Jumat, 10 Februari 2012

FAKTOR RESIKO BAHAYA KEHAMILAN

Setiap kehamilan mempunyai faktor yang saling berpengaruh karena mereka saling berkait satu sama lain dan merupakan suatu hubungan sebab akibat. Dalam kehamilan berbagai faktor tersebut yang ada yang menjadi faktor resiko bahaya pada kehamilan sehingga kehamilan tidak berhasil/gagal.
Menurut Indiarti (2006), yang dimaksud kehamilan dengan resiko tinggi yaitu ibu hamil yang mengalami bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan dibandingkan dengan kehamilan normal.
Menurut Solihah (2007), Kelompok yang memiliki faktor resiko tinggi bahaya kehamilan yaitu kelompok terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering hamil dan terlalu banyak anak:
1.Terlalu Tua
Hamil pada usia tua atau >35 th merupakan faktor resiko bahaya dalam kehamilan baik bahaya bagi ibu maupun janin di mana pada usia tersebut keadaan kesehatan dan fungsi alat reproduksinya mengalami penurunan fungsi sehingga kemungkinan kehamilan dan persalinannya mengalami penyulit. Semakin tua pertambahan umur atau lebih dari 40 tahun kemungkinan lebih besar mengalami tekanan darah tinggi, diabetas, atau penyakit kardiovaskuler selama kehamilan. Pada beberapa wanita dengan usia lebih tua, penurunan kesehatan otot dan fleksibilitas tulang sendi yang mempersulit kontraksi sehingga kelahiran rata-rata lebih lama dan sedikit rumit, dengan lebih sering harus di lakukan opersi caesar (SC) dan pertolongan kelahiran lain (ekstraksi vakum) (Murkoff, 2007).
2.Terlalu Muda
Menurut Prawirohardjo (2005), kematian maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 th akan meningkat 2-5 kali lebih tinggi dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun.
Menurut Murkoff (2007), Hamil pada usia muda atau <20 th merupakan faktor resiko bahaya kehamilan bagi ibu maupun janin dimana pada usia tersebut keadaan kesehatan, kementalan fisik dan fungsi alat reproduksi belum matang, belum siap untuk hamil. Menurut Andalas (2006), hamil usia muda belum ada kematangan fisik ibu hamil dan faktor gizi yang kurang, ibu hamil menjadi anemi (kurang kadar hemoglobin) membuat ibu lama melewati proses persalinan, proses persalinan memanjang ini akan berakibat komplikasi pada janin dan ibu. Perempuan yang masih muda biasanya akan mengalami masalah psikologis. Mereka kaget dan belum siap menghadapi perubahan yang terjadi pada dirinya. Ketidaksiapan mental tentu berpengaruh pada kondisi kesehatan diri dan janin yang dikandungnya. Selain itu kandungan biasanya belum siap hamil dan resiko perdarahan cukup tinggi (Solihah, 2007). 3.Terlalu Sering hamil Menurut Prawirohardjo (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal, paritas >3 mempunyai angka kematian lebih tinggi . Resiko pada paritas dapat ditangani dengan asuhan obstetrik yang lebih baik sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat di cegah/dikurangi dengan keluarga berencana (KB).
Menurut Notoatmodjo (2003), Kehamilan yang sering atau tingkat paritas tinggi menyebabkan tingkat kesehatan juga rendah, kecenderunganya ibu yang berparitas rendah kesehatannya lebih baik. terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit- penyakit tertentu seperti asma bronchiale, ulkus peptikum dan penyakit – penyakit sebagainya.
Jarak ideal kehamilan satu dengan kehamilan berikutnya adalah tiga tahun. Kurun waktu ini sangat baik untuk memberi kesempatan rahim memulihkan keadaan seperti semula (Solihah, 2007).
4.Terlalu banyak anak
Ibu telah melahirkan banyak anak membuat rahimnya sudah sangat elastis dan membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37 dan seterusnya posisi sungsang dan sudah sulit untuk berubah, bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul sehingga persalinan mengalami kesulitan (operasi SC) dan selanjutnya kemungkinan ibu mengalami leher rahim lemah ini di sebabkan oleh goresan parah atau luka parah pada leher rahim akibat satu atau lebih kelahiran sebelumnya. Jika persalinan yang lalu mengalami kelainan atau dengan operasi kemungkinan mengalami peningkatan resiko kerusakan uterus oleh kontraksi kelahiran.Dan persalinann-persalinan yang mendatang kemungkinan bisa terjadi dengan operasi (Murkoff, 2007).

3 komentar:

Anonim mengatakan...

maaf numpang tanya, buku murkoff judulY apa y?terima kasih

Anwar Anggit Ryanto mengatakan...

MAAF,MAU TANYA REFERENSI JUDUL BUKUNYA APA YA?INI PENTING,MAKASIH

Anwar Anggit Ryanto mengatakan...

maaf,mohon referensi judul bukunya,,karena ini penting,,terima kasih