Sabtu, 04 Februari 2012

BENDUNGAN ASI

1.Pengertian
Bendungan air susu ibu adalah keadaan payudara yang odema, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilat walaupun tidak merah dan bila diperiksa asi tidak keluar, badan bisa demam dalam 24 jam (Retna, 2008).
Bendungan air susu ibu adalah kejadian dimana terjadinya sumbatan duktus yang diperkirakan akibat hambatan aliran air susu karena tekanan internal dan eksternal, misalnya: pembesaran, BH, dan baju yang ketat (Varney, 2007).
Bendungan ASI terjadi pada saat 3-5 hari masa nifas dikarenakan payudara kotor, ASI tidak disusukan dengan adekuat dan kelainan puting susu (Fika, 2010).
2.Gambaran klinis
Selama 24 jam hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteral, payudara sering mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut bendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan limfatik dalam payudara, yang merupakan prekusor regular untuk terjadinya laktasi (Suherni, dkk, 2008).

3.Penyebab Bendungan Air Susu
Penyebab bendungan air susu ibu menurut Retna (2008), ialah:
a.Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah.
b.Produksi ASI berlebihan.
c.Terlambatnya dalam menyusui.
d.Pengeluaran ASI yang jarang.
e.Waktu menyusui yang terbatas
Sedangkan menurut varney (2007), penyebab bendungan air susu ibu adalah:
a.Terjadi pembesaran pada payudara.
b.Pemakaian BH dan baju yang ketat.
4.Tanda dan gejala
a.Menurut Wiknjosastro (2005), ibu dengan bendungan ASI mempunyai tanda dan gejala sebagai berikut:
1)Mammae panas serta keras pada perabaan.
2)Payudara terasa nyeri.
3)Suhu badan tidak naik.
b.Menurut Rulina, dkk (2004) ibu dengan bendungan ASI mempunyai tanda dan gejala sebagai berikut:
1)Terjadi oedema pada payudara dan puting susu kencang dan timbul rasa nyeri dan sakit.
2)Bila diperas atau dihisap tidak keluar.
3)Dapat terjadi demam setelah 24 jam.
5.Penanganan bendungan ASI
a.Menurut Suherni, dkk (2008) pada bayi hidup:
1)Keluarkan ASI secara manual/ASI tetap diberikan pada bayi.
2)Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
3)Kompres dengan kantong es (kalau perlu).
4)Melakukan perawatan Payudara
5)Pemberian analgetik atau kodein 60 mg per oral.
b.Cara untuk penatalaksanaan pada bendungan ASI karena bayi meninggal:
1)Pengosongan isi payudara dengan tangan (memerah).
2)Pengosongan dengan pompa payudara.
3)Pembalutan mamae dengan kapas atau handuk kering
4)Berikan obat estrogen untuk supresi seperti tablet lynoral dan parlodel.
5)Pakai BH yang menyokong
c.Penanganan bendungan air susu ibu dengan bayi hidup menurut Moody (2005), yaitu:
1)Mulai menyusui bayi dari sisi yang tersumbat terlebih dahulu.
2)Menyusui bayi dengan dagunya berada di dekat benjolan, sehingga rahang bawahnya bisa memijat benjolan dengan lebih efektif.
3)Menggunakan gaya tarik bumi untuk membantu aliran susu dengan baringkan bayi terlentang dan biarkan payudara yang mengalami sumbatan menggantung diatasnya.
4)Memijat payudara dengan lembut.
5)Kehangatan bisa membantu aliran susu.
6)Menggunakan sisir bergigi lebar yang dilumas dengan sabun atau minyak bayi dan tekanan yang tegas tapi lembut, usaplah payudara di atas benjolan ke arah puting.
7)Keluarkan sedikit air susu setelah menyusui, jika masih terasa adanya benjolan pada payudara.

Tidak ada komentar: