motoris secara integrasi. Menurut Usman Effendi (1985) belajar merupakan salah satu bentuk kegiatan individu. Setiap kegiatan itu akan terjadi apabila ada faktor yang mendorong, yaitu motif dan faktor tujuan yang ingin dicapai. Belajar terjadi karena ada kebutuhan dalam diri individu dan tertuju kepada pemenuhan kebutuhan sebagai tujuan. Jadi peroses belajar akan mencapai hasil yang sebaik-baiknya apabila ada dorongan yang besar dan tujuan yang jelas. Hal ini memberikan ketegasan bahwa peranan motivasi dalam proses belajar sangat besar, karena motivasi inilah yang menggerakkan mahasiswa untuk melakukan aktivitas-aktivitas belajar dalam mencapai tujuannya.
Peranan motivasi dalam belajar selanjutnya dijelaskan oleh Thorndike (Wasty Soemanto, 1987) yang terkenal pandangannya tentang belajar sebagai proses Trial-Error. Dikatakan proses belajar dengan teori trial and error itu dimulai dengan adanya beberapa motif yang mendorong aktivitas. Dengan demikian untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar diperlukan motivasi, khususnya belajar.
Drs. Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar, menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Oleh karena itu, perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan jiwa yang mempengaruhi tingkah laku seseorang (Dimyati dan Mudjiono, 2009).
2.Unsur-Unsur Belajar
Menurut Gagne dalam Catharina Tri Ani (2006) unsur-unsur yang saling berkaitan sehingga menghasilkan perubahan perilaku yakni:
a.Pembelajar
Pembelajar dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ pengindraan yang digunakan untuk menangkap rangsangan otak yang digunakan untuk menstransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang kompleks dan syaraf atau otot yang digunakan untuk menampilkan kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari.
b.Rangsangan / Stimulus
Peristiwa yang merangsang penginderaan pembelajar disebut situasi stimulus. Contoh dari stimulus tersebut adalah suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung, dan orang. Agar pembelajar mampu belajar optimal maka harus memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
c.Memori
Memori pembelajar berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar sebelumnya.
d.Respon
Respon merupakan tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada didalam dirinya kemudian memberikan respon terhadap stimulus.
3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Wasty Soemanto (2003) dalam belajar, banyak sekali faktor yang mempengaruhi belajar namun dari sekian banyaknya factor yang mempengaruhi belajar,hanya dapat digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a.Faktor-faktor stimuli belajar
Stimuli belajar adalah segala hal di luar individu yang merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau pembuatan belajar, misalnya panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya bahan pelajaran, berat ringannya tugas suasana lingkungan eksternal.
b.Faktor-faktor metode belajar
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar maka metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar misalnya tentang kegiatan berlatih atau praktek, menghafal atau penginggat, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar.
c.Faktor-faktor individual
Faktor-faktor individual juga sangat besar penggaruhnya terhadap belajar seseorang, misalnya tentang kematangan individu, usia, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, motivasi, kondisi kesehatan.
Menurut Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu :
a.Faktor-faktor Intern
1)Faktor Jasmaniah
a)Faktor Kesehatan
b)Cacat Tubuh
2)Faktor Psikologis
a)Inteligensi
b)Perhatian
c)Minat
d)Bakat
e)Motif
f)Kematangan
g)Kesiapan
3)Faktor Kelelahan
Kelelahan baik secara Jasmani maupun rohani (bersifat psikis)
b.Faktor-faktor Ekstern
1)Faktor Keluarga
a)Cara orang tua mendidik
b)Relasi antar anggota keluarga
c)Suasana rumah
d)Keadaan ekonomi keluarga
e)Pengertian orang tua
f)Latar belakang kebudayaan
2)Faktor Sekolah
a)Metode mengajar
b)Kurikulum
c)Relasi guru dengan siswa
d)Relasi siswa dengan siswa
e)Disiplin sekolah
f)Alat pelajaran
g)Waktu sekolah
h)Standar pelajaran diatas ukuran
i)Keadaan gedung
j)Metode belajar
k)Tugas rumah
3)Faktor Masyarakat
a)Kegiatan siswa dalam masyarakat
b)Mass media
c)Teman bergaul
d)Bentuk kehidupan masyarakat
4.Prinsip-Prinsip Belajar
Thomas Rohwer dan Slavin dalam Catharina Tri Ani (2006) menyajikan beberapa prinsip belajar yang efektif sebagai berikut:
a.Spesifikasi (specification)
Dalam strategi belajar hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik siswa yang menggunakannya. Misalnya belajar sambil menulis ringkasan akan lebih efektif bagi seseorang, namun tidak efektif bagi orang lain.
b.Pembuatan (Generativity)
Dalam strategi belajar yang efektif, memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi yang telah dipelajari dan membuat sesuatu menjadi baru, misalnya membuat diagram yang menghubungkan antar gagasan, menyusun tulisan kedalam bentuk garis besar.
c.Pemantauan yang efektif (effective monitoring)
Pemantauan yang efektif yaitu berarti bahwa siswa mengetahui kapan dan bagaimana cara menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara menyatakannya bahwa strategi yang digunakan itu bermanfaat.
d.Kemujarapan personal (Personal Efficacy)
Siswa harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Dalam hal ini guru dapat membantu siswa dengan cara menyalenggarakan ujian berdasarkan pada materi yang telah dipelajari.
Prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt dalam buku psikologi belajar (Djamarah, 2008) yaitu :
a.Belajar berdasarkan keseluruhan
b.Belajar adalah suatu proses perkembangan
c.Anak didik sebagai organisme keseluruhan
d.Terjadi Transfer
e.Belajar adalah reorganisasi pengalaman
f.Belajar harus dengan insight
g.Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan
h.Belajar berlangsung terus-menerus
Menurut mudjiono dan dimyati (2009) prinsip-prinsip belajar yaitu :
a.Perhatian dan motivasi
b.Keaktifan
c.Keterlibatan langsung / Berpengalaman
d.Pengulangan belajar
e.Tantangan semangat belajar
f.Balikan dan penguatan belajar
g.Perbedaan individual dalam perilaku belajar
Dengan mempelajari uraian-uraian yang terdahulu, maka calon guru / pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, yaitu prinsip belajar yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual, prinsip-prinsip belajar itu, sebagai berikut (Slameto,2010).
a.Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
b.Sesuai hakikat belajar
c.Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
d.Syarat keberhasilan belajar
5.Strategi Belajar Yang Efektif
Slavin dalam Catharina Tri Ani (2006) menyarankan tiga strategi belajar yang dapat digunakan untuk belajar yang efektif, yaitu:
a.Membuat Catatan
Strategi yang paling banyak digunakan pada waktu belajar dari bacaan maupun belajar dari mendengarkan ceramah adalah mencatat. Strategi ini akan menjadi efektif untuk materi belajar tertentu karena mempersyaratkan pengolahan mental untuk memperoleh gagasan utama tentang materi yang telah dipelajari dan pembuatan keputusan tentang gagasan-gagasan apa yang harus ditulis.
b.Belajar kelompok
Belajar kelompok ini memungkinkan siswa membahas materi yang telah dibaca atau didengar dikelas. Belajar kelompok lebih baik dibandingkan belajar sendiri-sendiri karena dalam belajar kelompok posisi penyaji dan pendengar ini dapat dilakukan secara bergantian sehingga seluruh individu dalam kelompok memiliki pemahaman yang sama terhadap materi yang dipelajari.
c.Menggunakan metode PQR4 (Preview, Question, Read, Reflect, Recite dan Review)
Strategi belajar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari. Prosedur yang digunakan dalam metode ini adalah mensurvei atau membaca dengan cepat materi yang dibaca, membuat pertanyaan untuk diri sendiri, membaca materi, memahami dan membuat kebermaknaan informasi yang disajikan, praktek mengingat informasi, bertanya secara aktif atas materi yang telah dipelajari.
Komponen-komponen strategi pembelajaran menurut Sugandi, dkk (2006) adalah sebagai berikut:
1)Urutan kegiatan pembelajaran
2)Metode/Teknik
3)Media Pembelajaran
4)Waktu
6.Hasil Belajar
a.Pengertian Hasil Belajar
Menurut Catharina Tri Anni (2002) Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (H. Nashar, 2004). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam H Nashar, 2004).
Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari proses belajar, maka didapat hasil belajar.
b.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Djamarah (2008) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1)Faktor Intern (yang berasal dari dalam diri orang yang belajar) atau Kondisi Psikologis
a)Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang yang tidak selalu sehat, sakit kepala, demam, pilek batuk dan sebagainya dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik.
b)Intelegensi / kecerdasan dan Bakat
Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja.
c)Minat dan Motivasi
Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat. Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong.
d)Cara belajar / Kemampuan kognitif
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang.
2)Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri orang belajar) atau faktor Lingkungan
a)Keluarga atau lingkungan alami
Lingkungan alami yaitu lingkungan hidup tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha didalamnya. Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian.
b)Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan anak. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah dan sebagainya, semua ini mempengaruhi keberhasilan belajar.
c)Masyarakat atau Lingkungan Sosial Budaya
Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar. Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Keadaan lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan sebagainya semua ini akan mempengaruhi kegairahan belajar.
d)Kondisi Fisiologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Aspek fisiologis ini mempengaruhi pengelolaan kelas. Tinjauan fisiologis adalah kebijakan yang pasti tidak bisa diabaikan dalam penentuan besar kecilnya, tinggi rendahnya kursi dan meja sebagai perangkat tempat duduk anak didik dalam menerima pelajaran dari guru dikelas.
e)Faktor Instrumental
(1)Kurikulum
(2)Program
(3)Sarana dan Fasilitas
(4)Guru
c.Klasifikasi Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom dalam Catharina Tri Ani (2006) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu :
1)Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual seseorang. Hasil belajar kognitif melibatkan siswa kedalam proses berpikir seperti menginggat, memahami, menerapkan, menganalisa sintesis dan evaluasi.
2)Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan yang berkenaan dengan sikap, nilai perasaan dan emosi. Tingkatan-tingkatannya aspek ini dimulai dari yang sederhana sampai kepada tingkatan yang kompleks, yaitu penerimaan, penanggapan penilaian, pengorganisasian, dan karakterisasi nilai.
3)Ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor berkaitan dengan kemampuan yang menyangkut gerakan-gerakan otot. Tingkatan-tingkatan aspek ini, yaitu gerakan refleks keterampilan pada gerak dasar kemampuan perseptual, kemampuan dibidang pisik, gerakan-gerakan skil mulai dari keterampilan sederhana sampai kepada keterampilan yang kompleks dan kemampuan yang berkenaan dengan non discursive komunikasi seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
d.Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan diskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau diskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi. Gagne dan Briggs dalam Nashar mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 5 yaitu:
1)Keterampilan intelektual ( intellectual skills)
Keterampilan intelek merupakan kemampuan yang membuat individu kompeten. Kemampuan ini bertentangan mulai dari kemahiran bahasa sederhana seperti menyusun kalimat sampai pada kemahiran teknis maju, seperti teknologi rekayasa dan kegiatan ilmiah. Keterampilan teknis itu misalnya menemukan kekuatan jembatan atau memprediksi inflasi mata uang.
2)Strategi Kognitif (Cognitive Strateggies)
Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur perilaku belajar, mengingat dan berfikir seseorang. Misalnya, kemampuan mengendalikan perilaku ketika membaca yang dimaksudkan untuk belajar dan metode internal yang digunakan untuk memperoleh inti masalah. Kemampuan yang berada di dalam strategi kognitif ini digunakan oleh pembelajar dalam memecahkan masalah secara kreatif.
3)Informasi verbal (Verbal Information)
Informasi verbal merupakan kemampuan yang diperoleh pembelajar dalam bentuk informasi atau pengetahuan verbal. Pembelajar umumnya telah memiliki memori yang umumnya digunakan dalam bentuk informasi, seperti nama bulan, hari, minggu, bilangan, huruf, kota, negara, dan sebagainya. Informasi verbal yang dipelajari disituasi pembelajaran diharapkan dapat diingat kembali setelah pembelajan menyelesaikan kegiatan pembelajar.
4)Keterampilan motorik (motor Skills)
Keterampilan motorik merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kelenturan syaraf atau otot. Pembelajar naik sepeda, menyetir mobil, menulis halus merupakan beberapa contoh yang menunjukkan keterampilan motorik. Dalam kenyataannya, pendidikan di sekolah lebih banyak menekankan pada fungsi intelektual dan seringkali mengabaikan keterampilan motorik, kecuali untuk sekolah teknik.
5)Sikap (Attitudes)
Sikap merupakan kecenderungan pembelajaran untuk memilih sesuatu. Setiap pembelajar memiliki sikap terhadap berbagai benda, orang dan situasi. Efek sikap ini dapat diamati dari reaksi pembelajar (positif atau negative) terhadap benda, orang, ataupun situasi yang sedang dihadapi.
e.Pengukuran Dan Evaluasi Hasil Belajar
Pengukuran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan setelah dilakukan pengukuran, artinya keputusan (judgement) yang harus ada dalam setiap evaluasi berdasar data yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian siswa. Dari hasil pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan selanjutnya melakukan langkah-langkah guna perbaikan proses belajar mengajar berikutnya.Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1)Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu.
2)Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program pengajaran.
3)Untuk keperluan bimbingan konseling.
4)Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Salah satu tahap kegiatan evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi melalui pengukuran. Menurut Darsono (2000) pengumpulan informasi hasil belajar dapat ditempuh melalui dua cara yaitu:
1)Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran atau semester. Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir tahun. Menurut pola jawabannya tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.
2)Teknik Non Tes
Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan melalui observasi, wawancara dan angket. Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.
f.Fungsi dan Tujuan Evaluasi
Dari pengertian evaluasi hasil belajar di atas maka tujuan utama evaluasi hasil belajar adalah mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran dimana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa huruf, angka atau simbul. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk keperluan:
1)Diagnostik dan Pengembangan
Adalah penggunaan hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan mahasiswa beserta sebab-sebabnya.
2)Untuk Seleksi
Dari hasil kegiatan evaluasi hasil belajar sering kali digunakan sebagai dasar untuk menentukan mahasiswa yang paling cocok untuk jenis pendidikan tertentu.
3)Untuk Kelulusan
Menentukan apakah seorang mahasiswa dapat diluluskan atau tidak, hal ini memerlukan informasi yang mendukung keputusan yang dibuat oleh dosen.
4)Untuk Penempatan
Agar mahasiswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan dan potensi yang mereka miliki, makaperlu difikirkan ketepatan penempatan mahasiswa pada kelompok yang sesuai.
5)Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Sasaran Evaluasi Hasil Belajar mencakup kawasan (domain), pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
6)Evaluasi Pengetahuan
Evaluasi Pengetahuan dimaksud untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah memahami teori-teori yang sudah diberikan pada setiap Mata Kuliah sesuai dengan kurikulum :
a)Pengetahuan/ingatan
b)Pemahaman / pengertian
c)Penerapan/aplikasi
d)Analisis
e)Sintesis
f)Evaluasi
7)Evaluasi Keterampilan
Evaluasi Keterampilan adalah suatu usaha untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah mampu melakukan kompetensi sesuai dengan standar praktek. Evaluasi ini lebih menekankan pada keterampilan mengerjakan atau melakukan suatu perbuatan yang harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah ditentukan. Evaluasi keterampilan ini dilaksanakan dengan menggunakan teknik test maupun non test.
8)Evaluasi Sikap
Penilaian sikap lebih diarahkan kepada sikap yang ditampilkan pada waktu melaksanakan tugas atau kompetensi yang dipersyaratkan. Penilaian sikap yang berkaitan dengan kepribadian dilakukan secara kontinyu, baik di kelas maupun di tempat praktek yang dilakukan dalam rangka pembimbing peserta didik ke arah pembentukan sikap.
Sabtu, 04 Februari 2012
BELAJAR
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar